5 Fakta Paling Menarik Liga 1 Sepanjang 2017

Frengky AruanFrengky Aruan - Sabtu, 30 Desember 2017
5 Fakta Paling Menarik Liga 1 Sepanjang 2017
Logo Liga 1. (PT Liga Indonesia Baru)

BolaSkor.com - Penyelenggaraan kompetisi kasta tertinggi dengan nama baru yakni Liga 1 untuk musim 2017 telah rampung digelar 12 November 2017. Liga 1 merupakan wajah baru kompetisi tanah air.

Operatornya pun anyar. Liga 1 diselenggarakan PT Liga Indonesia Baru selaku pengganti PT Liga Indonesia yang sebelumnya memutar kompetisi tertinggi bernama Liga Super Indonesia.

Liga 1 2017 mulai bergulir 15 April 2017. Penyelenggaraannya diawali dengan terbitnya regulasi, yang didalamnya terdapat sejumlah terobosan.

Terobosan dibuat diantaranya untuk mendorong industri sepak bola Indonesia sekaligus menopang Timnas Indonesia. Munculnya terobosan memicu terjadinya pro dan kontra.

Dengan penambahan seperti masuknya wasit asing, Liga 1 tak sepenuhnya berjalan mulus. Hingga berakhir dengan keluarnya Bhayangkara FC sebagai juara termasuk tutup buku, drama, kontroversi, duka, kejutan, hingga ketidakpuasan klub mengiringi.

BolaSkor.com mencoba merangkum hal menarik dan mendapat sorotan, bahkan jauh setelah Liga 1 2017 berakhir atau hingga akhir tahun.

1. Terobosan Marquee Player dan Pemain U-23

Marquee Player Persib Bandung, Michael Essien. (Bola.net)

Marquee Player, kewajiban mendaftarkan lima pemain U-23, termasuk pembatasan pemain di atas 35 tahun hanya dua merupakan hal baru dan diatur dalam Bab V Regulasi Liga 1 2017. Dalam Bab V dijelaskan pula bahwa setiap klub boleh mendaftarkan sekurang-kurangnya 18 pemain dan sebanyak-banyaknya 30 pemain, empat diantaranya pemain asing, di mana dua bebas, satu dari negara anggota AFC, dan satu lagi berstatus marquee player.

Pemain berstatus marquee player harus pernah mencicipi tiga putaran Piala Dunia terakhir, masing-masing pada 2006, 2010, dan 2014. Juga pernah bermain di Liga Inggris, Spanyol, Jerman, Italia, Belanda, Prancis, Turki, dan Portugal dalam kurun waktu 8 tahun. Regulasi ini menimbulkan pro dan kontra terkait manfaat untuk sepak bola Indonesia. Sebagian klub memanfaatkannya untuk menambah tenaga asing.

Regulasi terkait marquee player ini juga yang membuat sepak bola Indonesia kembali mendunia. Ini mengingat beberapa nama top akhirnya merapat seperti Michael Essien dan Carlton Cole (Persib Bandung), Peter Odemwingie (Madura United), Mohammed Sissoko (Mitra Kukar), Didier Zokora (Semen Padang). Masuknya Juan Pino, Shane Smeltz, Jose Coelho, Willem Jan Pluim, Elio Martins, Paulo Sergio, juga turut bikin kompetisi Tanah Air dibahas di negaranya atau negeri yang sempat disambangi untuk berkarier.

Tak semua pemain berlabel marquee player sukses. Pemain seperti Didier Zokora, Carlton Cole, bahkan didepak jauh sebelum kompetisi berakhir. Kekurangan sepak bola Indonesia dari segi infrastruktur juga akhirnya mencuat dari para marquee player.

Sementara kewajiban lima pemain U-23 merupakan buah keinginan PSSI untuk memunculkan pemain untuk Timnas Indonesia, terutama Timnas Indonesia U-23. Bersama PT LIB, PSSI akhirnya menabrak kebiasaan dalam law of the game.

Setiap tim diharuskan menurunkan tiga pemain U-23 dalam satu babak. Hasil pembicaraan membuat pergantian pemain diubah dari tiga ke lima pemain dan PSSI sampai melaporkan ke FIFA.

Sayang PSSI dan PT LIB tidak konsisten menjalankan regulasi pemain U-23 yang mendapat sorotan tajam. Kewajiban klub memainkan tiga pemain U-23 yang sempat ditangguhkan 3 Juli sampai 30 Agustus karena Timnas Indonesia U-23 sudah terbentuk dan tampil di SEA Games 2017, akhirnya dihapus.

Regulasi tersebut tak berlaku lagi hingga Liga 1 2017 berakhir sehingga klub bebas menurunkan pemain. Ketidakkonsistenan PSSI dan PT LIB kembali disorot.

2. Choirul Huda, Tutup Usia sebagai One Man One Club

Choirul Huda. (Goal.com)

Liga 1 2017 sempat diliputi duka. Kiper Persela Lamongan, Choirul Huda meninggal dunia setelah mengalami insiden di lapangan saat Persela Lamongan menjamu Semen Padang di Stadion Surajaya, Lamongan, 15 Oktober 2017.

Choirul Huda jatuh kesakitan setelah bertabrakan dengan rekan setim. Sempat memegang bagian pernafasan, Choirul Huda kolaps di lapangan.

Kiper berstatus one man one club itu sempat mendapat penanganan medis sebelum dilarikan ke rumah sakit. Ia tak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia kemudian.

Tak hanya Persela, La Mania, seluruh klub tanah air, pemain, dan suporter berduka. Kiper Barcelona Andre Ter Stegen dan Arsenal, Petr Cech sampai ikut menyampaikan belasungkawa dan kesedihan.

3. Bhayangkara FC, Juara dengan Perdebatan

Bhayangkara FC juara Liga 1 . (PT LIB)

Gelar juara Liga 1 2017 akhirnya diperoleh Bhayangkara FC setelah mengumpulkan 68 poin. Jumlah poin sama dengan Bali United, namun The Guardian unggul head to head.

Titel kampiun diperoleh klub milik Kepolisian Republik Indonesia ini diwarnai polemik. Diawali dengan pertemuan dengan Mitra Kukar di pekan ke-32 atau pada 3 November, yang berakhir dengan skor 1-1.

Berpatokan hasil itu, Bhayangkara hanya mendapat satu poin. Tapi Bhayangkara FC akhirnya menerima tiga poin karena diputuskan menang 3-0 mengingat Mitra Kukar dinyatakan memainkan Mohammed Sissoko, yang dalam status dilarang.

Bhayangkara FC mendapat tiga poin lagi setelah mengalahkan Madura United, 8 November 2017 atau sebelum dikalahkan Persija 1-2 di laga terakhir. Sementara itu kemenangan 1-0 Bali United atas tuan rumah PSM Makassar serta 3-0 atas Persegres Gresik United menjadi terasa sia-sia.

Bhayangkara FC mengangkat piala usai laga melawan Persija. Bali United yang merasa sebenarnya juara tetap berpesta di kandang dengan tajuk Real Champions.

4. Sylvano Comvalius, Pendatang Baru di Liga 1 yang Mengejutkan

Aksi Sylvano Comvalius bersama Bali United FC. (PT LIB)

Liga 1 2017 menjadi kompetisi yang membuat Sylvano Comvalius memecahkan rekor yang sudah bertahan selama 22 tahun. Itu setelah striker Bali United itu total mencetak 37 gol dari 34 kali penampilan.

Jumlah golnya lebih banyak tiga dari yang pernah dibuat Peri Sandria ketika memperkuat Bandung Raya pada musim 1994-1995. Torehan itu juga membuat striker 30 tahun menjadi top skor.

Dengan pencapaiannya itu, striker asal Belanda yang akhirnya memilih hengkang untuk gabung ke klub Thailand Suphanburi FC juga mendapat trofi Best XI Liga 1 2017 bersama 10 nama lain, yakni Andritany Ardhiyasa, Hamka Hamzah, William Pacheco, Rezaldi Hehanusa, Gavin Kwan Adsit, Bayu Pradana, Willem Jan Pluim, Paulo Sergio, Septian David Maulana, dan Irfan Bachdim.

5. Hak Klub Tertunggak

Laga Liga 1 2017 antara Persija Jakarta Vs Bhayangkara FC. (PT LIB)

Hak klub yang ditunggak oleh PT LIB makin menegaskan bahwa penyelenggaraan Liga 1 2017 jauh dari sempurna. Hingga akhir tahun klub belum menerima sisa subsidi, yang berkisar 2,7 sampai 3 miliar rupiah. Ini pula yang menjadi faktor penyebab gaji pemain di beberapa klub belum terselesaikan.

PT LIB telah ditegaskan oleh Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, akan menyelesaikan tunggakan setidaknya sampai Januari 2017. Sisa tunggakan kabarnya akan dituntaskan dengan tiga tahapan, masing-masing pada 29 Desember, awal Januari 2018, dan akhir Januari 2018.

PT Liga Indonesia Baru PSSI Choirul Huda Sylvano Comvalius
Ditulis Oleh

Frengky Aruan

Posts

15.464

Bagikan