Persib Bandung di Liga 1: Kutukan dan Tak Bisa Lupakan Euforia Kejayaan

Tengku SufiyantoTengku Sufiyanto - Jumat, 20 Oktober 2017
Persib Bandung di Liga 1: Kutukan dan Tak Bisa Lupakan Euforia Kejayaan
Skuat Persib Bandung di Liga 1. (Sumber: PT Liga Indonesia Baru)

Persib Bandung dikenal sebagai salah satu klub sepak bola profesional di Indonesia yang memiliki sejarah panjang. Persib pada awal sejarahnya lahir dari klub Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond (BIVB), yang berdiri di tahun 1923. BIVB adalah cikal bakal Persib nantinya.

BIVB adalah perkumpulan sepak bola yang lahir dari pergerakan kaum pribumi melawan dominasi klub Belanda bernama Bandoengsche Voetbal Bond (BVB). BVB sendiri berdiri pada tahun 1914.

Dahulu, BIVB maupun BVB memiliki klub anggota yang bernaung di bawahnya. Para klub anggota tersebut berkompetisi, dan pemain berbakatnya memperkuat tim naungannya tersebut. Hal ini sama seperti sistem kompetisi Perserikatan nantinya.

BIVB sendiri dipimpin oleh Mr. Syamsudin. Kemudian wewenangnya diserahkan ke putra pejuang wanita Republik Indonesia, Dewi Sartika, R. Atot. Sebab, Syamsudin menuntut ilmu di Rechts Hooge School (RHS) Batavia.

Dalam perkembangannya, BIVB bersama delapan klub lainnya yang lahir dari pergerakan kaum pribumi, mendirikan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) pada tanggal 19 April 1930 di Yogyakarta. Delapan klub yang dimaksud adalah Voetbalbond Indonesische Jacatra (Persija Jakarta, Sjamsoedin), Persatuan Sepakraga Mataram (PSIM Yogyakarta, Daslam Hadiwasito, A.Hamid, M. Amir Notopratomo), Vorstenlandsche Voetbal Bond (Persis Solo, Soekarno), Madioensche Voetbal Bond (PSM Madiun, Kartodarmoedjo), Indonesische Voetbal Bond Magelang (PPSM Magelang, E.A Mangindaan), dan Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond (Persebaya Surabaya, Pamoedji).

Setelah itu, BIVB menghilang seiring dominasi klub Belanda di Kota Bandung. Namun, tidak berselang lama, lahir dua klub yang memiliki visi sama, yakni National Voetbal Bond (NVB) dan Persatuan Sepakbola Bandung (PSIB). Keduanya melakukan fusi dan lahirlah perkumpulan Persib pada tanggal 14 Maret 1933.

Tim Maung Bandung sendiri mengikuti kompetisi Perserikatan pertama tahun 1933. Sayang, Persib hanya berhasil menjadi runner-up, usai dikalahkan VIJ (Persija Jakarta) ketika itu. Skor pertandingan ketika itu tidak diketahui secara persis.

Lalu Persib kembali menjadi runner-up pada tahun 1934 dan 1936. Tim Pangeran Biru baru berhasil menjadi juara pada tahun 1937 usai mengalahkan Persis Solo dengan skor 2-1 di Lapangan Sriwedari, Mei 1937.

Kemudian, Persib baru bisa menjadi juara Perserikatan pada tahun 1939, 1961, 1986, 1989-1990, dan 1993-1994. Setelah itu, Tim Maung Bandung melalui sejumlah pemain bintangnya seperti Robby Darwis hingga Djajang Nurdjaman, berhasil mendominasi sistem kompetisi kasta tertinggi sepak bola Tanah Air yang dilebur menjadi satu, yakni Galatama dan Perserikatan (Liga Indonesia). Persib menjadi juara Liga Indonesia I pada tahun 1994.

Kutukan Persib di Satu Wilayah

Nasib nahas kemudian menghinggapi klub kebanggaan masyarakat Jawa Barat tersebut. Persib tidak pernah juara di Liga Indonesia.

Setelah sistem kompetisi diubah menjadi Indonesia Super League (ISL), kutukan Persib berlanjut. Persib tidak pernah menjadi juara saat kompetisi ISL menggunakan format satu wilayah.

Data dari RSSSF Indonesia, Persib hanya menempati posisi ketiga klasemen akhir ISL 2008/2009. Selanjutnya, tim Maung Bandung menduduki posisi akhir keempat di ISL musim berikutnya.

Persib lebih merana di ISL 2011, usai menduduki posisi ketujuh klasemen akhir. Tim Pangeran Biru hanya finish di urutan kedelapan ISL musim berikutnya. Setelah itu, Persib menduduki tempat keempat klasemen akhir ISL 2013.

Persib akhirnya merasakan gelar juara kompetisi kasta tertinggi sepak bola Tanah Air pada pagelaran ISL 2014, usai mengalahkan Persipura Jayapura melalui adu tendangan penalti dengan skor 5-4. Gelar juara itu diraih usai ISL menggunakan format dua wilayah.

Kutukan satu wilayah tak pernah juara bagi Persib akan kembali berlanjut di Liga 1. Tim Maung Bandung kini menduduki posisi ke-11 hingga pekan ke-30 dengan raihan 38 poin dari 29 laga. Hasil delapan kemenangan, 14 kali imbang, dan tujuh kekalahan.

Tak Bisa Lupakan Euforia ISL 2014 dan Piala Presiden 2015

Apa yang terjadi dengan Persib di Liga 1, ditenggarai komposisi skuat yang sudah kadaluarsa. Tim Maung Bandung seperti tidak bisa melupakan skuat dan permainan yang membawa kejayaan menjadi juara ISL 2014 dan turnamen Piala Presiden 2015.

Komposisi skuat Persib masih dihuni muka-muka alumni ISL 2014 dan Piala Presiden 2015, seperti Atep, Hariono, I Made Wirawan, Supardi Nasir, Dedi Kusnandar, Tony Sucipto, Achmad Jufriyanto, dan Vladimir Vujovic. Hanya Febri Hariyadi, Gian Zola, dan Billy Keraf yang merupakan pemain muda dengan memberikan gairah warna baru di permainan Persib

Sedangkan Raphael Maitimo, Shohei Matsunaga, Kim Jeffrey Kurniawan, dan Wildansyah adalah muka-muka lama di kancah sepak bola Indonesia. Namun, mereka belum bisa memberikan kontribusi yang sangat maksimal. Begitupun pemain asing layaknya Michael Essien dan Ezechiel N'Douassel.

Dari segi analisa permainan, Persib membutuhkan sosok layaknya Makan Konate. Seorang gelandang serang yang memiliki visi permainan modern. Pengatur serangan yang terkadang menjadi pemecah kebuntuan.

Kutukan bisa dikatakan hanya sebuah kebetulan. Namun, komposisi pemain dan permainan adalah kepastian. Artinya, Persib harus segera berbenah untuk menghadapi Liga 1 musim berikutnya dan yang akan datang. Hal itu wajib dilakukan untuk mengembalikan kejayaan Sang Pangeran Biru.

Liga 1 Persib Bandung
Ditulis Oleh

Tengku Sufiyanto

Pencinta sepak bola Indonesia.
Posts

15.017

Bagikan