PSSI Adopsi Cara Juara Piala Dunia 2014 Terkait Pembinaan Usia Muda
Tengku Sufiyanto - Sabtu, 06 Januari 2018
BolaSkor.com - Federasi Sepak Bola Indonesia, PSSI, terus merancang pembinaan usai muda dengan konsep Filosofi Sepak Bola Indonesia (Filanesia), guna mewujudkan mimpi untuk berlaga sekaligus jadi tuan rumah Piala Dunia 2034 mendatang.
Di mana, master plan Indonesia untuk bisa tampil di Piala Dunia 2034 adalah mengikuti Olimpiade 2024, sebagai ajang tolak ukur kekuatan Timnas Indonesia.
Salah satu cara untuk mendukung progam tersebut adalah dengan input bank data pemain berbakat Indonesia. Cara ini dipakai Jerman yang sukses membangun sepak bolanya hingga menjadi juara Piala Dunia 2014.
"Saya sebagai sekjen akan menjadi administrator yang akan melakukan full riset yang nanti langsung dilaporkan kepada FIFA," ucap Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Ratu Tisha.
"Database nanti akan ada seperti pernah injury di mana, pernah berlaku fair play atau tidak, memiliki track record karakter yang baik kah. Sekarang lah kita membutuhkan itu, seperti Jerman mempersiapkan tim yang ada sekarang sejak 30 tahun yang lalu."
Indra Sjafri yang sudah lengser dari jabatan pelatih Timnas U-19 akan dipercaya dalam menghimpun data para pesepak bola berbakat Indonesia.
"Posisi Indra Sjafri nanti ada di panel tersebut, karena nanti kita butuh 100 Indra Sjafri lainnya. Karena kita tahu bahwa kita punya goal di 2024, Olimpiade. Kita masih butuh telaah, mungkin akan dibahas di kesekjenan setelah kongres," kata Ratu Tisha.
"Pendeknya, dalam satu tahun ini akan membantu di area riset. Karena target kita dalam satu tahun ini butuh di area dalam menjaring pemain kelahiran 2005, 2006, 2007. Menjaring itu bukan dalam artian nanti orangnya diambil dan dibentuk, tidak seperti itu. Tapi nanti kami punya database yang kuat, yang jelas, yang dapat memonitor perkembangan pemain dari tahun ke tahunnya."
"Kita perlu punya data itu sekarang, supaya nanti di tahun 2024, siapa pun coach-nya, ketika ingin membentuk tim untuk Olimpiade dia akan punya runutan data dari seluruh anak-anak kita."
