BolaSkor.com - Kinerja Erik ten Hag sebagai manajer Manchester United mulai dipertanyakan. Setidaknya ada tiga alasan bagi Setan Merah untuk mendepak pelatih asal Belanda itu.
Manchester United kembali meraih hasil negatif. Menjamu Brighton di Old Trafford, The Red Devils justru dipermalukan dengan skor 1-3.
Hasil minor itu membuat posisi Erik ten Hag mulai goyah. Bahkan, ketika melakukan pergantian Rasmus Hojlund dengan Anthony Martial, tidak sedikit penonton yang menentang keputusan itu.
Walhasil, manajemen Manchester United harus mulai mengevaluasi kinerja Erik ten Hag selama ini. Setidaknya ada tiga alasan bagi Man United untuk memecat pelatih berkepala plontos tersebut.
Baca Juga:
Manchester United Berubah, tapi Kemenangan dan Trofi Tetap yang Paling Penting
Buat Geram Skuad Manchester United, Jadon Sancho Hapus Tweet

Hasil Belum Memuaskan
Alasan pertama tentu saja adalah hasil. Erik ten Hag belum mendapatkan apa yang diharapkan pada awal kedatangannya.
Pada musim debutnya, Erik ten Hag memang membawa Manchester United berjaya di Piala Liga Inggris. Namun, prestasi itu dianggap bukanlah sesuatu yang bergengsi.
Penilaian sesungguhnya adalah apa yang dicapai Manchester United di Premier League. The Red Devils hanya menduduki posisi ketiga usai kalah saing dengan Machester City dan Arsenal.
Bahkan, jika menilik perolehan poin musim lalu, jarak antara Man United dengan Arsenal cukup jauh. Kedua tim terpaut sembilan angka.
Sementara itu, hasil awal musim ini sangat mengecewakan. Dari lima laga, Man United sudah tiga kali menelan kekalahan. Hasil tersebut membuat langkah The Red Devils semakin berat untuk menembus papan atas.
Belanja Maksimal, Hasil Minimal

Alasan berikutnya ada kaitannya dengan yang pertama. Erik ten Hag gagal membawa Manchester United meraih hasil maksimal, meskipun manajemen telah menuruti permintaanya di jendela transfer.
Sejak bergabung dengan Manchester United, Erik ten Hag telah mendapatkan pemain-pemain yang diinginkan. Sejauh ini, Man United mengeluarkan sekitar 449,35 juta pounds untuk membeli amunisi anyar.
Antony, Lisandro Martinez, Tyrell Malacia, Mason Mount, Rasmus Hojlund, Andre Onana, dan Sofyan Amrabat adalah sejumlah pemain yang bergabung atas keinginan pelatih 53 tahun tersebut. Namun, Man United masih tetap saja menjadi tim yang angin-anginan.
Masalah di Luar Lapangan

Pelatih yang bagus tidak hanya jago dalam meramu strategi. Namun, ia juga bisa membangun hubungan yang baik dengan para pemain.
Hal itu tidak terlihat pada Erik ten Hag. Sebab, setidaknya ada dua pemain penting Man United yang terlibat perselisihan dengan sang manajer.
Pertama adalah Cristiano Ronaldo. Masalah terjadi setelah Ten Hag jarang memainkan Ronaldo sebagai starter. Akhirnya, sang megabintang angkat kaki dengan status bebas transfer.
Kali ini, Ten Hag sedang bersitegang dengan Jadon Sancho. Sang pemain menganggap Erik ten Hag berbohong.
Dalam menghadapi masalah itu, Ten Hag memilih mengambil keputusan tegas. Ia tidak segan memberikan hukuman jika ada yang berani menentangnya.
Meskipun maksudnya baik, tetapi keputusan Ten Hag itu bisa berdampak negatif bagi tim secara keseluruhan. Keharmonisan akan terganggu. Pendekatan secara personal adalah satu di antara jalan keluar lainnya.