3 Perubahan Barcelona Sejak Kalah 1-3 dari Madrid di Clasico

Arief HadiArief Hadi - Sabtu, 10 April 2021
3 Perubahan Barcelona Sejak Kalah 1-3 dari Madrid di Clasico
Barcelona (Twitter)

BolaSkor.com - El Clasico akan dihelat di pekan 30 La Liga antara Real Madrid melawan Barcelona, Minggu (11/04) pukul 02.00 dini hari WIB di Estadio Alfredo Di Stefano. Blaugrana ada dalam kondisi yang berbeda.

Momentum Barca sedang bagus karena tak pernah kalah sejak Februari melawan PSG (Paris Saint-Germain). Ronald Koeman kini memahami timnya lebih baik setelah menjelani setengah musim debutnya sebagai pelatih Barcelona.

Seperti diketahui Barcelona menelan kekalahan telak 1-3 di Camp Nou pada Oktober lalu melawan Real Madrid. Itu 'membuka mata' Barcelona khususnya di tengah problematika kabar hengkang Lionel Messi dan pemilihan presiden baru.

Baca Juga:

Prediksi Real Madrid Vs Barcelona: El Clasico Sarat Makna

5 Pemain Terbaik yang Pernah Tampil di El Clasico

10 Momen Bersejarah dalam Perjalanan Panjang El Clasico

Setengah tahun berlalu (enam bulan) dan Barcelona sudah bertransformasi, tak lagi menjadi tim yang kalah 1-3 di Camp Nou. Ronald Koeman berpengaruh besar mengubahnya dan kedatangan Joan Laporta sebagai presiden meningkatkan moral bermain tim.

Berikut BolaSkor.com merangkum dari berbagai sumber tiga perubahan Barcelona sejak terakhir bertemu dengan Real Madrid pada Oktober 2020:

1. Perubahan Taktik

Ronald Koeman

Sempat menggunakan taktik klasik 4-3-3 Barcelona, Ronald Koeman mengubahnya kala menang 2-0 atas Sevilla Februari lalu. Perubahan itu mengubah taktik Barcelona menjadi 3-4-4, 3-5-2, dengan varian seperti 3-4-2-1.

Koeman tahu timnya tak memiliki striker pendulang gol selepas kepergian Luis Suarez. Ia memaksimalkan penyerang-penyerang lincah seperti Antoine Griezmann, Ousmane Dembele, dan Lionel Messi dalam taktik itu.

Selain itu Frenkie de Jong yang notabene gelandang ditempatkannya sebagai satu dari tiga bek. Itu bukan posisi terbaiknya namun De Jong bermain seperti Libero dengan visi dan operan bolanya. Tentu saja jika Gerard Pique sudah pulih De Jong akan bermain di posisi aslinya.

Taktik itu memberikan keseimbangan yang bagus kala bertahan dan berbahaya ketika membangun serangan, khususnya di area sayap bermain. Namun Barca juga harus waspada karena tak punya gelandang tengah petarung perebut bola.

2. Kebangkitan Pemain-pemain Senior

Barcelona

Performa pemain-pemain veteran Barcelona sempat dipertanyakan hingga loyalitas mereka diragukan atas performa inkonsisten tim. Mereka yang berstatus veteran seperti Pique, Jordi Alba, Marc-Andre ter Stegen, hingga Lionel Messi.

Perlahan tapi pasti mereka memperlihatkan anggapan itu salah. Messi khususnya dalam 20 laga terakhir memberikan 19 gol dan delapan assists. Mood Messi membaik sejak Joan Laporta menjadi presiden Barcelona.

Bangkitnya performa Messi sudah cukup mewakilkan Barcelona sebab Messi adalah 'nyawa' Barcelona.

3. Suntikan Enerji dari Pemain-pemain Muda

Pedri

Salah satu efek positif minimnya belanja pemain di bursa transfer adalah kans pemain-pemain muda bermain lebih banyak. Itu dimaksimalkan betul oleh Koeman yang memainkan Sergino Dest, Oscar Mingueza, Ronald Araujo, Trincao, Riqui Puig, Ilaix Moriba, dan Pedri.

Nama yang disebut terakhir adalah pemimpin generasi muda Barcelona untuk masa depan. Sejak datang dari Las Palmas Pedri kariernya meroket hingga dipanggil masuk timnas Spanyol. Dia acapkali dibandingkan dengan legenda klub Andres Iniesta.

Tidak semuanya produk akademi La Masia, tetapi kombinasi alumni La Masia seperti Puig, Ansu Fati, Mingueza, Moriba, dengan Pedri, Trincao bisa menjamin masa depan Barcelona terjaga. Kombinasi muda-senior itu jadi salah satu faktor kebangkitan Barcelona.

Breaking News Barcelona FC Barcelona Real Madrid El clasico Trivia Sepak Bola Ronald Koeman Lionel Messi
Ditulis Oleh

Arief Hadi

Posts

12.162

Bagikan