5 Hal Menarik Mengenai Jorg Schmadtke yang Esentrik, Calon Direktur Olahraga Baru Liverpool

Arief HadiArief Hadi - Rabu, 10 Mei 2023
5 Hal Menarik Mengenai Jorg Schmadtke yang Esentrik, Calon Direktur Olahraga Baru Liverpool
Jorg Schmadtke (Twitter)

BolaSkor.com - 12 bulan setelah bekerja sebagai Direktur Olahraga Liverpool, Julian Ward, pergi dan klub saat ini sudah menemukan penggantinya. Dikabarkan pakar transfer sepak bola Eropa, Fabrizio Romano, sosok itu bernama Jorg Schmadtke.

"Liverpool saat ini semakin dekat menunjuk Jorg Schmadtke sebagai Direktur Olahraga baru. Kesepakatan segera terjadi - dia telah menerima perannya," papar Romano.

"Mantan Direktur Wolfsburg akan bekerja pada proyek atau rekrutan baru bersama dengan Jurgen Klopp, yang akan tetap krusial dalam strategi transfer."

Baca juga:

Hasil Pertandingan: Manchester United Tumbang, Napoli Juara Serie A 2022-2023

Alasan Kekalahan Manchester United di Markas Brighton: Banyak Buang Peluang

Persaingan Zona Liga Champions Makin Ketat, Manchester United Diminta Waspadai Liverpool

Jorg Schmadtke (59 tahun) nama yang masih asing bagi fans Liverpool khususnya bagi pecinta sepak bola Eropa. Maklum saja, Schmadtke, pada peran Direktur Olahraga, tidak sepopuler Monchi, Luis Campos, Leonardo, Fabio Paratici, atau Txiki Begiristain.

Akan tapi ada alasan mengapa Liverpool, dalam hal ini Jurgen Klopp, memilih Schmadtke untuk jadi Direktur Olahraga baru Liverpool. BolaSkor telah merangkum sejumlah catatan menarik mengenai pria berpaspor Jerman tersebut. Berikut lima hal menarik mengenainya:

1. Sempat Diyakini Pensiun

Pada Januari lalu Schmadtke diyakini pensiun usai meninggalkan pekerjannya di Wolfsburg. Apalagi ia dengan yakin berkata sudah lama berkecimpung dalam pekerjaannya dan sudah saatnya membuka lembaran baru.

Schmadtke juga berkata ada hal lain yang ingin dilakukannya karena pekerjaannya itu 'mengorbankan' hidupnya bersama istri dan keluarganya.

Kinerjanya selama di Jerman cukup dikenal hingga Klopp pernah menuturkan hasrat bekerja dengannya, setelah Schmadtke diyakini pensiun.

"Saya ingin bekerja dengannya, saya yakin itu akan bekerja dengan baik," ucap Klopp kepada Wolfsburgen Allgemeine Zeitung.

"Dia karakter top, seseorang yang tidak pernah berubah dalam 38 tahun dan tetap menjadi dirinya. Dia akan dirindukan di sepak bola."

2. Karier sebagai Pemain

Schmadtke hanya berhasil masuk ke dalam permainan setelah pertama kali mencoba mendapatkan gelar teknik mesin dan satu dalam administrasi bisnis, namun dia tidak menyelesaikan keduanya. Schamdtke pun banting setir menjadi pemain sepak bola.

Dia jadi kiper untuk Fortuna Dusseldorf pada 1985 dan 1993 sebelum bermain untuk Freiburg dan Bayer Leverkusen. Dusseldorf merupakan kampung halaman Schmadtke dan di sana ia tampil 244 kali.

"Saya berusia 19 tahun dan bermimpi menjadikannya sebagai pemain profesional," kenang Klopp dalam wawancara yang sama dengan Wolfsburger Allgemeine Zeitung. "Saya pergi ke uji coba di Fortuna di mana Jorg berada di gawang dan nama yang sangat besar di sana."

"Saya memberikan segalanya dan berlari seperti setan tapi apa yang bisa saya katakan? Saya benar-benar gagal. Saya kira Schmadtke ingat itu. Dia tidak pernah memberi saya tawaran (untuk melatih) di salah satu klubnya."

"Dia pasti berpikir: jika Klopp tidak bisa bermain sepak bola, dia juga tidak bisa menjadi pelatih yang bagus."

Ketika Klopp pernah menjadi bek di Mainz, baik ia dan Schmadtke pensiun sebagai pemain pada 2001. Kala bermain untuk Freiburg dan Fortuna, Schmadtke melatih tim muda mereka dan setelah pensiun ia jadi pelatih dalam waktu singkat di Borussia Monchengladbach dan Fortuna.

3. Sukses di Balik Layar

Langkah pertama Schmadtke sebagai Direktur Olahraga dimulai di Alemannia Aachen. Klub nyaris terpaksa menyewa sosok yang tidak berpengalaman karena hutang sebesar 4 juta euro, dan setelah mengiklankan lowongan tersebut di Kicker, Schmadtke melakukan presentasi yang meyakinkan dengan menggunakan PowerPoint.

Bersama manajer klub Jorg Berger, Schmadtke perlahan membangun klub yang sempat dikejutkan dengan meninggalnya pelatih Werner Fuchs pada 1999.

Pada 2004, tim 2. Bundesliga mencapai final DFB Pokal dan meski kalah dari Werder Bremen di final, tim lolos ke UEFA Cup (Liga Europa) karena Bremen ke Liga Champions.

Sempat jadi pelatih caretaker pada 2007, saat klub bermain di Buundesliga, Schmadtke memutuskan tak memperpanjang kontrak pada 2008 dan dilepas di hari berikutnya.

Pada 2009 ia menghabiskan empat tahun di Hannover 96 sebelum berkarier di FC Koln, waktunya di kedua peran itu ditandai dengan pencapaian yang melewati ekspektasi atau target.

Lalu pada 2017 Schmadtke gabung Wolfsburg dan meneruskan pekerjaannya dalam merekrut pemain hingga Liverpool tertarik kepadanya.

4. Punya Karakter

Schmadtke juga sosok yang esentrik karena ia selalu memiliki cerita dalam perjalanannya di level klub, baik itu di Aachen, Hannover, hingga Cologne. Khususnya Schmadtke juga acapkali bersitegang dengan para petinggi klub.

Karena alasan itulah Schmadtke tidak mendapatkan pekerjaan berprofil tinggi di Jerman, dan oleh karenanya dalam dunia sepak bola peran dan kehadirannya tidak begitu dikenal. Karakternya memang berbeda.

Sebagai contoh ketika Julian Nagelsmann melatih Hoffenheim dan bermain di laga melawan Cologne pada musim 2015-2016, kala laga diwarnai gol penyama kedudukan yang kontroversial.

Schmadtke meletakkan permen karet dari mulut ke tangannya dan melempar ke arah Nagelsmann. Lemparannya tidak kena namun itu menjadi sorotan dan manajemen klub meminta maaf kepada tim lawan atas perlakuan tersebut.

Belum selesai sampai di situ, Schmadtke juga pernah bersitegang dengan pelatih Hannover, Mirko Slomka, dan juga Peter Stoger di Cologne sebelum ia pergi.

Namun, tidak semua memiliki rekor buruk dengan Schmadtke seperti salah satunya dituturkan oleh Niko Kovac, eks pelatih Bayern Munchen.

"Saya bermain dengannya di Leverkusen bersama. Kami adalah rekan satu tim dan bekerja bersama selama setengah tahun di Wolfsburg. Dia pria yang baik, pria yang cerdas, pria yang lucu."

"Dia memiliki (selera) humor yang bagus, kadang-kadang seseorang mungkin tidak selalu mengerti persis humornya, tetapi saya memahaminya dengan sangat baik."

5. Kesamaan dengan Jurgen Klopp

Persamaan dengan Klopp selain dari karakter ada pada kesukaan mereka kepada punck rock. Ya, menurut jurnalis Bundesliga, kedekatan keduanya bukan karena gaya sepak bola gegenpressing melakukan schunkelpunk.

Klopp dan Schmadtke bersahabat dengan Die Toten Hosen, band punk rock asal Jerman dari Dusseldorf yang merupakan fans sejati Fortuna. Klopp punya ikatan kuat dengan band tersebut, bahkan mengundang penyanyinya Campino ketika Liverpool juara Liga Champions pada 2019.

Schamadtke, pada wawancara di tahun 2012 bersama Bild, menuturkan bahwa ia sering bertemu dengan Die Toten Hosen di bar dan meminum bir bersama, menekankan bahwa hubungan mereka bukan fans melainkan teman.

Trivia Sepak Bola Liverpool Sosok
Ditulis Oleh

Arief Hadi

Posts

12.135

Bagikan