5 Klub Liga 2 2020 yang Punya Sejarah Panjang di Sepak Bola Indonesia

Hadi FebriansyahHadi Febriansyah - Sabtu, 03 Oktober 2020
5 Klub Liga 2 2020 yang Punya Sejarah Panjang di Sepak Bola Indonesia
Persib Bandung berhadapan dengan Semen Padang. (BolaSkor.com/Gigi Gaga)

BolaSkor.com - PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) menunda lanjutan Liga 1 dan Liga 2 2020. Hal ini dikarenakan pihak Kepolisian Repubik Indonesia (Polri) tidak memberikan izin keramaian. Pasalnya, penyebaran Virus Corona (COVID-19) masih masif di Indonesia.

Padahal, gelaran lanjutan Liga 2 2020 diprediksi akan menarik. Bagaimana tidak, banyak tim-tim yang sudah mempersiapkan skuatnya untuk bisa memperebutkan dua tiket promosi ke Liga 1.

Namun, hanya segelintir klub Liga 2 2020 yang memiliki sejarah panjang dalam dunia persepak bolaan Indonesia. Siapa saja mereka? Berikut rangkumannya yang telah disusun oleh BolaSkor.com:

Baca Juga:

Perserang Sebut Bangkrut Usai Rugi Rp700 Juta Akibat Penundaan Kompetisi

Mental Pemain dan Finansial Badak Lampung FC Terganggu Usai Penundaan Kompetisi

1. PSMS Medan

PSMS Medan tak bisa disebut sebagai tim kemarin sore, karena sudah terbentuk sejak lama. PSMS dirikan pada tanggal 21 April 1950. Meski demikian, sejak tahun 1930 telah berdiri klub Medansche Voetbal Club (MSV) yang diyakini merupakan embrio PSMS.

Sejak dahulu kota Medan dikenal dunia karena perkebunan tembakau Delinya. Tak heran bahwasannya logo PSMS berupa "Daun" dan "Bunga Tembakau Deli".

PSMS dikenal dengan tipe permainan khas rap-rap, yakni sepak bola yang berkarakter keras, cepat dan ngotot, namun tetap bermain bersih menjunjung sportivitas. Inilah yang kerap ditunjukkan oleh tim berjuluk "Ayam Kinantan" ini.

PSMS Medan. (Istimewa)

Kiprah PSMS sudah dimulai sejak era Perserikatan. PSMS berhasil menjadi juara tahun 1967, 1971, 1975 (Juara Bersama Persija), 1983, dan 1985. Para era Liga Indonesia, prestasi terbaik PSMS pada tahun 2007 saat menjadi runner-up, usai kalah dari Sriwijaya FC di laga final.

Setelah itu, PSMS terpuruk pada era Indonesia Super League (ISL) hingga terdegradasi pada 2008, sebelum akhirnya promosi kembali dua tahun berikutnya. PSMS juga terkena imbas dualisme kompetisi pada musim 2011/2012.

PSMS akhirnya mampu promosi ke Liga 1 usai jadi runner-up Liga 2 2017. Hanya semusim, PSMS kembali terdegradasi ke Liga 2 pada tahun 2018.

2. Sriwijaya FC

Sriwijaya FC lahir dari rahim Persijatim Jakarta Timur yang didirikan pada tahun 1976. Karena alasan finansial, klub ini sempat pindah ke Solo hingga menjadi Persijatim Solo FC pada tahun 2002 hingga 2004.

Setelah itu klub ini dibeli oleh pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan diganti namanya menjadi Sriwijaya FC. Sriwijaya FC langsung melejit dan mengungguli klub-klub elite Pulau Jawa.

Sriwijaya FC (Istimewa)

Sejak 2004 terlahir, nyaris seluruh event berhasil dijuarai Laskar Wong Kito. Sebut saja seperti juara Liga Indonesia 2007, Indonesia Super League (ISL) 2012, Piala Indonesia musim 2008, 2009, dan 2010, Inter Island Cup 2010 dan 2012, juara Comunity Shield 2010, juara turnamen Gubernur Sumatera Selatan 2014, dan juara Piala Gubenur Kalimantan Timur (Kaltim) 2018.

Namun, penampilannya pada Liga 1 2018 tidak sebanding dengan nama besar tim. Alhasil pada tahun tersebut, meski dilatih oleh pelatih hebat sekalas Rahmad Darmawan, Sriwijaya FC turun kasta ke Liga 2.

3. Semen Padang

Semen Padang adalah klub sepak bola profesional pertama di Padang yang bermarkas di Stadion Agus Salim. Klub sepak bola pertama di kota itu adalah PSP Padang, yang berakar dari Sport Vereniging Minang (SVM), sebuah organisasi olahraga yang menaungi tim sepak bola pribumi Ilans Padang Electa.

Persatuan Sepak Bola (PS) Semen Padang didirikan pada tanggal 30 November 1980. Dari awal berdirinya, Semen Padang didukung dan dikendalikan oleh PT Semen Padang, sebuah perusahaan berstatus Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang industri semen.

Latar belakang korporatnya membuat Semen Padang berbeda dengan PSP, yang dikendalikan langsung oleh Pemerintah Kota Padang yang bermain di Perserikatan. Pada musim pertamanya, Semen Padang bermain di Divisi I Galatama yang merupakan tingkat kedua dari struktur liga tersebut.

Semen Padang. (Istimewa)

Hanya butuh dua musim bagi klub ini untuk promosi ke Divisi Utama Galatama. Pada musim perdananya di tingkat tertinggi, Semen Padang hanya dapat sampai pada putaran grup di Wilayah Barat.

Semen Padang lebih banyak menghabiskan petualangannya di Galatama pada papan tengah. Berturut-turut, Semen Padak duduk di peringkat enam pada musim 1984, 1985, dan 1986-1987 sebelum terjun ke peringkat delapan pada 1987-1988.

Pada 1993-1994, dengan format Divisi Utama yang baru dan terakhir sebelum penyatuan dengan Perserikatan, Semen Padang nyaris lolos ke semifinal sebagai peringkat ketiga Wilayah Barat di bawah Medan Jaya dan Pelita Jaya.

Satu-satunya kesuksesan Semen Padang pada era Galatama adalah menjuarai Piala Galatama pada tahun 1992 setelah mengalahkan Arema Malang di final, berkat gol semata wayang Delfi Adri. Berkat kemenangan ini, Semen Padang berhak untuk mewakili Indonesia di Piala Winners Asia 1993-1994.

Pada era Liga Indonesia, Semen Padang konsisten tidak tedegradasi sampai era Indonesia Super League (ISL). Setelah itu, Semen Padang hanya mampu menjadi juara Indonesia Premier League (IPL) tahun 2012, saat dualisme kompetisi.

Tim Kabau Sirah akhirnya mampu berlaga di Liga 1 2019 setelah promosi sebagai runner-up Liga 2 2018. Sayang hanya semusim, Semen Padang kembali terdegradasi ke Liga 2.

Trivia Sepak Bola Liga 2 Semen padang PSMS Medan Persis Solo Psim yogyakarta Sriwijaya fc Breaking News
Posts

4.871

Bagikan