5 Liga yang Menarik Dicoba di Football Manager 2020
Yusuf Abdillah - Jumat, 10 April 2020
BolaSkor.com - Pada saat vakum kompetisi sepak bola dan mulai bosan berada #dirumahaja, permainan (games) interaktif bisa menjadi pilihan. Salah satunya yang belakangan semakin banyak dimainkan adalah Football Manager 2020.
Bagi penggila sepak bola, permainan ini tentu sudah tidak asing lagi. Namun bagi yang baru mencoba, tidak sedikit yang merasa terintimidasi oleh kerumitan manajemen mikro yang dibutuhkan untuk membawa klub melesat ke atas.
Karena itulah, untuk mudahnya memainkan klub mapan di liga besar disebut sebagai pilihan yang paling aman. Namun, tentu saja berbeda bagi yang senang dengan tantangan. Rasanya akan lebih puas jika bisa menjadi manajer sukses di klub semenjana di liga minor.
Baca Juga:
FIFA 20 dan PES 20 Jadi Pengusir Kerinduan Pemain akan Sepak Bola
Manchester United Bisa Manfaatkan Situasi Virus Corona untuk Rekrut Pemain Anyar
Berikut lima Liga yang menarik dicoba di Football Manager 2020:
1. MLS
Meski di Amerika Serikat, MLS memang belum setenar atau semegah NBA atau NFL. Namun ada kesamaan yang menarik dari kompetisi di Paman Sam. Kesamaan yang membuat MLS menarik dan berbeda dengan kompetisi liga lain di dunia. Yaitu adanya draft.
Meskipun pilihan yang didapat pada MLSSuperDraft kemungkinan besar akan lama berada di tim cadangan. Tapi menghabiskan waktu berjam-jam untuk mencari bek kiri mana yang akan dipilih akan sangat menarik.
Aspek lain yang menarik dari manajemen klub MLS adalah adanya batas gaji alias salary cap dan batas pemain asing. Pembatasan ini membuat klub MLS hampir tidak mungkin bersaing dengan klub-klub besar Meksiko di Liga Champions CONCACAF. Tapi bayangkan bagaimana puasnya jika dengan segala pembatasan, klub yang kita mainkan bisa berhasil.
2. K-League
Ada yang menarik dari liga di Korea Selatan ini. Di K-League kiper asing tidak diperbolehkan.
Aturan itu tentu saja bukan satu-satunya yang harus diikuti saat memanajeri klub K-League. Sebagai manajer juga acap dibuat stres jika ada pemain yang harus absen lama karena meski mengikuti wajib militer.
Ya, siapapun pemain Korsel yang berusia di bawah 30 tahun suatu saat akan dipanggil wajib militer.
Untungnya, pemain tersebut tidak sepenuhnya menghilang. Mereka akan dipinjamkan selama dua tahun ke tim militer atau polisi. Bahkan mereka bisa meraih gelar dalam proses tersebut.
3. South African Premiership
Jika ingin merasakan bagaimana menjadi manajer di Benua Afrika, Premiership di Afrika Selatan bisa menjadi pilihan. Lagipula Premiership adalah satu-satunya liga di Benua Afrika yang bisa dimainkan.
Memainkan klub di Premieship memiliki tingkat kesulitan tinggi. Pasalnya selain adanya aturan pembatasan pemain asing, juga hampir mustahil bisa mendapatkan pemain yang diinginkan karena reputasi liga.
Namun, bukankah makin tinggi tingkat kesulitan kian besar tantangannya. Bayangkan jika bisa sukses menjadi klub yang mendominasi.
4. Indian National Football League
Perlu diketahui, India merupakan negara yang memiliki dua liga sepak bola, Indian Super League (ISL) dan I-League. Yang bisa dimainkan di Football Manager 2020 adalah I-League.
Serupa dengan liga non-Eropa kebanyakan, di I-League juga ada pembatasan pemain asing. Menyulitkan memang, namun beberapa klub memiliki anggaran besar. Dengan anggaran itu klub bisa menjadi penantang kuat di kompetisi Liga Champions Asia dalam rentang beberapa tahun.
Jika menyukai tantangan, klub yang menarik dimainkan adalah Indian Arrows, tim yang dibentuk oleh Federasi Sepak Bola India untuk mematangkan talenta muda mereka. Semua pemain di klub ini berusia di bawah 19 tahun.
5. Primera Division Uruguay
Saat bermain Football Manager, rasanya jarang memikirkan klub asal Uruguay, kecuali untuk memburu wonderkid, bukan untuk memainkannya. Artinya akan sangat menarik jika mencobanya.
Satu hal yang bisa menjadi motivasi untuk memainkan klub Primera Division. Belum pernah ada klub asal Uruguay yang memenangi Copa Libertadores sejak 1988. Catatan buruk bagi negara pertama yang manjadi juara Piala Dunia.
Saatnya untuk mengembalikan Uruguay ke masa kejayaan dengan melibas klub-klub asal Brasil dan Argentina.
