5 Partai Klasik Arema Era 1980 Sampai 2000-an

Frengky AruanFrengky Aruan - Rabu, 29 April 2020
5 Partai Klasik Arema Era 1980 Sampai 2000-an
Skuat Arema 2003. (Istimewa)

BolaSkor.com - Sejak berdiri pada 11 Agustus 1987 silam, sudah banyak cerita-cerita unik dan seru yang pernah diukir Arema. Tim Singo Edan melalui perjalanan dengan cerita berbeda di setiap tahun kompetisi.

Namun, ada segelintir cerita seru dari ratusan bahkan ribuan pertandingan yang dijalani Arema. Berikut ini Bolaskor merangkum 5 partai Klasik tim yang dahulu bernama Armada 86 itu pada periode 1980 hingga 2000, sejak klub berjuang di kompetisi Galatama hingga era Liga Indonesia.

1. Pusri Palembang vs Arema Malang 1-5

Pertandingan ke-10 pada kompetisi Galatama tahun 1987 ini bisa dibilang paling memorable. Musim itu sendiri menjadi kiprah pertama Arema pada kompetisi semi profesional tanah air, sebagai saingan level dari perserikatan.

Kemenangan di Stadion Plaju Palembang, Sumatera Selatan, 16 Desember 1987 akan diingat sepanjang masa. Mengingat kemenangan dengan skor 5-1 itu menjadi tiga angka perdana Arema dari partai tandang, setelah dua kali menahan imbang Makassar Utama 1-1 dan Lampung Putra 0-0.

Melansir laman Vamos Arema, lima gol Effendi Azis menit ke-1 dan 87, aksi Panus Korwa (25, 66), serta Dominggus Nowenik (89), hanya dibalas satu gol oleh Agus Purnomo (83).

Tiga angka itu juga sebagai penanda Arema mentas dari juru kunci klasemen, hingga finis di peringkat 6 klasemen Galatama dengan 40 poin. Partisipasi yang tidak terlalu buruk bagi tim pendatang baru Galatama seperti Arema.

Niac Mitra Surabaya saat itu keluar sebagai juara kompetisi dengan 61 poin, disusul Pelita Jaya (57), Arseto Solo (48), Krama Yudha Tiga Berlian (41) dan Makassar Utama (41) pada posisi 5 besar.

Baca Juga:

Nostalgia - Kemenangan Perdana Timnas Indonesia di Piala Asia

5 Fakta dan Rekor Arema Saat Juara ISL 2010

2. Arema Malang vs Mitra Surabaya 1-0

Skuat Arema Galatama 1992/1993. (Vamos Arema)

Kemenangan tipis atas Mitra Surabaya di Stadion Gajayana pada 21 Agustus 1993, akan selalu dikenang publik sepak bola di Malang Raya. Partai itu menjadi penentuan juara kompetisi Galatama, yang dimenangkan tim Singo Edan.

Melansir dari Vamos Arema, penentuan juara bagi Aji Santoso dkk sebenarnya tercipta satu bulan sebelumnya. Yaitu saat PKT Bontang yang menjadi pesaing utama Arema dalam persidangan juara, kalah 0-1 dari Barito Putera pada 29 Juli 1993.

Sehingga, menjamu Mitra Surabaya menjadi partai spesial dengan keberadaan trofi juara. Pertandingan yang dihadiri puluhan ribu penonton sore itu dihadiri para petinggi seperti Menpora Haryono Isman, serta Ketua Umum PSSI, Azwar Anas untuk menyerahkan trofi.

Tim asuhan Gusnul Yakin yang menggantikan posisi M.Basri, memimpin 5 besar klasemen akhir Galatama dengan 45 poin. PKT Bontang tepat berada di bawahnya dengan 41 poin, diikuti Barito Putera (40), Asyabaab Salim Group (38) dan Gelora Dewata Bali (38).

Gelar juara itu pun semakin lengkap setelah striker andalannya, Singgih Pitono menyabet gelar individu. Sosok yang kini menjadi Asisten Mario Gomez dalam staf kepelatihan Arema FC itu menjadi top skorer Galatama 1992/1993 dengan 16 gol, melanjutkan predikat serupa ada musim 1991/1992 dengan 21 gol.

3. Arema Malang vs Pelita Solo 0-3

Sampai kini, sebagian Aremania masih meyakini bahwa partai ketiga Babak 8 Besar Grup Barat itu berjalan di luar sewajarnya. Isu suap kemudian menggelinding, setelah tim Singo Edan diterpa krisis finansial sepanjang perjalanan pada Liga Indonesia musim 2000 tersebut.

Melansir Vamos Arema, Gol bunuh diri Sunardi C ke gawang Agung Prasetyo, menjadi awal dari skandal tersembunyi itu. Dua gol Pelita Jaya lainnya membuat Arema kalah 0-3 dalam pertandingan di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta, 13 Juli 2000.

Padahal, Arema tampil heroik pada dua pertandingan awal. Striker asal Chile, Pacho Rubio menjadi pahlawan Arema saat mengalahkan Persija Jakarta 2-1 (09/07) dan mengimbangi Persikota Tangerang 1-1 (11/07).

Kekalahan telak itu membuat Arema gagal melaju ke semifinal untuk membuka kans merebut trofi juara. Sementara PSM Makassar menjadi juara kompetisi setelah mengalahkan PKT Bontang pada partai final di Jakarta, 23 Juli 2000.

Lolosnya Arema ke babak 8 besar tak lepas status peringkat dua Wilayah Timur. Tim yang diperkuat Charis Yulianto, Joko Susilo maupun Rodrigo Araya waktu itu finis sebagai runner-up dengan 47 poin di bawah PSM Makassar (56) dan unggul atas PKT Bontang serta Pelita Solo (45).

4. Arema Malang vs Persik Kediri 2-2

Keberadaan Iwan Budianto sebagai Manajer tim beserta sejumlah pemain Arema di kubu Persik, membuat kedatangan mereka sangat ditunggu publik sepak bola di Malang Raya. Kesempatan itu terwujud, pada pekan ke-8 Liga Bank Mandiri di Stadion Gajayana, 13 Juli 2003.

Puluhan ribu Aremania berjubel di seluruh sudut tribun, hingga meluber ke tepi lapangan. Keberadaan mereka jelas, yaitu untuk mendukung Arema membalas dendam atas Kekalahan telak 0-4 yang diwarnai kerusuhan suporter pada putaran pertama di Kediri.

Namun, Aremania justru dikejutkan saat pertandingan baru berjalan 22 detik, saat Musikan membobol gawang Ansar Abdullah. Striker asli Kediri itu semakin membuat suporter Arema kesal, melalui gol keduanya pada menit 11.

Aji Santoso dkk yang pantang malu di hadapan suporternya, bermain penuh determinasi usai turun minum. Tim asuhan Gusnul Yakin kemudian memaksakan hasil imbang atas dua gol balasan Simamo Armand Basile menit 50 dan 78 dari kaki Charles Is Horick.

Satu angka dengan susah payah itu seolah menggambarkan perjuangan Arema pada musim 2003. Jerih payah pemain berujung duka setelah Arema harus terdegradasi ke Divisi satu setelah finis di peringkat 17 dengan 44 poin, sementara Persik Kediri menyabet trofi juara dengan 67 poin di puncak klasemen.

Baca Juga:

5 Pemain Lokal Terbaik Persib Sepanjang Sejarah

5 Pemain Asing Terbaik PSIS Semarang Sepanjang Sejarah

5. Arema vs PSDS Deli Serdang 1-0

Arema FC di partai final Divisi I. (Arema Channel)

Gol Marthen Tao ke gawang PSDS Deli Serdang pada masa perpanjangan waktu, langsung disambut suka cita oleh anggota tim beserta Aremania yang hadir pada final Liga Indonesia Divisi Satu di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta, 11 Oktober 2004.

Tim Traktor Kuning waktu itu memiliki deretan nama terbaik pada posisinya. Keberadaan Ansyari Lubis, Tommy Pranata hingga Putut Waringin Jati, membuat partai final itu berjalan alot dan mendebarkan.

Namun, gol pada menit 119 itu memastikan tim Singo Edan menjadi juara pada kompetisi kasta kedua nasional. Trofi itu sekaligus melengkapi kebahagiaan Stenly Mamuaya dkk, yang sudah memastikan diri kembali ke Divisi Utama setelah hancur lebur di musim 2003.

Sebelumnya, tim besutan Benny Dolo tampil cemerlang pada anak penyisihan grup. Arema memuncaki klasemen akhir Wilayah Timur dengan 51 poin dan berhak lolos ke babak 6 besar bersama Persegi Gianyar (38) dan Persibom Bolaang Mongondow (35).

Arema pun menyikat perlawanan Persema Malang 4-1 dan Persibom 3-0 pada babak 6 besar Grup B di Stadion Lebak Bulus Jakarta. Status sebagai juara grup memastikan Arema meraih tiket promosi ke Divisi Utama sekaligus bertemu PSDS Deli Serdang, yang finis sebagai juara grup A. (Laporan Kontributor Kristian Joan/Malang)

Arema FC Liga 1 Liga indonesia Breaking News Trivia Sepak Bola
Ditulis Oleh

Frengky Aruan

Posts

15.464

Bagikan