6 Momen Terbaik Arsene Wenger di Arsenal

Arief HadiArief Hadi - Sabtu, 21 April 2018
6 Momen Terbaik Arsene Wenger di Arsenal
Arsene Wenger kala meraih Double Winners (Getty Images)

BolaSkor.com - Musim depan Arsenal akan membuka lembaran baru tanpa Arsene Wenger. Kepastian itu didapat setelah sang profesor mengutarakan kemantapan hatinya untuk mengundurkan diri jabatannya sebagai manajer The Gunners. Setelah 22 tahun lamanya melatih Arsenal, Wenger, 68 tahun, akan pergi di akhir musim 2017/18.

Arsenal saat ini tidak bisa disebut berada di performa terbaik. Mereka justru tengah mengalami kemunduran setelah finis di luar zona Liga Champions musim lalu, bahkan, hal tersebut berpotensi besar terjadi musim ini. Kendati demikian, keterpurukan Meriam London dalam beberapa tahun belakangan ini tidak dapat menghilangkan warisan Wenger selama dua dekade lebih.

Laiknya kehidupan pada umumnya, Wenger juga pernah mengalami momen naik-turun bersama Arsenal. Kali ini, kami akan mengenang kembali momen-momen terbaiknya bersama klub yang bermarkas di London Utara itu. Apa saja?

1. The Invincibles

Sampai saat ini, rekor The Invincibles Arsenal masih jadi kebanggaan Wenger dan bertahan hingga era modern. Belum ada satupun klub Premier League yang mampu mencatatkannya. Arsenal tidak pernah tersentuh kekalahan di Premier League musim 2003/04 hingga akhirnya sukses menjuarainya.

Arsenal memenangi 26 laga dan imbang 12 kali, kebobolan hanya 26 gol dari total 38 pertandingan. Tim yang terakhir sukses mencatatkan status unbeaten sepanjang musim adalah Preston North End pada musim 1888-89.

Dalam skuat The Invincibles Arsenal kala itu, bercokol nama-nama top seperti Jens Lehmann, Ashley Cole, Sol Campbell, Patrick Vieira, Robert Pires, Dennis Bergkamp, dan Thierry Henry. Wenger menerapkan taktik 4-4-2 yang memberikan keseimbangan ketika menyerang, bertahan, dan melakukan serangan balik. Taktik klasik itu diterapkan secara fleksibel ketika membangun serangan dan juga transisi dari bertahan ke serangan balik. Kala itu, Henry mencetak total 30 gol.

Arsenal benar-benar bermain kesetanan kala itu. Mungkin, jika dihadapkan dengan skuat Manchester City saat ini di era Pep Guardiola, Arsenal bukan hanya bisa mengimbanginya, tapi juga mengalahkan The Citizens.

2. Merekrut King Henry

Jika saat ini Mohamed Salah disebut rekrutan terbaik sepanjang masa Liverpool pada era Jurgen Klopp. Maka di masa lalu Wenger juga pernah melakukannya ketika memboyong Thierry Henry dari Juventus di tahun 1999 seharga 11,5 juta paun. Henry datang sebagai pengganti Nicolas Anelka yang hengkang ke Real Madrid, dengan mahar yang diperkirakan mencapai angka 23 juta paun.

Selama dua periode bermain untuk Arsenal, pada medio 1999-2007 dan tahun 2912, Henry mencetak total 228 gol dan sukses meraih dua titel Premier League serta dua trofi Piala FA. Henry juga sukses meraih tujuh penghargaan prestisius. Ia salah satu saksi hidup pergantian markas Arsenal dari Highbury ke Emirates Stadium.

Sampai saat ini, Henry masih jadi idola bagi fans Arsenal dengan menyandang julukan "King Henry". Dia penyerang jenius dengan kemampuan alamiah saat mendribel bola. Tidak hanya diberkahi insting gol, Henry juga dapat membuka ruang bagi rekan setimnya. Henry tengah menekuni profesi sebagai asisten pelatih Roberto Martinez di Timnas Belgia.

3. Double Winners 1997/98

Semusim setelah Wenger datang dari klub Jepang, Nagoya Grampus Eight, ia langsung memecahkan rekor sebagai manajer asing pertama yang meraih double winners di Inggris dengan menjuarai Premier League dan Piala FA. Perjalanan Arsenal di musim 1997/98 juga berjalan dramatis.

Arsenal mengejar ketertinggalan 13 poin dengan tim rival, Manchester United, dan menjadi juara di Premier League. Sejak Boxing Day atau menjelang akhir Desember, Arsenal meraih 15 kemenangan dan imbang tiga kali dalam 18 laga. Dikapteni Tony Adams, Arsenal sukses menjadi juara.

Pun demikian di final Piala FA melawan Newcastle United. Arsenal menang meyakinkan dengan skor 2-0 di Wembley melalui gol Marc Overmars dan Anelka.

4. Double Winners Kedua yang Diraih di Old Trafford

Berganti era dan skuat, Arsenal mengakhiri tiga musim beruntun tanpa raihan trofi melalui double winners kedua klub pada musim 2001/02. Cara yang mereka raih pun sama, melawan Man United-nya Sir Alex Ferguson yang juga tengah berjaya di Inggris. Bedanya, ada kepuasaan tersendiri untuk fans dan pemain Arsenal di musim 2001/02.

Bagaimana tidak, Arsenal memastikan titel Premier League melalui kemenangan 1-0 atas Man United di Old Trafford via gol Sylvain Wiltord yang merobek gawang kompatriotnya, Fabien Barthez. Arsenal meraih double winners setelah beberapa hari sebelumnya, mengalahkan Chelsea di final Piala FA yang berlangsung di Cardiff, melalui gol dari Ray Parlour dan Freddie Ljungberg.

5. Final Liga Champions 2005/06

Musim 2005/06 di Liga Champions akan dikenang baik oleh fans Arsenal. Mereka melalui perjalanan sebagai pemuncak klasemen grup B yang berisikan Ajax Amsterdam, FC Thun, dan Sparta Prague. Lalu, di fase gugur, Arsenal sukses menyingkirkan tim-tim kuat seperti Real Madrid, Juventus, dan Villarreal.

Skuat Arsenal berada dalam kondisi prima dan usia-usia matang, emas pesepakbola Eropa. Sayang, di laga final Arsenal kalah secara dramatis oleh Barcelona dengan skor 2-1. Kendati sempat unggul 1-0 via gol Sol Campbell, Barca mampu memanfaatkan keunggulan pemain pasca Jens Lehmann diusir wasit, dengan dua gol yang dicetak Samuel Eto'o dan Juliano Belletti.

6. Tujuh Titel Piala FA

Pasca menjuarai Piala FA setahun setelah musim The Invicibles, Arsenal tak lagi meraihnya sampai akhir penantian itu berakhir di musim 2013/14. Tidak disangka, titel Piala FA itu menjadi raihan trofi ketiga yang diraih dalam lima tahun terakhir ini.

Terakhir, Wenger memenanginya di musim 2016/17 dengan mengalahkan Chelsea di final yang berlangsung di Wembley. Wenger dinobatkan sebagai manajer tersukses melalui raihan total tujuh titel Piala FA. Sementara Arsenal, menjadi tim terbanyak yang sudah memenanginya sebanyak 13 kali.

Arsenal Thierry Henry Arsene Wenger
Ditulis Oleh

Arief Hadi

Posts

12.168

Bagikan