Analisis Tottenham 3-1 Chelsea: Kunci Kemenangan dengan Mematikan Pergerakan Jorginho

Arief HadiArief Hadi - Senin, 26 November 2018
Analisis Tottenham 3-1 Chelsea: Kunci Kemenangan dengan Mematikan Pergerakan Jorginho
Jorginho (Foto: Standard Sport)

BolaSkor.com – Selalu ada yang pertama untuk segalanya. Chelsea merasakan kekalahan pertama musim ini di seluruh kompetisi kala takluk 1-3 dari rival sekota, Tottenham Hotspur, di pekan 13 Premier League yang berlangsung di Wembley, Minggu (25/11).

Tiga gol Tottenham dicetak oleh Dele Alli, Harry Kane, dan Son Heung-min, yang diperkecil gol Olivier Giroud di penghujung laga. Berkat tambahan tiga poin Tottenham naik ke peringkat tiga dengan raihan 30 poin, sementara Chelsea turun ke peringkat empat dengan perolehan 28 poin.

“Kami harus mencoba melakukan sesuatu, karena kinerja defensif hari ini adalah bencana. Tidak hanya garis pertahanan, fase bertahan, pemain ofensif yang ditekan sangat buruk. Gelandang tidak bertahan dengan baik, dan garis pertahanan sebagai konsekuensinya adalah bencana,” cetus Sarri.

“Kami terkejut karena hari ini mereka bermain dengan 4-3-1-2. Tapi setelah lima menit situasinya sangat jelas. Dalam 25 atau 30 menit pertama, kami memiliki banyak masalah membuat bola keluar dari setengah area kami. Dari segi serangan balik, Tottenham adalah tim paling efisien di Eropa.”

Sebuah peribahasa mengatakan, mundur selangkah untuk maju satu, dua, tiga langkah. Kekalahan itu barangkali bagus bagi Sarri untuk memahami kekurangan dan kelemahan yang ada pada timnya, sebab Tottenham, di balik kemenangan mereka, memberikan pelajaran berharga untuk mantan pegawai bank itu.

Terlepas dari pengusaan bola dominan Chelsea sebanyak 61 berbanding 39 persen Tottenham, Chelsea memiliki titik lemah dari sisi ketergantungan kepada Jorginho. Metronom lini tengah The Blues selalu dijaga oleh satu-dua pemain Tottenham agar tidak leluasa mengembangkan permainannya.

Jorginho juga manusia biasa yang bisa melakukan kesalahan. Tekanan (pressing) tinggi dari pemain Tottenham acapkali memaksanya salah mengoper bola dan menjadi awal mula serangan balik Tottenham.

Kala situasi itu terjadi, N’Golo Kante, Mateo Kovacic, dan Jorginho sudah tertinggal satu-dua langkah dari pemain Tottenham yang sudah berada di sepertiga pertahanan Chelsea.

Everton sedianya sudah memperlihatkan titik lemah Chelsea itu pada 11 November lalu. Mereka sukses menahan imbang Chelsea di Stamford Bridge tanpa gol karena mampu meminimalisir pergerakan pemain berusia 26 tahun itu.

Ditambah fakta, bahwa Sarri sudah terkenal sejak masa kepelatihannya di Napoli sebagai pelatih yang jarang merotasi pemainnya, Jorginho yang selalu bermain reguler di Chelsea terlihat kelelahan.

Son bisa dengan mudah melewatinya ketika melakukan sprint, mendribel bola melewati David Luiz dan mencetak gol ketiga Tottenham.

Jorginho bisa menjadi kunci permainan gemilang Chelsea sepanjang musim ini karena peran sentralnya di lini tengah. Dia adalah penghubung permainan dari lini belakang ke depan dan memiliki visi bermain dengan operan yang akurat.

Ketika pemain berdarah Brasil-Italia itu tidak leluasa memainkan permainannya itu, maka permainan Chelsea juga ‘mati’. Jorginho hanya melepaskan 52 percobaan operan dan 43 di antaranya sukses mencapai rekan setimnya, dengan tingkat akurasi terendah mencapai 82,69 persen.

Catatan itu jadi statistik terendah Jorginho di satu pertandingan. Alli menjadi ‘sambungan tangan’ Mauricio Pochettino dengan instruksi khususnya menjaga Jorginho. Hasilnya pun terlihat jelas dari perbandingan statistik keduanya.

Dele Alli: 82 menit bermain, satu gol dan satu assist, 84 persen operan ofensif, tiga kali melepaskan tendangan, enam kali merebut penguasaan bola, dua operan kunci, 13 kali melakukan sprint.

Jorginho: 90 menit bermain, tanpa gol dan assist, 55 persen operan ofensif, tanpa tendangan, lima kali merebut penguasaan bola, satu kartu kuning, dan enam kali melakukan sprint.

“Mereka (Chelsea) punya manajer baru, mereka sampai saat ini telah tampil sangat baik, dan dia (Jorginho) bagian besar darinya dengan mengawali permainan dari belakang dan menguasai penguasaan bola,” ucap Alli soal Chelsea dan Jorginho.

“Dia jelas sekali pemain yang sangat bagus dan suka menerima bola, dan kami tahu itu. Kami pikir kami bisa menghentikannya. Kami ingin merebut bola di pertahanan mereka, jadi saya dekat dengannya sebisa mungkin untuk memastikan kami dapat melakukannya.”

Tottenham malah bisa mencetak lebih dari tiga gol jika penyelesaian akhir mereka bisa lebih sempurna lagi dan Kepa Arrizabalaga, kiper Chelsea, bermain buruk. 18 percobaan tendangan, sembilan tendangan tepat sasaran dan tiga di antaranya menjadi gol. Tidak buruk, Tottenham.

Sementara Chelsea hanya diberi kesempatan dua kali melepaskan tendangan tepat sasaran dari total 13 percobaan.

Breaking News Chelsea Tottenham Hotspur Maurizio Sarri Jorginho
Ditulis Oleh

Arief Hadi

Posts

12.137

Bagikan