Armin Tan: Menitipkan Impian dalam Sarung Tangan Orang Lain

Andhika PutraAndhika Putra - Sabtu, 19 Februari 2022
Armin Tan: Menitipkan Impian dalam Sarung Tangan Orang Lain
Armin Tan

BolaSkor.com - Menjadi petinju adalah tujuan utama Armin Tan kecil saat masih tinggal di Bangka Belitung. Tak ada yang lebih keren selain menyarungkan tangan, berdiri di atas ring, dan memukul Knock Out (KO) lawan di mata Armin kala itu.

Cita-cita tersebut dipegang teguh Armin hingga beranjak dewasa. Sayangnya, nasib berkata lain untuk pria kelahiran Pangkal Pinang tersebut.

Armin tak bisa menjadi petinju seperti apa yang diimpikan. Sempat memulai meniti karier, tetapi pada akhirnya Armin menyerahkan impiannya itu ke sarung tangan lain.

Saat ini Armin masyur sebagai promotor tinju kenamaan. Berbagai event serta talenta berbakat berhasil dicetak Armin.

Satu yang paling dikenal tentu Tibo Monabesa. Akan tetapi, jauh sebelum Tibo dan gemerlapnya ring tinju, kisah Armin selalu lekat dengan peluh dan keringat.

Armin berangkat ke Ibu Kota hanya bermodal nekat. Setelah mengalami kegagalan bisnis di Bangka, Armin mencari peruntungan di rimba Jakarta.

Baca Juga:

Esports Indonesia Semakin Berkembang Lewat Jalur Hiburan

RUU Keolahragaan Resmi Disahkan

“Di awal, saya ikut ngamen dengan teman di terminal Grogol,” cerita Armin kepada BolaSkor.com.

“Semua saya lakukan, asal bisa sekadar makan. Dari Jakarta pindah ke Palembang, lalu kembali lagi ke Jakarta,” imbuhnya.

Perjalanan Armin bukan hanya sekadar bertahan hidup, tetapi juga penebusan dosa. Banyak hal yang sudah dilakukan Armin saat di Bangka yang membuatnya serasa dihukum.

“Saat itu saya tahu saya lagi dihukum Tuhan. Mungkin dengan ini saya harus menebusnya,” ujar Armin.

Kegigihan Armin pada akhirnya mulai terbayar. Sempat bekerja di satu perusahaan, Armin kemudian berani memulai bisnis. Usahanya tersebut ternyata berhasil.

Di 2005, Armin mulai memetik buah kerja kerasnya. Perusahannya banyak menghasilkan untung, uang miliaran rupiah ada di kantungnya pada saat itu.

Namun, sekali lagi Armin harus menelan pil pahit. Di 2011 Armin kembali bangkrut, situasi itu membuatnya kembali teringat kepada tinju.

“Saya kemudian cari tempat latihan tinju di mana. Sempat ingat ada sasana Pemuda Pancasila yang dulu terkenal, tetapi ternyata sudah tidak aktif,” ujar Armin.

Armin kemudian memutuskan latihan privat di rumah. Di 2012, Armin kemudian membuka sasana pertamanya bernama Tanindo Boxing Gym.

Akan tetapi, menjadi petinju ternyata juga bukan jalan Armin. Setelah bisnisnya kembali jalan, Armin mengubah haluan menjadi pelatih yang membawanya bertemu dengan Tibo.

“2012 Ketemu Tibo, orang yang tidak dipakai di amatir. Badannya kurus, tangannya lurus,” ujar Armin.

Siapa sangka, Armin ternyata punya insting melatih yang luar biasa. Ia berhasil membawa Tibo meraih berbagai prestasi.

Ilmu melatih tersebut didapat Armin secara otodidak. Selain suka menonton, ternyata Armin juga rajin membaca ulasan tinju dari tabloid olahraga yang ditulis M Nigara.

“Banyak tahu tinju dari M Nigara dia guru saya,” ujar Armin.

Tenggelamnya Armin di tinju turut membuka matanya lebih lebar. Ternyata, tinju tak seglamour yang dipikirkannya ketika masih kecil.

Tinju di Indonesia sampai saat ini bisa dibilang masih memprihatinkan. Tak ada dunia gemerlap yang sepert di televisi dahulu.

“Awalnya, tinju kesannya glamor, banyak duit, orang kaya yang terlibat. Begitu datang ke Pertina Tangerang, saya shock,” cerita Armin.

“Banyak petinju yang kurang diperhatikan kehidupannya. Saya tak mau seperti itu, saya ingin mereka semua punya kehidupan layak dan masih bisa berkarya dengan saya meski telah pensiun,” imbuh Armin.

Setelah menuai kesuksesan sebagai pelatih sekaligus promotor Tibo. Armin sempat menyatakan pensiun di 2019. Ada beberapa faktor yang membuatnya mengambil keputusan tersebut.

“Saya menyatakan diri pensiun dari tinju itu 2019 setelah Tibo juara IBO. Lebih tertarik ke dunia hiburan, pengen bikin konser musik aja karena saya pecinta musik dan saya fans Reza Artamevia - Guns and Roses,” ujar Armin.

Pada akhirnya, Armin memang tak bisa jauh dari tinju. Kini olahraga itu lagi yang membawanya turun gunung demi membangkitkan tinju di Indonesia.

Satu hal yang pasti, Armin tak mau tinju Indonesia mati suri atau bahkan dianggap tidak ada. Bagaimanapun, para petinju seperti Tibo adalah perpanjangan tangan dari impiannya.

“Saya memang tidak bisa jadi petinju. Tetapi banyak orang lain yang bisa melanjutkan impian saya itu, mereka perpanjangan tangan saya,” tutur Armin.

Breaking News Tinju Armin Tan
Ditulis Oleh

Andhika Putra

Posts

8.245

Bagikan