Belajar Menjadi Pengadil Lapangan bersama Eks Wasit FIFA Asal Jepang Yoshimi Ogawa

BolaSkor.com - PSSI menggelar diskusi tentang perwasitan di Jakarta, Senin (20/11). Diskusi yang dihadiri media termasuk BolaSkor.com ini berjalan menarik.
Hadir sebagai pembicara Wakil Ketua Komite Wasit PSSI, Yoshimi Ogawa. Dia didampingi anggota Komite Wasit PSSI, Purwanto dan Jimmy Napitupulu. Hadir juga Wakil Ketua Umum PSSI Ratu Tisha Destria, dan Anggota Komite Eksekutif PSSI Arya Sinulingga.
Baca Juga:
Wasit Indonesia Dinilai Malas Gerak, Kebugarannya Disorot
Bima Sakti Tanggapi Tawaran PSSI Jadi Asisten Indra Sjafri di Timnas Indonesia U-20

Dalam diskusi tersebut, Ogawa memperlihatkan beberapa video dari pertandingan J1 League, J2 League, Elite Pro Academy-nya J League, Kualifikasi Piala Dunia 2022, sampai Liga 1.
Dari video tersebut, ada beberapa keputusan keliru yang diterapkan wasit. Misalnya, kesalahan keputusan penalti Arema FC saat menghadapi Dewa United FC, di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Kamis (2/11).
Dalam tayangan ulang, Dedik Setiawan sudah dalam posisi offside sebelum dijatuhkan di kotak penalti. Namun, wasit Nendi Rohaendi justru menunjuk titik putih.
"Semua bisa lihat ini offside, offside kan? Dia (asisten wasit) seharusnya posisinya di sini, sejajar dengan pemain berseragam putih (pemain Dewa United). Tapi, saat bola ditendang dia malas bergerak, Anda bisa melihat dia hanya jogging. Dia berpikir seharusnya apa yang akan terjadi," ujar Ogawa, yang pernah bertugas sebagai wasit J League dari tahun 1993.
Namun, ada beberapa keputusan yang betul. Contohnya, saat Riko Simanjuntak dijatuhkan pemain RANS Nusantara FC, 22 Oktober lalu. Saat itu, dalam tayangan ulang, Riko terjatuh karena ada tarikan baju.
"Menurut kamu ini penalti atau tidak," tanya Ogawa kepada salah satu awak media.
"Ini bukan penalti, mengapa? Karena impact-nya kecil."
Berbeda saat tarikan pemain Barito Putera, Bagas Kaffa kepada Shong Ui-young (Persebaya Surabaya) pada 8 Juli 2023. Tarikan tersebut impact-nya besar. Sayang, wasit tak menunjuk titik putih.
"Tarikan ini besar sekali, pemain pasti terjatuh, berbeda dengan yang pertama (Persija)," kata Ogawa.

Pemahaman LOTG Terbaru
Ogawa mengatakan, Law Of The Game (LOTG) telah mengalami banyak perubahan. Menurutnya, wasit harus memahami ini.
Ia memberikan contoh video PSIS Semarang melawan Persija Jakarta, 29 Oktober lalu. Bola umpan panjang kiper Adi Satryo disambut pemain Persija, Muhammad Ferarri.
Setelah itu, Vitinho merebut bola hingga akhirnya mencetak gol. Namun, wasit tak mengesahkan gol tersebut, lantaran Vitinho dalam posisi offside ketika Adi Satryo mengirimkan umpan.
"Ini jelas keliru, jika berkaca pada law of the game terbaru 2022. Pemain berbaju putih masih punya waktu untuk menerima bola (Ferarri), sebelum direbut pemain berbaju biru (Vitinho). Jadi ini tidak offside. Kalau mengikuti law of the game sebelum 2022, ini offside," ujar Ogawa, yang pernah menjadi wasit FIFA tahun 1994-1998.
Ogawa pun sangat senang bisa berdiskusi dengan rekan-rekan media. Ini dilakukan untuk membangun sepak bola Indonesia lebih baik lagi. Menurutnya, J League menggelar diskusi media tentang wasit setiap pekannya.
Ia berpesan agar wasit harus diberi pemahaman fresh soal LOTG dengan jangka waktu sesering mungkin. Selain itu, wasit juga butuh jam terbang untuk bisa mematenkan rules keyakinannya. Itu sangat penting untuk memutuskan sesuatu di tengah lapangan, selain berpegang teguh kepada LOTG.
"Menjadi wasit itu sulit, menjadi jurnalis itu juga sulit. Pertemuan ini tujuannya untuk sama-sama memahami di antara semua pihak yang terlibat di sepak bola termasuk pemain, klub, wasit, media, dan juga pihak lainnya."
"Kalau mereka melakukan kesalahan ada hukumannya, bisa diberhentikan selama beberapa pekan. Kalau mereka mengulanginya lagi, akan didegradasi."