Eredivisie Dihentikan Tanpa Juara, Bagaimana Nasib Liverpool di Premier League?

Yusuf AbdillahYusuf Abdillah - Sabtu, 25 April 2020
Eredivisie Dihentikan Tanpa Juara, Bagaimana Nasib Liverpool di Premier League?
Jurgen Klopp (zimbio)

BolaSkor.com - Kompetisi level teratas di Belanda Eredivisie resmi dihentikan. Tidak ada klub yang menjadi juara, pun terdegradasi. Dengan kata lain musim 2019-20 dianggap tidak terjadi.

Dengan keputusan ini, Ajax Amsterdam yang ada di puncak klasemen tidak akan dinobatkan sebagai kampiun. Dalam buku sejarah pun, juara musim 2019-20 akan kosong.

Federasi Sepak Bola Belanda (KNVB) memutuskan untuk menghentikan total Eredivisie dan Eerste Divisie musim ini. Putusan tersebut diambil setelah pemerintah Belanda memperpanjang masa karantina pencegahan pandemi COVID-19 hingga 1 September 2020. KNVB menilai dengan keputusan pemerintah itu tak mungkin menyelesaikan kompetisi tanpa mengorbankan musim berikutnya.

Baca Juga:

Pertama Sejak Perang Dunia II, Eredivisie Tanpa Juara

LaLiga Tidak Akan Ikuti Jejak Eredivisie Andai Musim 2019-2020 Dibatalkan

Pemerintah Belanda Terapkan Larangan Sepak Bola, Eredivisie Praktis Berakhir?

Liga Belanda berakhir tanpa juara maupun promosi/degradasi karena masih banyak sisa pertandingan yang belum dimainkan. Eredivisie baru menjalani 25 laga dari 34 yang dijadwalkan. Saat kompetisi terhenti, Ajax memimpin klasemen dengan nilai 56 sama dengan AZ Alkmaar, tapi unggul dalam selisih gol.

Keputusan KNVB menghentikan kompetisi sudah sesuai dengan pedoman (UEFA) yang menggariskan bahwa liga musim ini bisa diakhiri bila mereka memiliki alasan kuat yang masuk akal. Untuk jatah tampil di kompetisi Eropa, musim depan ditentukan dari posisi klasemen terkini.

Eredivisie menjadi kompetisi besar pertama yang mengambil aksi ini. Tentu saja apa yang dilakukan Eredivisie bisa menjadi preseden bagi liga-liga lain di dunia, termasuk Premier League.

Serupa dengan Premier League, KNVB semula bersikeras untuk menyelesaikan kompetisi. Namun perpanjangan masa karantina mengubah segalanya. Karena itu apa yang terjadi di Belanda bisa berpengaruh pada pengambilan keputusan di Inggris. Ya, Eredivisie bisa dihentikan tanpa juara dan tidak langkah tersebut tidak bertentangan dengan panduan dari UEFA.

Bila itu terjadi, kehebohan besar dipastikan akan terjadi di Liga Inggris. Dengan 9 laga tersisa, Liverpool saat ini sudah unggul 25 poin dari Manchester City. Mereka hanya membutuhkan dua kemenangan lagi agar bisa juara.

Problem di Liga Inggris tak jauh berbeda dengan Liga Belanda. Kompetisi masih terhenti karena pandemi virus corona. Tak jelas kapan liga akan dimulai. Sejumlah media menyebut kompetisi direncanakan akan digelar lagi dalam beberapa pekan, tapi banyak yang ragu hal itu akan terjadi melihat perkembangan pandemi virus corona yang belum juga mereda.

Jika situasi di Inggris masih tidak pasti dan pandemi tidak kunjung reda, besar kemungkinan kompetisi sulit diteruskan. Dengan kata lain, Premier League sangat bisa meniru langkah yang dilakukan Belanda.

Bila pada akhirnya Premier League dibatalkan, artinya Liverpool tak akan ditetapkan menjadi juara. Penantian suporter The Reds selama 30 tahun untuk meraih kembali gelar kembali akan berujung kekecewaan.

Skenario lain adalah tentu dengan menghentikan kompetisi dan menetapkan Liverpool sebagai juara. Dengan alasan Liverpool hanya membutuhkan dua kemenangan lagi untuk menggaransi titel.

The Reds memimpin di puncak klasemen dengan keunggulan 25 poin. Berdasarkan data tersebut, mereka layak disebut memiliki probabilitas memenangi liga musim ini sebanyak 100 persen.

Akan tetapi, tidak semua setuju dengan skenario memberi Liverpool gelar juara jika Premier League dihentikan. Pasalnya akan muncul kekacauan baru yang akan mengikuti jika Liverpool dinyatakan sebagai juara.

Yang pertama, jika Liverpool diputuskan menjadi juara dengan demikian Premier League dinyatakan rampung, bukan dibatalkan seperti di Belanda.

Poin kedua adalah, tidak semua klu sudah memainkan 29 laga. Masih ada empat klub yang baru memainkan 28 laga. Artinya, asas kesamarataan tidak terpenuhi.

Yang ketiga, akan ada kekacauan dalam menentukan siapa yang berhak tampil di kompetisi Eropa. Hal ini terkait dengan poin kedua. Di Belanda, jatah tampil di Eropa ditentukan klasemen terakhir dan ini sesuai dengan aturan UEFA. Itu bisa dipakai karena semua klub sudah menjalani jumlah laga yang sama.

Sedangkan di Premier League, perbedaan jumlah laga sangat berpengaruh. Sebut saja Manchester United yang di peringkat kelima akan mendapatkan jatah ke Liga Champions, menggantikan Manchester City yang dilarang tampil. Akan tetapi, Sheffield United tentu akan protes karena mereka baru menjalani 28 laga dan masih memiliki peluang menyalip Man Utd.

Man United saat ini ada di posisi kelima dengan 45 poin dari 29 laga, sedangkan Sheffield United di peringkat ketujuh dengan raihan 43 poin dari 28 laga.

Poin ketiga, kekacauan juga bakal terjadi di zona degradasi. Karena dengan penentuan Liverpool sebagai juara berarti kompetisi dianggap rampung bukan dihentikan, maka harus ada klub yang terdegradasi.

Bournemouth, Norwich City, dan Aston Villa terdegradasi jika melihat dari posisi di klasemen. Sekali lagi, perbedaan jumlah pertandingan yang dijalani sangat berpengaruh. Aston Villa yang masih punya sisa satu pertandingan membuat mereka punya peluang keluar dari zona degradasi, sehingga West Ham United atau Watford yang turun ke dalam posisi tiga terbawah.

Dengan faktor-faktor di atas, mengikuti langkah Eredivisie bisa menjadi pilihan. Pilihan lainnya melanjutkan kompetisi hingga selesai, meski belum jelas kapan.

Premier League Liverpool
Ditulis Oleh

Yusuf Abdillah

Posts

6.069

Bagikan