Evgeny Khmaruk Kenang Karier di Indonesia bersama Persija Jakarta

Frengky AruanFrengky Aruan - Minggu, 06 Desember 2020
Evgeny Khmaruk Kenang Karier di Indonesia bersama Persija Jakarta
Eks kiper Persija Jakarta, Evgeny Khmaruk. (Socca)

BolaSkor.com - Eks kiper Persija Jakarta, Evgeny Khmaruk mengenang kariernya di sepak bola Indonesia. Pemain bertinggi 1,9 meter itu merupakan bagian skuat Macan Kemayoran di Liga Indonesia musim 2007/2008.

Evgeny Khmaruk saat itu sangat diandalkan kubu Persija. Ketangguhannya di bawah mistar gawang mengingatkan keperkasaan Mbeng Jean Mambalaou, kiper asing asal Kamerun yang berperan penting dalam kesuksesan Persija pada 2001.

Dalam wawancara dengan Moldfootball, Evgeny Khmaruk menyebut bahwa karier di Indonesia tak lepas dari Sergei Dubrovin yang juga berasal dari Moldova. "Saya diundang Sergei Dubrovin. Ia melatih tim (Persija) Jakarta saat itu," kata Evgeny Khmaruk.

Baca Juga:

David da Silva Akhiri Kontrak di Persebaya, Menuju Terengganu FC?

Marco Motta: Mengapa Kompetisi Sulit Bergulir Kembali?

Menurutnya karier di Indonesia tidaklah mudah. Apalagi dengan fasilitas yang dimiliki saat itu.

"Bisa dikatakan sulit. Panas, pengap, lembah. Cuaca tidak berubah, panas yang konstan. Tidak ada penerangan (lampu) di dalam stadion. Oleh karena itu, pertandingan dimulai pukul tiga sore saat hari masih terang, namun suhu saat itu di bawah 40 derajat. Dalam kondisi seperti itu, sulit bernapas, tidak seperti bermain bola," jelasnya.

Karier Evgeny Khmaruk tak lama. Persoalan di babak delapan besar Liga Indonesia 2007/08 turut menjadi sebab.

Ia terlibat gesekan dengan Cristian Gonzales saat Persija bertemu dengan Persik di babak delapan besar. Menurut laman Bambang Pamungkas, itu dipicu ulah Cristian Gonzales yang menendang Abanda Herman dari belakang setelah laga usai.

Evgeny Khamaruk bersama Bambang Pamungkas. (Istimewa)

Evgeny Khmaruk sebelumnya sudah dibuat kesal oleh wasit sehingga menepi dan melepas sarung tangan. Itu dipicu keputusan wasit yang mengesahkan gol kedua Persik yang dicetak oleh Gonzales dan membuat laga menjadi 2-2. Bentuk protes ini ditunjukkan karena merasa Cristian Gonzales lebih melanggar Abanda Herman.

Perkelahian Evgeny Khmaruk dengan Gonzales memunculkan respons dari Komite Disiplin PSSI. Kedua pemain dihukum larangan bermain dan tentu mencoreng nama Evgeny Khamaruk, termasuk sebagai kiper handal.

Pada Maret 2008, nama Evgeny Khmaruk masuk dalam daftar hitam. Ia dimasukkan dalam kategori 2 sebagai pemain yang tidak direkomendasikan untuk direkrut di Liga Indonesia musim berikutnya.

"Di sisi lain persoalannya adalah wasit. Setelah berkarier di Indonesia, saya merasa lucu bahwa mereka mengatakan bahwa kami punya wasit yang buruk. Tidak peduli seberapa baik Anda bermain, wasit akan mengalahkan tim tamu jika mau," jelasnya.

Tak hanya Evgeny Khmaruk, pelatih Sergei Dubrovin juga dijatuhi hukuman. Itu akibat keterlibatan dalam kericuhan. Sergei Dubrovin melakukan protes keras, mengejar wasit, bahkan sampai ingin melakukan pemukulan.

Baca Juga:

Diminati Empat Klub Malaysia, Ini Jawaban Marc Klok

Marc Klok, Perjuangan buat Indonesia Sehat dan Sejahtera

"Tidak (ada masalah gaji). Semuanya stabil dan baik. Mereka selalu membayar tepat waktu. Masalah lainnya, dalam salah satu pertandingan semifinal, wasit meniup peluit yang bias untuk tim kami. Segei tidak bisa melawan dan bertengkar dengan semua wasit, inspektur pertandingan, dan ofisial di sana. Semua berakhir dengan fakta bahwa ia didiskualifikasi dari pekerjaan sebagai pelatih selama dua tahu dan kami pun pergi," jelasnya.

Evgeny Khmaruk saat membela Persija. (Facebook Evgeny Khmaruk)

Dalam wawancara Evgeny Khmaruk bicara perjalanan kariernya di sejumlah klub dan Timnas Moldova. Termasuk kesempatannya berhadapan dengan Liverpool di kualifikasi Liga Champions 2005 usai mengantar CSKA Sofia menjadi juara Liga Bulgaria.

"Pada 2005, Liverpool memenangkan Liga Champions setelah melawan Milan di final. Pemenang turnamen bahkan tidak langsung masuk ke grup dan harus bermain di babak kualifikasi dan kami menjadi lawannya. Saat masuk ke lapangan, di sana bersama Reina, Finnan, Hyypia, Riise, Gerrard, Djibril Cisse, Luis Garcia, Xabi Alonso, Morientes, Carragher."

Evgeny Khmaruk kini merupakan seorang pekerja kantoran di Interdnestrcom, setelah sempat menjadi penjaga keamanan (satpam). Ia juga menjadi bagian tim sepak bola mini Interdnestrcom di Amoliga.

Ia lebih memilih bekerja di kantor karena gaji yang stabil, ketimbang tetap di sepak bola, termasuk sebagai pelatih. Karier terakhir Evgeny Khmaruk sebagai kiper yakni di klub Dynamo-Auto pada 2014.

"Sepak bola Moldova seperti kehidupan di negara kita, sangat tidak stabil. Hari ini ada klub dan mendapat semacam gaji, tapi besok tidak ada. Anda dihutangi, tapi tidak pernah Anda terima. Yang paling sulit ketika kehilangan pekerjaan, maka perlu mencari lagi. Saya punya keluarga, seorang istri dan dua anak yang dewasa dan harus dipenuhi."

Persija jakarta Breaking News Evgeny Khmaruk
Ditulis Oleh

Frengky Aruan

Posts

15.464

Bagikan