Ferry Kono Menjawab Nada Sumbang dengan Prestasi di SEA Games 2021

Andhika PutraAndhika Putra - Selasa, 24 Mei 2022
Ferry Kono Menjawab Nada Sumbang dengan Prestasi di SEA Games 2021
Ferry Kono (NOC Indonesia/MP Media/Evan Andrews)

BolaSkor.com - Perjalanan menuju SEA Games 2021 tidaklah mudah bagi kontingen Indonesia. Nada sumbang, skeptimisme, serta kegelisahan menjadi santapan sebelum berangkat ke Vietnam.

Chef de Mission (CdM) Indonesia, Ferry Kono, mengakui tekanan begitu berat saat ditunjuk menjadi pemimpin kontingen pada 40 hari jelang keberangkatan. Ferry punya tugas memastikan faktor teknis dan non teknis dari 30 cabang olahraga yang berangkat.

“Saya ini CdM yang ditunjuk dan memiliki waktu persiapan yang sangat singkat,” kata Ferry, Selasa (24/05).

“Sejak awal sudah ada tantangannya, terutama terkait pro-kontra kebijakan pemilihan cabor yang dilakukan tim review. Saya bahkan jadi imbas hujatan di media sosial.”

Menjadi CdM Indonesia pada masa biasa sudahlah sulit. Tugas Ferry semakin berat karena SEA Games 2021 dilaksanakan dalam situasi extraordinary. Pesta olahraga dua tahunan kawasan ASEAN ini seharusnya bergulir 2021 tetapi terpaksa diadakan 2022 karena situasi covid-19. Keterbatasan anggaran sempat menjadi isu karena bujet keberangkatan SEA Games tidak masuk dalam alokasi RAPBN 2022 mengingat keputusan waktu penyelengaraan baru ditetapkan akhir tahun.

Tak sampai di situ, perubahan paradigma sistem olahraga yang menghadirkan DBON menuai pro-kontra. Terutama ketika keputusan Tim Review tak mampu memuaskan semua pihak. Kendati pemilihan tersebut menjadi tugas tim review, CdM tetap menjadi sasaran ketidakpuasan.

“Dilematika yang terjadi jelang keberangkatan itu luar biasa, Dihujat sana sini, bully-an yang masuk di akun Instagram tidak terhitung. Kenapa cabor ini tak berangkat? Kenapa atlet ini tak berangkat? Prediksi kegagalan, dsb,” cerita Ferry yang mengaku tantangan tersebut mampu diatasinya karena support luar biasa dari istri dan ketiga anaknya.

Pada akhirnya, skeptisisme atas peforma Tim Indonesia di SEA Games pun terjawab. Negeri Naga Biru menjadi saksi bagaimana perjuangan atlet-atlet Indonesia, mulai konsistensi senior, kejutan darah muda, hingga sejarah baru yang diciptakan Timnas Basket Indonesia untuk mengakhiri penantian emas sejak 1977.

Meski demikian, Ferry mengaku ia sempat gelisah selama games time. Terutama ketika Indonesia belum mendapat raihan medali saat pundi medali negara lain sudah terisi.

“Terus terang games time dimulai dan Indonesia belum mendapat medali, saya bertanya kepada tim “cenayang” (review-red), medali kok belum ada? Emas akhirnya pecah di-rowing pada 12 Mei, besoknya 4 emas, selanjutnya 6 emas, dan terus bertambah,” cerita Ferry.

Namun, kegelisahan sempat terlintas lagi ketika Singapura merajai cabang olahraga renang. Hampir lima menit sekali, kata Ferry, perenang Singapura naik podium tertinggi di Aquatic Sports Palace National Sport Complex.

Posisi Indonesia di klasemen saat itu pun terpaksa berada di bawah Singapura. Untungnya setelah akuatik rampung, keran emas Negeri Singa hampir dipastikan tertutup. Indonesia naik ke posisi tiga dan kian menguatkan posisinya.

“Pada 18 Mei, kita mendapat 9 emas, dari situ kepercayaan diri sudah mulai ada karena tim analisis bersama tim review yang tak tidur terus melihat potensi medali. Koleksi emas kita bertambah, tetapi tidak pernah menembus dua digit,” kata Ferry.

“Itu baru bisa diwujudkan di hari terakhir, Indonesia menutup penampilan dengan 10 medali emas dan semakin sempurna karena timnas basket kita mengukir sejarah besar.”

Ferry mengaku hasil manis itu tak lepas dari upaya dan kerja keras kontingen, baik atlet, official, dan Tim Headquarter (HQ) hingga untaian doa masyarakat Indonesia. Hasil SEA Games Vietnam, diharapkan Ferry dapat menjadi pembuktian awal perubahan paradigma olahraga Indonesia.

Ia meyakini dengan pola pembinaan yang telah dirancang ini dapat membawa kesukesan bagi dunia olahraga ke depannya. Terutama dalam mewujudkan misi menembus ranking lima dunia di Olimpiade 2045.

“Prestasi tidak ada yang instans, semua butuh proses panjang dan berkesinambungan. Namun, saya meyakini suatu saat prestasi olahraga Indonesia dapat berjaya dan itu menjadi tantangan bagi seluruh stakeholder olahraga Indonesia, baik pemerintah, Komite Olimpiade Indonesia, Komite Olahraga Nasional Indonesia, hingga para pengurus cabor,” terang Ferry.

Tim Indonesia yang dipimpin Ferry Kono berkekuatan 499 atlet serta 214 official yang berpartisipasi di 32 cabor. Tim Indonesia ini juga mendapat dukungan dari official patners, seperti Wall’s dan Li-Ning, serta official media patner Merah Putih Media ini mampu menutup SEA Games Vietnam dengan berada di posisi 3 klasemen dengan koleksi 69 emas, 92 perak, 80 perunggu.

Breaking News Ferry Yuniarto Kono SEA GAMES SEA Games 2021
Ditulis Oleh

Andhika Putra

Posts

8.250

Bagikan