FIFA Beberkan Alasan Messi Jadi Pemain Terbaik Piala Dunia

Zurich - Terpilihnya Lionel Messi sebagai peraih gelar Bola Emas Piala Dunia 2014 mengundang banyak cibiran. Komite Etik FIFA memaparkan alasan terpilihnya La Pulga sebagai Pemain Terbaik. Messi gagal menyamai prestasi yang ditorehkan legenda Argentina, Diego Armando Maradona, yakni menjadi juara Piala Dunia. Menghadapi Timnas Jerman di partai pamungkas Piala Dunia 2014 yang berlangsung di Estadio do Maracana, Rio de Janiero, Senin (14/7) dini hari WIB, Argentina menyerah 1-0. Kedua tim bermain imbang tanpa gol selama 90 menit waktu normal. Gol kemenangan Tim Panser hadir melalui aksi pemain pengganti Mario Goetze di menit ke-113. Menerima umpan silang Andre Schurrle, tembakan kaki kiri Goetze gagal diselamatkan kiper Sergio Romero. Meski gagal membawa Tim Tango menjadi juara Piala Dunia, Messi boleh sedikit berbangga diri. Pasalnya, La Pulga berhasil menyabet gelar Bola Emas, atau gelar bagi pemain terbaik sepanjang gelaran Piala Dunia 2014. Namun, terpilihnya Messi sebagai Pemain Terbaik mengundang tanda tanya, salah satunya dari Presiden FIFA, Sepp Blatter. Begitu juga dengan mantan bek timnas Italia, Alessandro Nesta yang menyebut gelar tersebut tidak layak bagi bintang Barcelona itu. "Arjen Robben sangat memukau dan bermain bagus, namun dia tidak menanggung beban timnya terlalu berat. Ia tak mencetak gol di babak perempat final ataupun semifinal. Meski berperan atas terjadinya penalti dalam laga kontra Meksiko, namun pengaruhnya untuk tim saat itu tak terlalu terlihat," ungkap salah satu anggota Komite Etik FIFA, Gerard Houllier, dilansir Le Monde. "James Rodriguez terhenti terlalu cepat, sama seperti Neymar dan juga pemain Argentina lainnya, Angel Di Maria. Di Maria sebenarnya bisa menjadi penantang serius bagi Messi jika ia mampu tampil hingga akhir turnamen. Jika merujuk pada statistik yang dilansir Castrol Index di laman resmi FIFA, pemain dengan rataan terbaik sepanjang turnamen adalah Toni Kroos. Pemain 24 tahun itu mendapat nilai tertinggi 9,79 dari sembilan pesaing lainnya. "Persaingan ketat juga terjadi antara Thomas Mueller dan Messi. Namun saya ulangi sekali lagi, kami menilai berdasarkan seluruh tujuh laga yang dimainkan. Final tetap dihitung, namun bobotnya tetap sama dengan laga lainnya," ia memungkasi.