Fred, Mengubah Kritikan dan Sindiran Menjadi Pujian di Manchester United

Arief HadiArief Hadi - Rabu, 29 Januari 2020
Fred, Mengubah Kritikan dan Sindiran Menjadi Pujian di Manchester United
Fred (Twitter)

BolaSkor.com - Apa yang dilakukan Fred di Manchester United sejauh ini merupakan cerminan positif bagi khalayak umum dan pesepakbola profesional: abaikan kritik, terus bekerja keras, dan buktikan kepada publik bahwa mereka salah menilainya.

Fred, 26 tahun, dibeli Manchester United dari Shakhtar Donetsk seharga 50 juta poundsterling pada 2018. Harga yang relatif mahal untuk pemain yang belum membuktikan dirinya di liga-liga top Eropa.

Benar saja, musim pertamanya di Man United dipenuhi kritikan dan sindiran dari publik atau pemerhati sepak bola Inggris. Fred dianggap pemain gagal (flop) yang kesulitan beradaptasi dengan sepak bola Inggris, entah dengan penempatan posisi, caranya bermain, atau pergerakan tanpa bolanya.

Saking parahnya, Fred pernah disebut sebagai pemain yang 'clueless' alias tidak tahu apa yang dilakukannya ketika bertanding. Kritikan itu dilontarkan karena Fred banyak berlari tanpa tujuan yang jelas pada fase bertahan atau saat membangun serangan.

Baca Juga:

Perincian Transfer Bruno Fernandes ke Manchester United: Bergelimang Bonus

Solskjaer Beri Perhatian Khusus kepada Fred dan Lingard

Fred dan Andreas Pereira Kesulitan Beradaptasi di Man United karena Berasal dari Brasil

Fred

Salah satu pemerhati sepak bola Inggris, Martin Keown, yang notabene legenda Arsenal tak segan-segan melontarkan kritikannya pada Oktober 2019.

"Mereka sangat tidak kompeten dalam penguasaan bola. Fred, itu hampir menjadi lelucon ketika dia mendapatkan bola," ujar Martin Keown usai kekalahan Man United dari Newcastle United.

"Saya tahu bagus untuk menekan lawan dan membatasi pergerakan mereka, tetapi Anda harus bisa mengendalikannya dan mengoper bola. Jika itu adalah gelandang tengah maka tidak akan ada sesuatu yang dikreasikan."

Kritikan kepada Fred tidak hanya datang dari Keown. Legenda Man United, Gary Neville, bahkan tak menahan ucapannya yang menilai Fred dan Andreas Pereira tak layak berseragam Merah Manchester United.

"Saya kecewa dengan performa tandang mereka (United) dan cara mereka bermain. Di laga itu terlihat seperti satu tim mengerti cara bermain (Sheffield United) dan tim lainnya tidak," kata Gary Neville di Sky Sports.

"Saya tidak akan bicara soal lini tengah, karena Fred dan Pereira tidak bermain seperti pemain tengah. Mereka bahkan bukan gelandang yang baik untuk tim papan tengah atau salah satu tim terboros di Eropa," cetusnya.

Tak mudah menghadapi kritikan seperti itu, belum lagi dengan 'nyir-nyiran' warganet di media sosial, atau pemberitaan kejam media di Inggris dan sorotan besar memperkuat Manchester United, klub besar Inggris yang telah meraih 20 titel Premier League.

Namun Fred memiliki mentalitas yang baja. Dia tidak merengek atau meminta kepada klub untuk ditransfer ke klub lain. Fred bekerja keras mengubah kritikan itu menjadi pujian.

"Mereka punya hak melakukannya (melontarkan kritikan), mereka telah memenangkan banyak gelar bersama klub ini. Kami harus tutup mulut dan bekerja di lapangan," ucap Fred kepada Esporte TV.

"Beberapa kritik tidak ada gunanya - tetapi banyak yang bisa memberi saya pelajaran. Saya suka membaca apa yang orang katakan tentang penampilan saya. Dengan itu, saya bisa mencoba untuk menjadi lebih baik."

Kebangkitan di Musim Kedua Fred

Tidak asal bicara, pemain bernama lengkap Frederico Rodriguez de Paula Santos membuktikan ucapannya di musim keduanya bersama Man United, di bawah asuhan manajer yang sangat yakin kepada kualitasnya: Ole Gunnar Solskjaer.

Solskjaer sudah melihat apa yang dapat diberikan Fred kepada Man United saat melawan PSG (Paris Saint-Germain) di Liga Champions 2018-19 yang berlangsung di Parc des Princes. Man United melakukan comeback dramatis dan menyingkirkan PSG setelah tertinggal agregat gol 0-2 dari leg pertama.

Publik hanya melihat gol-gol dari Romelu Lukaku (kini di Inter Milan) dan gol penalti dramatis yang dicetak Marcus Rashford. Namun, di laga itu Fred menemukan performa terbaiknya dalam mengatur tempo di lini tengah.

Sayang, performa Fred tertutup karena inkonsistensi performa Man United secara kolektif. Pun demikian musim ini. Man United masih inkonsisten bermain. Akan tapi, penampilan Fred bak istilah oase di tengah gurun.

Fred Bukan Lagi Bahan Candaan

Fred dan Andreas Pereira

Harga 50 juta poundsterling kini mulai dapat dilihat sepadan dengan kontribusi yang diberikan Fred. Selain Scott McTominay, Fred menjadi pemain kunci Solskjaer di lini tengah dengan kemampuannya merebut bola, melakukan tekanan, visi bermain, operan bagus, dan dribel bola dari lini kedua.

Sekedar perbandingan dari data yang dimuat Planetfootball per 20 Januari 2020, Fred, meski belum memberi assist, telah menciptakan peluang 1,6 per 90 menit laga dan ini peningkatan dari 1,0 musim lalu. Persentase operannya juga meningkat sebesar 87,5 persen dari 86,3 persen.

Jumlah dribel Fred per 90 menit juga sebanyak 1,9 berbanding 0,9 musim lalu dengan tingkat kesuksesan 73,1 persen dari 64,3 persen. Itu kontribusi dari sisi ofensif.

Sementara dari segi defensif, Fred punya rata-rata poin memotong bola sebanyak 1,7 berbanding 1,4 dan menyapu bola sebanyak 1,3 berbanding 0,7 selama 90 menit. Agresivitas bermainnya juga meningkat dan memenangi duel bola udara sebesar 36,4 persen berbanding 21,4 persen.

Itu baru sedikit informasi dari segi statistik umum. Fred juga menjadi kunci permainan Man United ketika tim menang 2-1 secara beruntun kontra Tottenham Hotspur dan Manchester City.

Fred menyentuh bola 48 kali, dua kali melepaskan operan kunci, tiga kali melalui lawan, tingkat keberhasilan mendribel bola 100 persen, tiga kali melayangkan tekel, sembilan kali berduel, dan dua kali merebut bola di Derby Manchester.

Fred

Kontra Spurs, menurut Squawka, Fred menyentuh bola 86 kali, operan sukses 49 kali, paling banyak mengoper bola di separuh pertahanan lawan (39 kali), merebut bola 11 kali, melepaskan umpan silang tiga kali, memotong bola tiga kali, melanggar lawan dua kali.

"Bisa dibilang Man of the Match hari ini (Fred). Dia mengambil bola, dia bermain melawan Kevin De Bruyne, mungkin pemain terbaik di liga dan saya pikir dia sangat baik," ucap Solskjaer.

“Senang melihatnya, anak itu pantas mendapatkannya. Tetapi ketika Anda berlari, dan menyatukan tim, Scott dan Fred telah membuat kemitraan yang hebat," urainya.

Fred telah mengubah kritikan menjadi pujian dan memperlihatkan banderol 50 juta poundsterling tepat. Fans tentu berharap masih banyak yang dapat dikembangkan Fred di masa depan.

Breaking News Fred Manchester United Sosok
Ditulis Oleh

Arief Hadi

Posts

12.161

Bagikan