BolaSkor.com - Chelsea bersiap menyambut musim depan dengan pelatih anyar. Kali ini, The Blues dipimpin Mauricio Pochettino yang diharapkan menghasilkan banyak gelar.
Todd Boehly sebagai pemilik baru Chelsea memulai revolusi dengan membeli banyak amunisi anyar. Sang pengusaha tidak ragu menggelontorkan uang dalam jumlah besar demi membangun tim bertabur bintang. Total, Chelsea menghabiskan 611,49 juta euro untuk menggaet pemain incaran pada musim ini.
Dengan modal itu, Chelsea diharapkan bersaing di papan atas. Apalagi, Thomas Tuchel yang memimpin dari awal musim ini punya catatan apik dengan membawa Chelsea meraih trofi Liga Champions.
Namun, jalan tidak semulus yang diharapkan. Chelsea justru tampil tidak konsisten. Akhirnya, surat pemecatan Tuchel dikeluarkan.
Chelsea yang ingin membangun proyek jangka panjang pun menunjuk Graham Potter. Sang pelatih punya rekam jejak menjanjikan bersama Brighton.
Baca juga:
Pemain seperti Hakim Ziyech Seharusnya Bermain Reguler di Chelsea
Breaking News: Chelsea Umumkan Kedatangan Mauricio Pochettino
Penilaian Jujur Frank Lampard Mengenai Situasi Chelsea Saat Ini

Sayangnya, pengalaman Potter dan pengetahuan taktiknya belum cukup bagi Chelsea. The Blues masih saja terseok-seok. Potter pun mengalami nasib yang sama seperti Tuchel.
Tidak ingin jatuh ke lubang yang sama, manajemen Chelsea kali ini lebih hati-hati dalam memilih pelatih. The Blues sadar, peran nakhoda sangat besar untuk kapal yang dihuni banyak pemain berlabel bintang.
Sebagai langkah jangka pendek, Frank Lampard mendapatkan kepercayaan untuk memimpin tim hingga musim ini berakhir. Lampard diharapkan menyelamatkan muka Chelsea agar tidak semakin buruk.
Akan tetapi, Chelsea sudah terlalu terperosok. Para pemain terlihat tidak punya mental pemenang. Chelsea pun terdampar pada posisi ke-12 klasemen akhir Premier League. Pada ajang lainnya, Chelsea juga mengalami kegagalan.
Opta Joe mencatat, pada musim ini Chelsea memecahkan rekor klub terkait perolehan poin. Chelsea meraih poin terendah dan selisih gol terburuk dalam sejarah mereka di Premier League (44 poin dan selisih gol -9).

Kini, Chelsea yang sedang jatuh memiliki pemimpin baru. Mauricio Pochettino mengemban tugas sebagai manajer Chelsea hingga dua musim ke depan dengan opsi perpanjangan satu tahun.
"Pochettino adalah pelatih kelas dunia dengan rekam jejak yang luar biasa. Kami semua menantikan kehadirannya," tulis Chelsea dalam keterangan resminya.
Pochettino bukanlah satu-satunya nama yang ada dalam radar Chelsea. Sebelumnya, Chelsea melakukan pendekatan dengan Julian Nagelsmann yang menganggur usai didepak Bayern Munchen. Namun, karena perbedaan dalam hal-hal mendasar, kedua pihak gagal berjabat tangan.
Tentunya, Pochettino bukanlah pelatih yang dipilih bak membeli kucing dalam karung. Manajemen Chelsea punya pertimbangan matang untuk merekrut Poche guna memimpin Kai Havertz dan kawan-kawan.

Pertama tentu saja adalah pengalamannya di Premier League. Mauricio Pochettino menjadi manajer kelima yang memimpin Chelsea dan Tottenham Hotspurs di Premier League setelah Andre Villas-Boas, Antonio Conte, Glenn Hoddle, dan Jose Mourinho.
Saat memimpin Spurs, Pochettino rata-rata meraih 1,89 poin per pertandingan. Itu adalah rasio terbaik dalam sejarah The Lilywhites (30+ pertandingan).
Lebih lanjut, pada musim 2016-2017, Tottenham menjalani Premier League terbaik sepanjang sejarah mereka dengan mengoleksi 86 poin. Pelatih 51 tahun itu juga pernah membawa Tottenham menembus final Liga Champions pada musim 2018-2019. Meskipun, pada akhirnya Tottenham ditekuk Liverpool dengan skor 2-0.
Jika lemari gelar Pochettino kosong di Tottenham, hasil berbeda diraih ketika memimpin Paris Saint-Germain. Arsitek asal Argentina itu memenangi tiga gelar domestik, termasuk trofi Ligue 1.
Kini, dengan kepercayaan yang sudah diberikan Chelsea, Pochettino perlu membuktikan diri jika dia adalah orang yang tepat. Poche punya tugas mewujudkan harapan-harapan yang digantungkan. Jika gagal, ancamannya adalah pemecatan.