Inter vs Barcelona, Terjebak Nostalgia Treble Winners 2010

Arief HadiArief Hadi - Selasa, 06 November 2018
Inter vs Barcelona, Terjebak Nostalgia Treble Winners 2010
Inter Milan saat melawan Barcelona di tahun 2010 (Zimbio)

BolaSkor.com – 31 Agustus 2018, hasil undian grup Liga Champions 2018-19 diumumkan di Grimaldi Forum, Monaco. Tatkala nama Inter Milan muncul di layar dan berada di grup yang sama dengan FC Barcelona, sebagian besar fans Nerazzurri barangkali langsung berpikir kenangan indah treble winners 2010.

Tahun itu akan selalu dikenang fans sebagai kenangan terindah melalui raihan titel Serie A, Coppa Italia, dan Liga Champions. Nama Jose Mourinho selalu dikenang dalam sejarah sepak bola Inter dan juga Eropa. Mourinho pun mengingatnya dengan baik.

The Special One satu sosok yang sulit move on dari kesuksesannya di masa lalu. Terjebak nostalgia. Ingin bukti? Cukup lihat aksinya di depan publik dan media beberapa waktu lalu dengan Manchester United. Kala melawan Chelsea, ia mengangkat tangan dan menunjukkan angka tiga, merujuk kepada raihan tiga titel Premier League yang diraihnya dengan Chelsea.

Lalu saat melawan Juventus di Liga Champions, lagi-lagi Mourinho menunjuk angka tiga yang ditujukan khusus untuk menyindir fans Juventus, artinya: raihan treble 2010. Mourinho contoh nyata sosok yang terjebak nostalgia – semoga saja fans Inter tidak demikian saat ini.

Banyak yang sudah berubah selama delapan tahun terakhir. Inter sekarang ini bukan Inter yang masih dibela Wesley Sneijder, Samuel Eto’o, Diego Milito, Esteban Cambiasso, dan Dejan Stankovic. La Beneamata masih dalam tahap renovasi di musim kedua Luciano Spalletti menangani Inter. Jadi, mulailah berpikir realistis.

12 pergantian pelatih sejak Mourinho pergi di tahun 2010 sudah jadi bukti ketidakstabilan Inter, baik itu dari segi performa hingga kesulitan mereka bersaing merebutkan Scudetto di Serie A (dipengaruhi juga faktor kehebatan Juventus).

Rafael Benitez, Leonardo, Gian Piero Gasperini, Claudio Ranieri, Andrea Stramaccioni, Walter Mazzarri, Roberto Mancini, Frank de Boer, Stefano Vecchi, Stefano Pioli, merupakan nama-nama pelatih yang bergantian melatih Inter. Sekarang pun Inter masih mencari identitas bermain dengan Spalletti.

Masa Lalu dan Masa Kini

Menjelang laga keempat grup B Liga Champions melawan Barcelona di Giusseppe Meazza, setelah sebelumnya kalah 0-2 di Camp Nou, fans Inter berharap hasil 3-1 delapan tahun lalu terulang kembali. Sah-sah saja berharap, namun, Inter harus membenahi terlebih dahulu efektivitas mereka ketika mendapatkan peluang dari serangan balik.

Dalam delapan tahun terakhir Barca memang juga banyak berganti pelatih, namun Barca bukanlah Inter. Ada sistem tetap yang sudah tidak dapat diubah di Barcelona, filosofi yang sudah mengakar dari akademi La Masia: penguasaan bola, permainan bola pendek dan ofensif.

Pelatih Barca hanya perlu memahami sistem itu dan menambahkannya dengan ide bermainnya sendiri. Itulah kenapa, rasanya sulit membayangkan Inter bisa memenangi penguasaan bola pada laga nanti. Membayangkan hal itu terjadi bak melihat Noel Gallagher menjadi fans Manchester United (mustahil).

Cukup melihat perbandingan statistik dari laga di Camp Nou. Barca punya penguasaan bola 67,2 berbanding 32,8 persen, belum lagi jumlah 21 percobaan tendangan berbanding sembilan Inter. Inter hanya menang dari segi jumlah tekel 20 berbanding 18.

Akan tapi, pelatih yang sangat memerhatikan detail seperti Spalletti pastilah melihat sembilan tendangan itu sebagai peluang, peluang yang ingin diubahnya menjadi gol di laga nanti. Meski hanya sedikit melepaskan tendangan, selama percobaan itu tepat sasaran atau berbuah gol, maka Inter punya peluang besar memenangi laga nanti.

Kesuksesan mengalahkan Barca dengan total agregat 3-2 di semifinal Liga Champions 2010 akan selalu ada di benak fans, namun, mereka juga harus berpikir realistis jika melihat skuat terdahulu dengan tim saat ini. Pendekatan bermain disinyalir akan sama: Inter mengandalkan serangan balik, Barca mendominasi penguasaan bola.

Kendati demikian, tidak ada Luis Suarez, Philippe Coutinho, Arturo Vidal, Ousmane Dembele, dan Ivan Rakitic delapan tahun silam. Barca punya banyak amunisi untuk menguji ketangguhan Samir Handanovic, yang sudah melakukan sembilan penyelamatan di Camp Nou.

Breaking News Inter Milan FC Barcelona Liga Champions Jose Mourinho Analisis
Ditulis Oleh

Arief Hadi

Posts

12.138

Bagikan