Kisah Frans Setiabudi, Legenda Hidup Persis Solo Selama 40 Tahun Keliling Dunia

Frengky AruanFrengky Aruan - Kamis, 05 Agustus 2021
Kisah Frans Setiabudi, Legenda Hidup Persis Solo Selama 40 Tahun Keliling Dunia
Frans Setiabudi ketika bermain sepak bola dengan rekan-rekan kru kapal di luar negeri. (Dok. Frans Setiabudi)

BolaSkor.com - Frans Setiabudi merupakan satu dari sedikit manusia yang diberi kesempatan untuk maksimal menikmati hobi dan pekerjaan. Setelah belasan musim membela Persis Solo, Frans bisa berkeliling dunia sebagai kru kapal pesiar selama 40 tahun.

Frans Setiabudi merupakan pemain yang lahir dari kompetisi internal Persis Solo. Kala berusia 15 tahun, dia menjadi bagian dari PS TNH Solo. Tiga tahun kemudian atau tepatnya tahun 1964, Frans sudah masuk jajaran pemain senior Persis Solo.

Kala bermain, Frans menempati posisi winger. Dia merupakan salah satu pemain yang bersinar di Jawa Tengah. Buktinya, Frans termasuk pemain yang dipanggil gabung tim PON Jawa Tengah.

Baca Juga:

Muamar Qadafi, Anak Sukoharjo yang Antarkan Guatemala Berprestasi di Olimpiade 2020

Sri Widadi: Legenda Arseto, Pelatih Bambang Pamungkas, Penjaga Sriwedari hingga Manahan

Frans sukses membawa Persis Solo menjuarai kompetisi bentukan PSSI Jawa Tengah pada tahun 1968. Selain itu, beberapa turnamen juga dimenangi, yang membuat Balai Persis penuh akan piala.

Frans Setiabudi ketika membela Persis Solo. (Repro dok. Frans Setiabudi)

"Saya membela Persis Solo dari 1964 sampai 1977. Tentunya ini sebuah kebanggaan ketika belasan tahun bisa membela klub dari kota dimana saya lahir dan dibesarkan," kata Frans Setiabudi.

Frans menikmati setiap waktu bermain untuk Persis Solo. Pada periode itu, Persis Solo termasuk tim tangguh di wilayah Jawa Tengah. Namun, perjalanan sebagai pesepakbola memang harus diakhiri.

Berlayar demi Menyambung Hidup

Pada tahun 1973, Frans Setiabudi sempat sekolah pelayaran di Bandung. Jalan ini dipilih lantaran penghasilan dari sepak bola tak bisa untuk hidup.

Ketika berangkat ke Bandung, Frans sejatinya juga masih ikut pemusatan latihan tim PON Jawa Tengah. Tapi, kala itu Frans tetap pada keinginan menyelesaikan sekolah pelayaran itu.

"Saat berada di Bandung, saya masih didatangi untuk diminta gabung tim PON lagi. Ketika itu, saya berpikir bahwa pelayaran lebih menjanjikan, daripada sepak bola yang belum ada apa-apanya," jelas Frans.

Frans Setiabudi ketika bermain sepak bola dengan rekan-rekan kru kapal di luar negeri. (Dok. Frans Setiabudi)

Pilihan ini terbukti tepat. Sempat membela Persis Solo lagi setelah pulang dari Bandung, Frans Setiabudi kemudian mendapat panggilan untuk berlayar pada tahun 1977.

"Saya berlayar dari tahun 1977 sampai mengundurkan diri tahun 2018. Selama 40 tahun itu, saya tidak meninggalkan sepak bola. Setiap kapal bersandar, saya jadi koordinator untuk kru kapal bermain sepak bola di negara tersebut," tutur Frans.

Sebagai kru kapal, Frans malah dapat kesempatan untuk bermain sepak bola di berbagai negara. Kesempatan yang jelas sulit didapatkan jika kala itu tetap bertahan sebagai pemain sepak bola.

"Mau main di negara mana pun saya senang karena bisa main bola, plus dibiayai perusahaan, mulai dari sepatu, seragam dan transportasi," jelas Frans.

Keliling Dunia bersama Jersey Persis

Frans Setiabudi tak lupa dengan Persis Solo selama berlayar. Bahkan, pada musim 2006/07, Frans menjalani masa singkat sebagai manajer teknik Persis Solo. Frans ikut mengawal Greg Nwokolo dkk, termasuk ketika bertandang ke luar kota.

Jersey Persis Solo musim itu kemudian dibawanya keliling dunia. Termasuk ketika mengunjungi Camp Nou, markas Barcelona di Spanyol.

"Kalau pakai jersey Persis, banyak juga yang tanya, ini jersey klub mana? Ya, saya jawab ini klub saya, dari Solo, tempat saya lahir dan dibesarkan," paparnya.

Baca Juga:

Wawancara Kadek Wardana: Pengalaman Baru di Bali United hingga Lesunya Pariwisata Ubud

Beban Angelo Alessio Memutus Kutukan Pelatih Eropa di Persija

Frans Setiabudi bersama sang istri ketika mengunjungi Camp Nou, mengenakan seragam Persis Solo musim 2006/07. (Dok. Frans Setiabudi)

Frans kini sudah berusia 75 tahun. Dia masih mengolah si kulit bundar. Bedanya, sejak bulan November 2020, dia menghindari kerumunan dan mencari tempat sepi untuk sekadar menggiring bola.

"Awal-awal (pandemi) itu masih main, tapi setelah November, keluarga minta untuk tidak ke kerumunan, ya saya menurutinya," ucapnya.

Frans berharap pandemi COVID-19 segera berakhir dan dia bisa bermain sepak bola lagi. Frans pun berharap Persis Solo bisa berjaya di kancah sepak bola nasional. (Laporan Kontributor Putra Wijaya)

Frans Setiabudi Persis Solo Breaking News
Ditulis Oleh

Frengky Aruan

Posts

15.464

Bagikan