Kisah Putra Sragen Bisa Hidupkan Apparel Lokal Berawal dari Cedera Lutut

Tengku SufiyantoTengku Sufiyanto - Minggu, 23 Agustus 2020
Kisah Putra Sragen Bisa Hidupkan Apparel Lokal Berawal dari Cedera Lutut
Kantor baru DJ Sport yang berada di kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen. (BolaSkor.com/Putra Wijaya)

BolaSkor.com - Impian sebagai pemain profesional boleh saja padam. Namun, ada berbagai cara untuk terus berada di lingkaran sepak bola. Putra Sragen, Dimas Yustisia sukses bangkit dari cedera lutut, untuk menghidupkan geliat apparel lokal.

Dimas merupakan sosok pendiri dari apparel ternama, DJ Sport. Apparel yang didirikannya tujuh tahun lalu sudah memiliki nama besar di sepak bola nasional. DJ Sport kini menjadi sponsor dari klub Liga 1, Persikabo Bogor serta klub Liga 2, Persis Solo.

DJ Sport juga pernah menjadi sponsor apparel untuk Persela Lamongan, PSMS Medan hingga tim Elite Pro Academy (EPA) PSS Sleman. Tahun lalu, DJ Sport merambah futsal dengan jadi sponsor Timnas Indonesia saat ikut turnamen di Thailand, serta tim Black Steel Manokwari pada AFF Futsal Club 2019.

Baca Juga:

Jersey Forum, 12 Tahun Eksis dan Konsisten Dorong Masyarakat Beli Jersey Orisinal

Mengintip Kegiatan Lazio Indonesia Selama Pandemi Virus Corona

Siapa sangka, dibalik ide membuat apparel bernama DJ Sport, Dimas pernah memupus mimpi menjadi pesepak bola. Saat sedang merintis karir pada usia 18 tahun, Dimas mengalami cedera pada bagian lutut.

Cedera itu menghambat karirnya, baik saat di sepak bola maupun futsal. Akhirnya, apparel sepak bola menjadi senjata agar bisa berprestasi, sekaligus berbisnis di sepak bola. Dimas kala itu mendirikan DJ Sport saat masih berstatus mahasiswa semester IV Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS).

DJ Sport
Dimas Yustisia, pemilik DJ Sport. (BolaSkor.com/Putra Wijaya)



"Dulu cita-citanya begitu besar untuk menjadi pemain bola, juga pemain futsal. Tapi setelah itu tidak bisa lari karena cedera lutut. Akhirnya menyalurkan hobi sepak bolanya ya bikin jersey, bikin peralatan olahraganya. Membuat apparel ini seperti hobi yang dibayar sampai sekarang," ucap Dimas Yustisia saat ditemui di Kantor DJ Sport, Karangmalang, Sragen, Sabtu (22/8).

Dimas membangun DJ Sport dengan perjuangan panjang. Awalnya, dia membuat DJ Sport dengan karyawan empat orang saja. Dalam sebulan, DJ Sport hanya sanggup memproduksi 300-400 stel jersey.

Namun, seiring berjalannya waktu, DJ Sport semakin berkembang. DJ Sport memberanikan diri menjadi sponsor Persela Lamongan pada TSC 2016 lalu. Dalam musim itu, jersey Laskar Joko Tingkir laku sebanyak 4000 pcs.

"Angka penjualan 4000 jersey mungkin kecil, bila dibandingkan dengan Persebaya, Bali United, Persib atau Persija sekarang. Tapi saat itu merupakan angka yang lumayan tinggi. DJ Sport juga apparel berstatus UKM pertama yang masuk ke klub profesional. Baru setelah itu masuk lagi apparel UKM yang lain," tutur Dimas.

DJ Sport
Aktivitas pekerja di DJ Sport. (BolaSkor.com/Putra Wijaya)



Saat ini, DJ Sport sudah berkembang pesat. DJ Sport sudah tak lagi berpindah-pindah ruko di Sragen. Mereka memiliki tempat produksi sendiri yang bisa memproduksi 4000 buah jersey dalam sebulan. Lokasi produksi DJ Sport sudah diresmikan pada pekan ini, dengan turut dihadiri beberapa apparel lokal, seperti NOIJ (Malang) dan Trops (Purwokerto).

"Sekarang kami sudah bisa memproduksi 4000 buah jersey dengan kualitas terbaik. Kualitasnya sama dengan jersey yang kita buat untuk klub-klub profesional. Semua jersey yang terbuat tertulis "Made in Sragen". Saya sebagai putra Sragen juga ingin mengangkat nama kabupaten ini melalui jersey yang kita buat," jelasnya.

Melalui DJ Sport ini, Dimas berharap bisa memberi kontribusi pada sepak bola nasional. Termasuk menggairahkan Apparel lokal untuk terus berkembang. Ini merupakan sebuah kebanggaan ketik cita-cita sebagai pemain profesional gagal terwujud. (Laporan Kontributor Putra Wijaya)

Agustus New Order Breaking News Jersey
Ditulis Oleh

Tengku Sufiyanto

Pencinta sepak bola Indonesia.
Posts

14.859

Bagikan