Lelucon Emptyhad, Seruan Pep Guardiola, dan Kekecewaan Fans Man City

Arief HadiArief Hadi - Sabtu, 18 September 2021
Lelucon Emptyhad, Seruan Pep Guardiola, dan Kekecewaan Fans Man City
Stadion Man City sepi penonton (Twitter)

BolaSkor.com - Kemenangan telak Manchester City atas RB Leipzig di Liga Champions dalam drama sembilan gol seharusnya menjadi suatu hal yang dirayakan fans The Citizens, City menang 6-3 di laga pertama grup Liga Champions.

Nathan Ake, Nordi Mukiele (gol bunuh diri), Riyad Mahrez, Jack Grealish, Joao Cancelo, dan Gabriel Jesus merupakan pencetak gol City, sementara tiga gol Leipzig datang dari satu pemain: Christopher Nkunku.

Awal yang baik dan dengan kemenangan meyakinkan ala tim Pep Guardiola: ofensif, menghibur, dan dominasi penguasaan bola. Akan tapi satu hal yang menarik justru datang setelahnya kala Pep Guardiola berkomentar kepada media.

Baca Juga:

Kisah Haru, Ayah Ake Meninggal Dunia setelah Putranya Cetak Gol di Liga Champions

Man City 6-3 Leipzig: Serba Pertama untuk Jack Grealish

Cetak Gol, Mahrez dan Grealish Picu Amarah Pep Guardiola

“Saya ingin lebih banyak orang datang ke pertandingan berikutnya pada hari Sabtu (Premier League). Kami akan membutuhkan mereka pada Sabtu besok, tolong, karena kami akan lelah. Saya mengundang semua fans kami untuk datang Sabtu, jam tiga sore, dan menonton pertandingan." tutur Guardiola kepada BT Sport.

Komentar yang menyita perhatian dan melonggarkan hubungannya dengan fans. Guardiola diyakini kecewa karena kursi Etihad Stadium hanya terisi 38.000 sementara kapasitas mencapai 55.000 penonton.

Ucapan Guardiola itu tak diterima baik oleh fans Man City. Kevin Parker selaku Sekretaris Jenderal Suporter Resmi City kecewa dengan ucapan sang manajer. Dia menyayangkan sikap Guardiola ketika timnya menang dengan skor telak.

"Itu (komentar Guardiola) mengejutkan saya. Saya tidak yakin apa hubungannya dengan dia. Dia tidak mengerti kesulitan yang mungkin dialami beberapa orang untuk pergi ke pertandingan di Etihad pada Rabu malam pukul delapan malam," papar Parker.

"Mereka punya anak-anak untuk dipikirkan, mereka mungkin tidak mampu membelinya, masih ada beberapa masalah COVID yang belum berakhir ... Saya tidak mengerti mengapa dia mengomentarinya."

“Dia benar-benar pelatih terbaik di dunia tetapi, dengan cara yang sebaik mungkin, saya pikir mungkin dia harus berpegang teguh pada itu. Itu hanya menghilangkan apa yang merupakan malam yang baik. Orang-orang berbicara lebih banyak tentang komentar Pep daripada permainan yang fantastis," terangnya.

Emptyhad dan Respons Pep Guardiola

Parker sangat kecewa karena Guardiola seolah membenarkan lelucon fans tim-tim rival yang menyebut Etihad sebagai Emptyhad (banter stadion yang sepi).

Secara tidak langsung tim-tim rival mengejek Man City yang tidak pernah menjadi tim besar dan bersejarah Inggris, sebab mereka 'membeli' kesuksesan dengan merekrut nama-nama top berbanderol tinggi.

Tak ayal itu berdampak kepada fans yang tidak fanatik dan mendukung City di mana pun mereka bermain.

"Mempertanyakan dukungan, yang secara efektif apa yang dia lakukan, mengecewakan dan tidak beralasan. Itu juga dimainkan di tangan pendukung dari tim lain yang ingin mengambil setiap kesempatan untuk mengejek City untuk apa yang mereka pikirkan jumlah kehadiran penonton yang buruk," imbuh Parker.

"Orang-orang menyebut Etihad sebagai 'Emptyhad'. Ini sedikit menyenangkan oleh pendukung oposisi tetapi tidak ada pembenaran untuk itu. Kehadiran kami umumnya sangat baik."

Lantas menyesal kah Guardiola menuturkan hal tersebut? Tidak juga. Guardiola membebaskan publik beropini mengenai pendapatnya tersebut, yang menurutnya juga ia lakukan di Barcelona dan Bayern Munchen.

"Apakah saya mengatakan setelah pertandingan bahwa saya kecewa karena stadion tidak penuh?" balas Guardiola dikutip dari Mirror.

“Penafsiran adalah interpretasi. Saya tidak akan meminta maaf atas apa yang saya katakan karena saya tidak mengatakannya salah."

"Saya terkejut tentang apa yang terjadi dengan pria ini [Parker]. Ini bukan pertama kalinya saya mengatakannya dalam karier saya – saya mengatakannya di Barcelona dan Bayern dan di sini."

"Ketika kami memainkan pertandingan sulit seperti Leipzig dan bermain tiga pertandingan kemudian dengan kurangnya persiapan (melawan Southampton), saya tahu betapa sulitnya, untuk meminta kita semua melakukannya lagi pada hari Sabtu lagi."

"Saya melakukan pendekatan untuk melakukan sesuatu bersama lagi pada hari Sabtu berikutnya jam tiga sore. Yang saya katakan adalah kami membutuhkan dukungan, dengan 10.000, 30.000, 40.000, 50.000 - tidak peduli berapa banyak orang yang datang - tetapi saya mengundang mereka untuk datang dan nikmati permainannya karena kami membutuhkan dukungan."

"Jika setelah lima musim orang tidak dapat memahami perilaku saya, itu karena mereka ingin salah paham dengan apa yang saya katakan. Saya tidak akan meminta maaf sedetik pun, karena saya jujur," tegas dia.

Guardiola sudah memasuki tahun kelimanya melatih Man City. Pada musim 2020-2021 Guardiola membawa City ke tahapan terbaik dalam sejarah klub kala menembus final Liga Champions, tetapi pada akhirnya gagal menang dan kalah 0-1 dari Chelsea.

Breaking News Pep Guardiola Manchester City Liga Champions Premier League
Ditulis Oleh

Arief Hadi

Posts

12.138

Bagikan