Mantra Buruk Chiellini di Balik Kegagalan Penalti Bukayo Saka
BolaSkor.com - Berbagai cerita menarik mengiringi kemenangan Italia atas Inggris pada final Piala Eropa 2020. Terbaru adalah mantra buruk yang diberikan Giorgio Chiellini kepada Bukayo Saka.
Dalam laga yang berlangsung di Stadion Wembley, Senin (12/7) dini hari WIB, kedua tim bermain imbang 1-1 hingga babak perpanjangan waktu berakhir. Italia kemudian keluar sebagai juara lewat drama adu penalti.
Pada babak ini, tiga eksekutor penalti Inggris gagal menjalankan tugas. Salah satunya adalah Saka yang menjadi penendang kelima atau terakhir.
Chiellini tertangkap kamera mengeluarkan sebuah kata sebelum Saka melakukan eksekusi. Hal itu diakui sang pemain sebagai sebuah mantra buruk untuk lawan.
Baca Juga:
Italia, Spesialis Raih Prestasi Usai Terpuruk
Satu Penyesalan Ciro Immobile di Piala Eropa 2020
Pesta Timnas Italia: Parade Keliling Roma hingga Kunjungan Presiden
“Halo Christian, saya mengkonfirmasi semuanya! Kiricocho!” kata Chiellini dalam tayangan video yang diunggah ESPN.
'Kiricocho' adalah kata yang diucapkan Chiellini tepat sebelum Saka melakukan eksekusi penalti. Hal itu tertangkap jelas dalam video tayangan lambat dari UEFA.
Apa itu Kiricocho?
Kata 'Kiricocho' tentu terdengar asing di telinga pecinta sepak bola tanah air. Namun tidak bagi mereka yang tinggal di Argentina.
Kiricocho memang sebuah mantra yang digunakan sejumlah pesepak bola dalam beberapa dekade terakhir. Hal itu dilakukan untuk membuat lawannya mengalami nasib buruk.
Ada beberapa versi cerita di balik mantra Kiricocho. Salah satu yang paling terkenal berasal dari klub Estudiantes.
Kiricocho atay Quiricocho dikabarkan merupakan seorang suporter fanatik Estudiantes pada media 1980-an. Ia tidak hanya mendukung di stadion tapi juga kerap menghadiri sesi latihan tim pujaannya.
Namun percaya atau tidak, peristiwa buruk kerap terjadi saat Quiricocho hadir. Salah satunya adalah sejumlah pemain mengalami cedera.
Carlos Bilardo yang saat itu bertugas sebagai pelatih mengamati fenomena tersebut. Ia kemudian meminta Quiricocho untuk menghadiri sesi latihan tim lawan.
Anehnya, sejak pembicaraan dengan Bilardo, Quiricocho tak pernah hadir lagi dalam sesi latihan Estudiantes. Namun Los Pincharratas justru mampu menjuarai liga selama dua musim beruntun.
"Kiricocho adalah seorang anak asal La Plata yang selalu bersama kami dan sejak momen itu kami menjadi juara (pada tahun 1982). Kami mengadopsinya sebagai maskot tim," kata Bilardo dilansir dari Goal.
"Dia adalah anak yang baik tetapi kemudian saya tidak melihatnya lagi. Terakhir kali saya melatih Estudiantes (pada 2003-04), saya mencarinya tetapi tidak ada yang tahu apa-apa."
Keampuhan mantra Kiricocho memang masih bisa diperdebatkan. Namun ini merupakan bumbu dan daya tarik dari sebuah drama sepak bola.