Nostalgia - Duel Maestro dan Dominasi Spanyol atas Italia di Piala Eropa 2012

Arief HadiArief Hadi - Minggu, 04 Juli 2021
Nostalgia - Duel Maestro dan Dominasi Spanyol atas Italia di Piala Eropa 2012
Italia vs Spanyol di final Piala Eropa 2012 (Twitter)

BolaSkor.com - Ketika berbicara mengenai laga klasik antara dua negara kuat Eropa, Italia dan Spanyol, satu pertandingan muncul di benak pikiran. Laga itu terjadi di final Piala Eropa 2012 yang dihelat di Stadion Olimpik, Kiev.

Spanyol dan Italia datang ke Piala Eropa 2012 dalam kondisi terbaik. Italia arahan Cesare Prandelli datang dengan skuad berpengalaman serta memiliki pemain-pemain muda seperti Mario Balotelli (21 tahun) dan Fabio Borini (21 tahun).

Sisanya dihuni nama-nama matang pengalaman seperti Andrea Pirlo (33 tahun), Giorgio Chiellini (27 tahun), Gianluigi Buffon (34 tahun), Daniele De Rossi (28 tahun), dan Antonio Di Natale (34 tahun).

Baca Juga:

Ketika Semesta Mendukung Inggris Juara Piala Eropa 2020

Daftar Tim Semifinalis Piala Eropa 2020: Italia dan Inggris Paling Impresif

3 Alasan Italia Bikin Spanyol Empot-empotan di Semifinal Piala Eropa 2020

Timnas Italia

Sementara Spanyol tak perlu dipertanyakan lagi. La Furia Roja besutan Vicente Del Bosque merupakan juara bertahan Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia 2010. Skuad yang dimiliki pun disebut generasi emas dalam sejarah sepak bola Spanyol.

Mereka yang ada dalam skuad itu seperti Iker Casillas, Sergio Ramos, Gerard Pique, Andres Iniesta, Xavi Hernandez, Xabi Alonso, David Silva, Fernando Torres. dan Sergio Busquets. Ini semua menjamin penguasaan bola dan permainan dominan.

Benar saja, Spanyol lolos sebagai pemuncak klasemen grup C yang berisikan Italia, Kroasia, dan Republik Irlandia. Segalanya berjalan sesuai skenario dan prediksi: Spanyol dan Italia lolos ke perempat final.

Timnas Spanyol

Usai imbang 1-1 melawan Italia, Spanyol menang 4-0 atas Irlandia dan 1-0 atas Kroasia, sedangkan Italia imbang 1-1 kontra Kroasia lalu menumbangkan Irlandia dengan skor 2-0.

Fase Gugur

Ujian sesungguhnya dimulai bagi kedua negara. Spanyol sudah dinanti Prancis dan Italia menghadapi Inggris. Spanyol, sekali lagi, mengungguli lawannya dengan penguasaan bola hingga Prancis arahan Laurent Blanc kalah dengan skor 2-0 dari dua gol Xabi Alonso (satu dari kotak penalti).

Sementara itu Italia bak 'mengajari' lini tengah Inggris bagaimana cara mendominasi penguasaan bola, mendikte permainan, dan Andrea Pirlo dominan di lini tengah. Laga berakhir tanpa gol di waktu normal dan Italia menang 4-2 dari adu penalti.

Portugal vs Spanyol

Berlanjut ke semifinal Spanyol mendapatkan perlawanan sengit dari Cristiano Ronaldo dkk alias timnas Portugal. Laga berakhir imbang tanpa gol dan Spanyol menang 4-2 dari drama adu penalti.

Sedangkan semifinalis satunya mempertemukan Jerman dengan Italia dan laga ini diingat dengan laga terbaik Balotelli (serta selebrasinya kala membuka baju dan pamer otot).

Balotelli mencetak dua gol di pertandingan itu yang mengoyak jala gawang Jerman yang dijaga Manuel Neuer. Jerman hanya bisa memperkecilnya dari gol penalti Mesut Ozil. Italia menang dengan skor 2-1 dan bertemu Spanyol di final.

Italia vs Jerman

Dominasi Spanyol atas Italia

Final dihelat di Stadion Olimpik, Kiev, Ukraina. Headline media-media Eropa menyoroti duel maestro di lini tengah Spanyol dan Italia. Spanyol dengan koneksi Barcelona: Xavi, Iniesta, Busquets serta kombinasi Alonso, Fabregas, dan Silva.

Lalu Italia dengan maestro, Andrea Pirlo sebagai deep-lying playmaker bersama Riccardo Montolivo, Daniele De Rossi, dan Claudio Marchisio. Taktik Italia adalah 4-1-3-2 dan Spanyol cukup menarik, false nine dengan formasi 4-3-1-2.

Dua penyerang Spanyol adalah gelandang serang, Silva dan Iniesta, sementara Fabregas yang jadi playmaker merupakan false nine (penyerang semu). Taktik itu bisa juga dilihat sebagai 4-6-0.

Spanyol sebelumnya memainkan laga kontra Portugal sampai perpanjangan waktu dan drama adu penalti, tapi waktu istirahat mereka dua hari lebih banyak ketimbang Italia yang menghadapi perlawanan sengit Jerman.

Skenario Italia sudah tak berjalan ketika Spanyol sudah memegang penguasaan bola dan unggul di menit 14 dari gol Silva melalui tandukkan kepala, ya pemain bertubuh mungil itu menanduk bola dan mencetak gol.

Jordi Alba menambah keunggulan Spanyol di menit 41 dan itu jadi gol pertamanya untuk Spanyol. Gol yang spesial dan terjadi di pertandingan bersejarah.

Andrea Pirlo vs Sergio Busquets

Italia coba membalas tapi permainan cepat Spanyol, tekanan yang mereka lakukan, serta para maestro yang berkumpul di tengah permainan membuat Balotelli dan Antonio Cassano terisolir di lini depan Italia.

Pirlo mendikte permainan tapi di laga ini ia tak kuasa menghadapi kerja sama Busquets, Xavi, dan Iniesta. Xavi dengan visi bermain dan operan akuratnya mengatur tempo laga untuk Spanyol, sementara bola - seperti biasanya - lengket di kaki Iniesta kala melakukan penetrasi.

Ketika bola ada di kedua pemain itu Alonso dan Busquets menjaga kedalaman alias pertahanan Spanyol. Sementara Fabrgeas dan Silva mencari ruang untuk beroperasi karena Spanyol bermain tanpa striker murni, meski Del Bosque punya Fernando Torres dan Alvaro Negredo.

Kaki-kaki pemain Italia mulai terlihat lelah dan ketidakberuntungan, menandakan kekalahan mereka, terjadi 28 menit sebelum laga berakhir. Thiago Motta yang baru masuk dari bangku cadangan ditarik keluar karena cedera dan Prandelli sudah melakukan seluruh pergantian pemain, setelah sebelumnya memainkan Federico Balzaretti dan Di Natale.

Fernando Torres dan Juan Mata bermain dan menegaskan superioritas Spanyol dengan kemenangan telak 4-0 atas Italia.

Timnas Spanyol juara Piala Eropa 2012

"Kita semua telah melihat laga mahakarya hari ini. Spanyol telah menjadi tim terbaik di dunia selama empat atau lima tahun terakhir. Mereka pantas mendapatkannya malam ini lagi, bahkan pada situasi 11 lawan 11," tutur Chris Waddle di BBC Sport.

"Italia berusaha keras, tetapi sayangnya mereka harus melalui laga-laga dengan sangat sulit."

"Mereka merasakan kecepatan dan Spanyol, dengan teknik dan gerakan superior dan talenta kala mengontrol bola seakan memberikan kemenangan mudah. Spanyol telah dikritik tetapi mereka adalah tim terbaik di dunia tanpa diragukan lagi."

Ketidakberuntungan yang dimiliki Italia kala Motta ditarik keluar diakui oleh Del Bosque, belum lagi dengan waktu istirahat mereka.

"Ini adalah era yang hebat untuk sepak bola Spanyol. Setelah Wina (final Piala Eropa 2008) Luis Aragones, pelatih saat itu, menunjukkan kepada kami jalan, arah yang harus kami tuju," tutur Del Bosque.

"Kami memiliki pertandingan yang luar biasa tetapi jangan meremehkan Italia - mereka hanya tidak beruntung. Semuanya berjalan sesuai keinginan kami malam ini. Italia memiliki satu pemain lebih sedikit, satu hari istirahat lebih sedikit dan mereka mencoba sepanjang pertandingan tetapi tidak bisa masuk ke permainan."

Prandelli tak lupa memuji Spanyol atas kesuksesan mereka mengukir sejarah dua kali juara beruntun Piala Eropa. Dia juga menilai taktik tanpa striker Spanyol menyebabkan masalah besar untuk timnya.

"Segera setelah kami bermain dengan 10 pemain, permainan berakhir. Kami memiliki beberapa peluang di awal babak kedua tetapi tidak memanfaatkannya dan ketika Thiago Motta keluar, kami tidak memiliki apa pun yang tersisa," tambah Prandelli.

"Tim seperti Spanyol Anda harus menjadi yang terbaik, melakukan tekel, dan malam ini kami tidak melakukannya. Anda harus mengapresiasi Spanyol. Mereka telah membuat sejarah malam ini dan sepatutnya begitu. Mereka mungkin tidak bermain dengan striker tetapi mereka masih menimbulkan banyak masalah."

Simak Rangkuman keseruan Piala Eropa 2020 di sini

Breaking News Timnas Italia Timnas Spanyol Piala eropa Piala Eropa 2020 Nostalgia
Ditulis Oleh

Arief Hadi

Posts

12.174

Bagikan