Nostalgia - Kejayaan Persija Jakarta dengan Identitas Merah-Putih

Tengku SufiyantoTengku Sufiyanto - Senin, 28 November 2022
Nostalgia - Kejayaan Persija Jakarta dengan Identitas Merah-Putih
Para pemain Persija Jakarta melakukan teamtalk. (BolaSkor.com/Paulus Dwi Arde Nugroho)

BolaSkor.com - Persija Jakarta merayakan hari jadinya yang ke-94. Persija lahir pada tanggal 28 November 1928.

Persija dahulu bernama Voetbalbond Indonesia Jacatra (VIJ). Layaknya klub-klub Indonesia era Perserikatan, Persija lahir dengan latar belakang sebuah organisasi perjuangan bangsa yang bergerak dalam bidang sepak bola. Tak ayal, tokoh-tokoh pendiri Persija merupakan para pergerakan nasional.

Asal Mula Persija Jakarta

Harian Republika, dikutip dari Legendary 1928, dalam kearsipan sejarahnya mencatat bahwa, VIJ lahir dari sebuah tragedi kebakaran Gang Bunder, Passer Baroe, Batavia-Centrum tahun 1928. Penuturan itu diutarakan saksi sejarah bernama Abah Alwi Shahab.

Ketika itu, para pemuda menggalang aksi sosial melalui sepak bola untuk membantu para korban kebakaran. Di mana, sepak bola adalah olahraga merakyat dan sudah populer ketika Kolonial Belanda menjajah Indonesia.

Sayang, para pemuda pergerakan tersebut tidak dapat memakai lapangan sepak bola Deca Park milik klub Belanda, Hercules. Izin itu tidak diberikan oleh Federasi Sepak Bola Kolonial Belanda di Batavia, Voetbalbond Batavia Omstaken (VBO).

Baca Juga:

Luis Milla Uji Perkembangan Persib dalam Laga Kontra Persikabo 1973

Lanjutan Liga 1 Pakai Sistem Bubble, Pelatih Madura United: Saya Tidak Menyukainya!

Abdulla Yusuf Helal Teruskan Performa Impresif, Persija Menang atas Persita

Berjalannya waktu, para pemuda yang dihuni kaum pribumi ini malah membentuk organisasi sepak bola untuk melawan kedigdayaan VBO. Lahirlah VBB (Voetbal Boemipoetera) pada November 1928. Nama tersebut diambil dari kosa kata Kolonial Belanda dan tentu saja kerakyatan atau memunculkan ciri khas pribumi. VBO lahir dari ide Soeri dan A Ali, dikutip dari Surat Kabar Pemandangan pada tahun 1938.

Tentu hal itu memunculkan perlawanan dari VBO. Kolonial Belanda melihat sebuah pergerakan pribumi atau nasionalis dari sepak bola. Maka dari itu, VBO diubah nama menjadi VIJ.

Dalam buku 60 tahun Persija, dijelaskan bahwa lahirnya bond VIJ ini diprakarsai oleh Soeri (klub Setiaki), A. Alie Subrata (klub Ster), A. Hamid (MOS), A. Soerodjo (Setiaki), Soerjadi (MOS), Tamerin (BSVC), R. Soekardi (Ster), Soepardi (MOS) dan M.E. Asra (Ster). Seperti halnya, klub-klub yang lahir dari pergerakan nasionalis dan sebelum PSSI berdiri. Ada beberapa klub naungan di bawahnya.

VIJ. (Sumber: Istimewa/Legendary 1928)

Hal ini menjadi pondasi lahirnya kompetisi Perserikatan. Di mana sistem Perserikatan, klub besar (Persija, Persib, Persis dan lain-lain) mempunyai klub naungan di bawahnya dengan sistem berkompetisi. Pemain yang hebat ditarik untuk membela klub besar, dan berkompetisi di Perserikatan.

Seiring berjalannya waktu, VIJ mulai menunjukkan taringnya membentuk sebuah federasi sepak bola bersama klub-klub yang lahir dari pergerakan nasional. Maka lahirlah PSSI (Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia) pada tanggal 19 April 1930 dengan ide yang keluar dari Ir Soeratin.

Saat itu, VIJ mendirikan PSSI beserta Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond (BIVB, R Atot), Persatuan Sepakraga Mataram (PSIM Yogyakarta, Daslam Hadiwasito, A.Hamid, M. Amir Notopratomo), Vorstenlandsche Voetbal Bond (Persis Solo, Soekarno), Madioensche Voetbal Bond (PSM Madiun, Kartodarmoedjo), Indonesische Voetbal Bond Magelang (PPSM Magelang, E.A Mangindaan), dan Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond (Persebaya Surabaya, Pamoedji). PSSI pun diubah menjadi Persatoean Sepakbola Seloeroeh Indonesia saat kongres di Solo pada 1930.

Di era Perserikatan, VIJ mampu menjadi juara pada tahun 1931, 1933, 1934 dan 1938. Tobing, Abidin, Soemo, Machmoel, Boengboeng, Enoch, Rachim, Affendi, Hoedoro, Djaimin, Soenarto atau Saridi adalah segelintir andalan VIJ ketika itu.

Kejayaan Merah-Putih Persija

Selanjutnya, VIJ berganti nama menjadi Persidja Jakarta. Persidja sendiri terus tumbuh menjadi klub paling disegani di Perserikatan.

Saat itu, Persidja bagaikan bentuk Timnas Indonesia. Mengingat, para pemain Timnas Indonesia di era 1950-an hingga 1960-an adalah penggawa Persidja. Tak hanya itu, Persidja merupakan klub yang memiliki jersey berwarna Merah-Putih. Tak ayal, julukan Merah-Putih melekat di Persidja.

Soetjipto Soentoro, Kwee Tik Liong, Sinyo Aliandoe, Reni Salaki, Liem Soe Liong (Surya Lesmana), dan Rony Paslah adalah beberapa jebolan Persidja yang membela Timnas. Semuanya di bawah kendali sang pelatih hebat Persidja ketika itu, yakni Liem Soen Joe atau yang lebih dikenal dengan nama drg. Endang Witarsa. Persidja akhirnya mampu menjadi juara Perserikatan 1954 dan 1964.

Persidja Jakarta di Tahun 1964. (Sumber: Istimewa/Legendary 1928)

Hebatnya lagi, dengan materi pemain muda, dokter membuktikan tangan dinginnya mampu mengangkat prestasi Persija. Si Merah-Putih dibawanya juara tanpa terkalahkan dengan rekor gol fantastis 34-3. Selain juara, gelar Persija terasa lengkap setelah Soetjipto Soentoro meraih gelar top skor dengan 16 gol. Musim yang lengkap bagi Persija dan Dokter pada Perserikatan tahun 1964.

Di era 1970-an, Persidja menciptakan era baru dengan materi permain seperti Sutan Harharah, Suhanta, Sumirta, Widodo, Anjas Asmara, Oyong Liza, Sofyan Hadi, Risdianto, Wahyu Hidayat, Danurwindo, Benny Dollo, dan Dananjaya. Persidja pun mampu menjuarai Perserikatan tahun 1973, 1975, dan 1979.

Tahun 1979 merupakan momen terakhir Persidja menggenggam supremasi tertinggi kompetisi sepak bola Tanah Air. Selanjutnya, saat Perserikatan dan Galatama dilebur, Persija baru menjadi juara supremasi tertinggi kompetisi sepak bola Tanah Air pada tahun 2001 dengan tajuk Liga Indonesia.

Persidja Jakarta tahun 1974. (Sumber: Istimewa/Legendary 1928)

Masih ingat betul, Bambang Pamungkas, Luciano Leandro, Antonio Claudio, Imran Nahumarury, Widodo Cahyono Putro, hingga Gendut Doni, Persija menjadi klub paling disegani. Anak-anak asuh Sofyan Hadi yang ber-jersey oranye menjadi juara Liga Indonesia usai mengalahkan PSM Makassar 3-2 di Stadion Senayan (Stadion Utama Gelora Bung Karno).

Dua gol dari Bambang Pamungkas dan satu dari Imam Nahumarury dapat membalas torehan PSM melalui Miro Baldo Bento dan Kurniawan Dwi Yulianto.

Kejayaan Era Modern

Skuat dan jersey Persija diperkenalkan dalam launching, Minggu (23/2). (BolaSkor.com/Hadi Febriansyah)

Setelah kebangkitannya pada tahun 2001, prestasi Persija Jakarta selalu masuk babak delapan besar Liga Indonesia, bahkan Macan Kemayoran pernah meraih runner-up dan peringkat tiga Liga Indonesia.

Ismed Sofyan dan kawan-kawan tidak pernah keluar dari sepuluh besar. Sebelum pada akhirnya tahun 2014, tim Macan Kemayoran mengalami keterpurukan prestasi. Bahkan pada ajang Torabika Soccer Championship A 2016, Persija Jakarta terpuruk hingga berada di posisi 14.

Hingga pada akhirnya, pretasi kembali muncul pada tahun 2017 lalu. Perubahan di tubuh manajemen menjadi faktor setelah Persija kerap diterpa masalah finansial.

Tidak disangka-sangka setelah terpuruk Persija Jakarta kembali meraih prestasi yang cukup baik. Mereka berhasil finis di posisi empat Liga 1.

Persija Jakarta patut berterima kasih kepada sosok pelatih Stefano Cugurra. Ia berhasil membawa Persija Jakarta kembali memiliki karakter bermain dan mengembalikan kepercayaan Jakmania untuk kembali mendukung Persija Jakarta.

Lewat tangan dingin pelatih asal Brasil itu, Persija Jakarta akhirnya kembali meraih gelar yakni dari Piala Presiden 2018 dan yang paling mengesankan ialah menjadi juara kompetisi tertinggi setelah 11 tahun berpuasa gelar. Permainan yang konsisten dan fisik pemain yang prima menjadikan tim ini bisa meraih gelar di Liga 1 2018.

Tidak hanya berjaya di Indonesia, Persija Jakarta juga menunjukan taringnya di kancah ASEAN. Tim Ibu Kota ini berhasil juara Bost SportsFix Super Cup di Malaysia dan mereka juga berhasil lolos menjadi semifinalis Zona ASEAN Piala AFC 2018.

Menuju Kebangkitan

Persija Jakarta
Persija Jakarta juara Piala Menpora 2021. (Media Persija)

Seperti bumi yang berputar, Persija mengalami masa sulit saat 2019. Persija berkali-kali ganti pelatih selepas hengkangnya Teco.

Persija dilatih Ivan Kolev, Julio Banuelos, Sudirman (carteker), hingga Edson Tavares. Persija pun tertahan di papan tengah klasemen akhir Liga 1 2019.

Pandemi COVID-19 membuat Persija dan klub lainnya berjuang dari keterpurukan ketidakadaan kompetisi usai dihentikan.

Namun, Persija mampu menunjukkan kualitasnya dengan meraih gelar Piala Menpora 2021. Bukti kebangkitan Persija. Lebih spesial, Persija mampu menjadi juara usai mengalahkan Persib Bandung di laga final.

Di Liga 1 2021/2022, Persija di bawah asuhan Angelo Alessio mengandalkan banyak pemain muda. Sebuah langkah regenerasi untuk meraih prestasi di masa depan. Salah satu pemain yang mencuat adalah Rio Fahmi.

Namun, Persija agak melempem, membuat manajemen mengganti Angelo Alessio ke Sudirman. Di tangan Sudirman, Persija bangkit dan finis di urutan ke-8 klasemen akhir.

Thomas Doll
Pelatih Persija Jakarta, Thomas Doll. (Media Persija)

Menatap Liga 1 2022/2023, Persija mengusung tema "To The Next Level". Persija terus bertransformasi memperbaiki sisi profesionalisme, baik dalam dan luar lapangan.

Di luar lapangan, Persija membenahi dan membangun training ground di kawasan Sawangan, Depok. Di dalam lapangan, Persija merekrut pelatih kelas dunia Thomas Doll.

Mantan pelatih Borussia Dortmund asal Jerman itu membuat Persija mengerikan dengan merekrut pemain asing kelas wahid, yakni Hanno Behrens, Michael Krmencik, Ondrej Kudela, dan Yusuf Helal.

Tak hanya itu, Macan Kemayoran melalui Thomas Doll meregenerasi pemain muda. Nama-nama seperti Muhammad Ferarri, Cahya Supriadi, Frengky Missa, dan Ginanjar Wahyu adalah produk Persija yang kemudian diandalkan Timnas Indonesia U-20 untuk Piala Dunia U-20 2023 dan Piala Asia U-20 2023.

Muhammd Ferarri
Muhammd Ferarri. (Persija.id)

Thomas Doll langsung menerapkan 3 bek dalam formasi Persija. Sempat kesulitan, namun Persija akhirnya mampu klop dengan permainan Thomas Doll. Persija pun gemilang menjadi pesaing gelar juara.

Sayang, kegemilangan Persija di awal Liga 1 2022/2023 dengan raihan 6 kemenangan, 3 imbang, dan satu kekalahan harus sirna sementara, akibat vakumnya kompetisi usai Tragedi Kanjuruhan.

Liga 1 2022/2023 saat ini akan diilanjutkan kembali. Persija siap meraih kejayaannya kembali sebagai klub tersukses di Tanah Air.

RISIN94GLORY Persija Jakarta !!

Persija jakarta Liga 1 Breaking News
Ditulis Oleh

Tengku Sufiyanto

Pencinta sepak bola Indonesia.
Posts

14.965

Bagikan