Nostalgia - Ketika Arjen Robben Menjadi Pemeran Utama Perselisihan Bayern Munchen Kontra Timnas Belanda

Johan KristiandiJohan Kristiandi - Rabu, 11 November 2020
Nostalgia - Ketika Arjen Robben Menjadi Pemeran Utama Perselisihan Bayern Munchen Kontra Timnas Belanda
Arjen Robben (Thesefootballtimes.com)

BolaSkor.com - Kalah di final Liga Champions adalah satu di antara badai paling besar yang dirasakan pesepak bola. Ketika berada di ambang sejarah, tetapi harus tergelincir.

Neymar menangis sesenggukan di Lisbon. Mauricio Pochettino mengunci diri di rumah selama 10 hari setelah Tottenham Hotspur ditumbangkan Liverpool. Michael Carrick mengalami depresi usai Manchester United ditekuk Barcelona di Roma.

Namun, apa yang dialami Bayern Munchen adalah anomali. Hanya tiga hari setelah kalah di final Liga Champions, Die Roten harus kembali bertanding.

Bayern Munchen terpaksa merelakan impian meraih titel Liga Champions 2011-2012 usai dikalahkan Chelsea di laga puncak. Padahal, Bayern bermain di depan publiknya. Tangisan para penggawa Bayern usai pertandingan menyatu dengan jeritan hati kota Munchen pada malam tersebut.

"Saya pikir, ini lebih brutal daripada kekalahan 1999 melawan Manchester United," ujar presiden Bayern, Karl-Heinz Rummenigge, menggambarkan perihnya situasi saat itu.

Baca juga:

Nostalgia - Ketika Sir Alex Ferguson Tiba di Old Trafford 34 Tahun Silam

Joe Biden, Wide Receiver Penerima Harapan Barack Obama

Profil Carlos Soler, Hat-trick Penalti ke Gawang Real Madrid, dan Nyaris Gabung Los Blancos

Arjen Robben

Jika belum cukup menggambarkan kesedihan para penggawa Bayern ketika itu, cerita Toni Kroos bisa menjadi penguat. Dikenal sebagai pemain yang jauh dari gosip miring, Kroos sampai harus menikmati banyak minuman beralkohol untuk melupakan rasa sedih. "Tidak ada cara lain," terang Kroos. Kroos pun harus dibawa ke dokter setelah itu.

Akan tetapi, tiga hari berselang, Bayern harus menunjukkan wajah di depan publik. Bayern melakoni laga persahabatan melawan tim nasional Belanda di Allianz Stadium. Pertandingan itu terjadi karena sengketa hukum yang berakar pada cedera hamstring yang dialami Arjen Robben.

Menjelang Piala Dunia 2010, pemain sayap Bayern tersebut mengalami cedera hamstring pada pertandingan persahabatan antara Belanda melawan Hongaria di Amsterdam. Robben menjalani tes dan dikhawatirkan mengalami cedera parah yang mengharuskannya menepi selama empat hingga enam pekan. Padalah, pertandingan pertama Belanda melawan Denmark berlangsung tujuh hari kemudian.

Namun, pelatih Belanda, Bert van Marwijk memilih tidak memanggil pengganti Robben. Sang juru taktik mempertahankan Robben dalam tim. Pemain yang sering melakukan tekukan sebelum melepaskan tembakan itu diharapkan dapat segera pulih dan bermain pada laga selanjutnya.

Satu yang menjadi kejutan sekaligus kecurigaan beberapa pihak adalah pemain 26 tahun itu kembali berlatih kurang dari dua pekan setelah cedera. Saat itu, skuad Belanda sedang bersiap menghadapi Jepang setelah meraih tiga poin kontra Denmark.

Robben hanya duduk pada bangku cadangan pada pertandingan melawan Belanda. Meski demikian, The Oranje masih bisa menang tipis 1-0 berkat gol Wesley Sneijder pada babak kedua.

Robben akhirnya tampil lima hari kemudian. Ia bermain selama 17 menit pada laga versus Kamerun di Cape Town. Belanda menutup duel dengan kemenangan 2-1. "Hamstring terasa baik-baik saja," tutur Robben usai pertandingan.

Kemudian, hingga akhir kompetisi, Robben bermain selama 370 menit lagi. Ia unjuk gigi selama 71 menit melawan Slovakia pada babak 16 besar (mencetak satu gol), kemudian bermain penuh ketika bersua Brasil, dan berada di lapangan selama 89 menit ketika Belanda menghadapi Uruguay pada semifinal.

Sayangnya, pada laga final penampilan Robben sepanjang pertandingan tidak cukup menghindarkan Belanda dari kekalahan melawan Spanyol.

Ketika suporter Belanda semringah dengan kembalinya Robben, pada sisi lain para petinggi Bayern Munchen waswas. Mereka geram karena Robben berisiko besar kembali ke klub dalam kondisi cedera. Ketika itu, robekan di hamstring Robben diprediksi belum benar-benar sembuh.

"Saya merasa tidak bertanggung jawab karena itu tidak didiagnosis secara akurat dan Arjen Robben telah bermain. Saya menawarkan beberapa kali untuk membantu diagnosis, tetapi tidak dipanggil," ujar dokter klub Bayern, Hans-Wilhelm Muller-Wohlfahrt.

Kemudian, Muller-Wohlfahrt memutuskan menepikan Robben selama delapan pekan. Itu artinya, Robben tidak akan tampil pada awal perjuangan Bayern di Bundesliga dan Liga Champions.

Akhirnya, Bayern meminta kompensasi dari waktu dan uang yang hilang kepada KNVB. Federasi sepak bola Belanda itu pun tidak menyanggupinya. Walhasil, setelah negosiasi yang alot, kedua pihak sepakat mengadakan laga persahabatan pada 22 Mei 2012, tiga hari setelah Allianz Arena menjadi tuan rumah final Liga Champions.

Bagi Belanda, pertandingan tersebut menjadi ajang pemanasan untuk Piala Eropa 2012. Sementara itu, Bayern memanfaatkan duel pertandingan melawan Belanda untuk menghibur suporter pada akhir musim dan meraup keuntungan dari penjualan tiket.

Arjen Robben

Itu bukan pertama kalinya sebuah klub menghadapi tim nasional. Pada 1988, tim nasional Inggris menantang tim amatir, Aylesbury United. Contoh lainnya adalah pertemuan tim nasional Prancis melawan Arsenal dan Barcelona kontra Brasil.

Namun, jalannya pertandingan persahabatan Bayern melawan Belanda tidak berjalan dengan mulus. Sebelum pertandingan, pelatih tim nasional Jerman, Joachim Low, dikabarkan geram karena sejumlah pemain Bayern Munchen terlambat bergabung ke pusat pelatihan Jerman.

Tak pelak, situasi buah simalakama tercipta. Petinggi federasi sepak bola Jerman, Wolfgang Niersbach, menganggap pertandingan itu adalah masalah. Pada sisi lain, rencana Bayern dan Belanda sudah diatur jauh-jauh hari.

Kabarnya, 33 ribu penonton hadir di Allianz pada malam itu. Memang, hasil penjualan tiket tidak sebesar seperti yang diharapkan, tetapi cukup membantu membayar gaji Robben. Penonton diprediksi akan membludak andaikan Bayern menatap pertandingan dengan status juara Liga Champions.

Belanda menurunkan pemain-pemain bintangnya seperti Wesley Sneijder, Rafael van der Vaart, dan Dirk Kuyt. Sementara itu, Bayern melakukan perubahan kecil, tetapi tetap mempertahankan Kroos dan Thomas Muller.

Robben menjadi pusat perhatian pada pertandingan itu. Sebelumnya, sang pemain gagal menjadi eksekutor penalti Bayern ketika menghadapi Chelsea di laga final. Apalagi, Robben membela timnas Belanda.

Pada pertandingan itu, Bayern menang dengan skor 3-2. Gol Mario Gomez pada menit ke-88 menjadi penentu kemenangan. Sang striker menceploskan bola setelah menerima umpan Franck Ribery.

Sayangnya, kemenangan itu tercoreng dengan sejumlah suporter Bayern yang melontarkan cacian kepada Robben. Setiap kali Robben memegang bola, terdengar sorakan minor dari kursi penonton.

"Benar-benar memalukan bagaimana para suporter Bayern memperlakukan Arjen Robben. Jika saya adalah Robben, saya akan mulai memikirkan apakah masih ingin bermain sepak bola di sana. Meskipun, kontrak saya baru diperpanjang," ulas kepten Belanda, Mark van Bommel, kepada Voetbal International.

"Cara mereka memperlakukan Robben sangat memalukan. Saya bisa mengerti ketika seorang pemain mempertimbangkan apakah harus angkat kaki atau tidak dalam situasi. Itu tidak lucu lagi," terang Van Marwijk.

Tersudut, Bayern pun meminta maaf atas tindak tanduk suporternya sendiri kepada pemainnya sendiri. Pemandangan yang jarang pegari di sepak bola.

"Beberapa suporter jelas kecewa karena Robben bermain untuk Belanda dan tidak mengenakan seragam Bayern hanya tiga hari setelah kekalahan di Liga Champions. Meskipun, itu tidak memberi siapa pun ruang untuk mencemooh satu di antara pemain kami," Rummengigge memberikan penjelasan.

Tekanan yang ada membuat performa Robben terganggu. Eks Real Madrid itu tak membawa Belanda menang pada satu pertandingan pun melawan Denmark, Jerman, dan Portugal pada babak grup. Belanda terperosok pada posisi juru kunci dan dianggap menampilkan performa paling jeblok selama tampil di Piala Eropa.

Setelah itu, hubungan Robben dan para suporter Bayern mulai kembali cair. Robben kembali menampilkan permainan terbaik. Bahkan, satu tahun tiga hari setelah laga Bayern melawan Belanda, Robben mempersembahkan treble winner untuk FC Hollywood. Ia pun mendapatkan julukan Mr Wembley.

Arjen Robben benar-benar menjadi sumber dari ketegangan antara Bayern Munchen dan Belanda. Sang pemain membuat sebuah klub bertanding melawan tim nasional untuk membayar gajinya. Momen yang akan sulit terulang.

Breaking News Arjen Robben Timnas Belanda Bayern munchen
Ditulis Oleh

Johan Kristiandi

Life is too short, but i will live for you.
Posts

14.509

Bagikan