Nostalgia - Ketika 'Taring' El Tigre Mengoyak Chelsea

Arief HadiArief Hadi - Selasa, 23 Februari 2021
Nostalgia - Ketika 'Taring' El Tigre Mengoyak Chelsea
Radamel Falcao menorehkan hat-trick gol ke gawang Chelsea (Twitter)

BolaSkor.com - Atletico Madrid bukan tim berhias banyak trofi seperti rival sekota Real Madrid, tapi tradisi dan sejarah mereka di sepak bola Eropa memiliki tempat tersendiri yang tak kalah dengan klub-klub lainnya.

Salah satu sejarah yang menjadi identitas mereka adalah tradisi penyerang-penyerang top. Entah mengapa Atletico selalu memiliki bomber top yang dapat menggantikan mereka yang hengkang dan melanjutkan tradisi itu.

Dari era Fernando Torres, Sergio Aguero, Diego Forlan, Radamel Falcao, Diego Costa, David Villa, Mario Mandzukic, Antoine Griezmann, dan sekarang Luis Suarez, Joao Felix, serta Moussa Dembele coba melanjutkannya kembali.

Setiap pemain tersebut memiliki sejarahnya masing-masing di era yang berbeda. Di antara mereka ada satu memori khusus ketika mengingat masa-masa prima El Tigre alias Radamel Falcao. Pada performa terbaiknya Falcao striker top dunia.

Baca Juga:

Anomali Luis Suarez: Garang di LaLiga, Melempem di Eropa

Prediksi Atletico Madrid Vs Chelsea: Ambisi The Blues Mengulang Memori 2017

Menilik Hubungan Baik Atletico dan Chelsea di Bursa Transfer Pemain

Karier Terbaik Radamel Falcao

Radamel Falcao memenangi titel Liga Europa dengan Atletico

Medio 2009-2013 adalah masa keemasan Radamel Falcao. Tiga tahun bersama Porto (2009-2011) dan dua tahun dengan Atletico Madrid (2011-2013). Dengan kedua klub itu Falcao meraih sukses besar baik dari catatan personal hingga trofi.

Lima trofi diraih dengan Porto termasuk satu Primeira Liga dan Liga Europa, sementara dengan Atletico tiga trofi: Copa del Rey, Liga Europa, dan Piala Super Eropa.

Falcao pencetak gol natural dengan kemampuan alamiah mengonversi peluang jadi gol, baik itu dengan kepala atau kedua kakinya. Kaki kirinya tidak kuat seperti kanan tapi itu tertutupi dengan baik setiap kali ia mencetak gol.

Falcao adalah jelmaan penyerang klasik nomor 9 yang bisa mengonversi tiap peluang jadi gol, sekecil apapun itu peluangnya dan punya pergerakan dengan atau tanpa bola yang bagus, sampai-sampai Lionel Messi memujinya pada 2011 silam.

"Saya ingin bermain dengannya. Falcao adalah pemain hebat dan berada di level yang sangat tinggi. Dia telah memenangkan segalanya dalam satu musim di mana dia mencetak banyak gol. Dia, hari ini, referensi hebat sepak bola Kolombia," tutur Messi.

Sayang harapan Messi tak pernah jadi kenyataan. Keduanya tak pernah bermain bersama.

Dengan Porto Falcao pergi sebagai top skorer sepanjang masa di kompetisi internasional, plus gol terbanyak (17 gol) di Eropa, sementara dengan Atletico Falcao menorehkan 36 gol di seluruh kompetisi pada musim pertama.

Final Piala Super Eropa 2012

Final ini jadi momen keemasan Radamel Falcao dengan Atletico Madrid di Eropa (selain juara dua kali Liga Europa). 31 Agustus 2012 di Stade Louis II, Monaco, tempat yang nantinya jadi markas Falcao saat ia pindah ke Monaco.

Falcao memperlihatkan 'taringnya' yang mempertegas julukan El Tigre kepada Chelsea. Atletico datang sebagai juara bertahan Liga Europa dan Chelsea juara bertahan Liga Champions.

Pertahanan Chelsea yang digalang Gary Cahill dan David Luiz dibuat keteteran oleh Falcao yang didukung pergerakan Adrian Lopez, Koke, dan Arda Turan.

Pada paruh pertama gawang Petr Cech sudah dibobol tiga kali oleh pemain yang sama. Ya, Falcao menorehkan gol di menit 6, 19, dan 45 dari sisi kanan dan kiri kotak penalti Chelsea. Insting mencetak gol Falcao langsung terlihat di laga itu.

Pada gol pertama Falcao membelokkan bola ke kanan gawang Chelsea yang tak dapat diantisipasi Cech, begitu juga pada gol kedua. Dalam proses gol kedua Falcao men-chip bola dengan timing yang pas hingga bola mengenai mistar gawang dan memantul ke dalam.

Lalu pada gol ketiga murni kemampuan penyelesaian akhir yang hebat. Sepakan kencang Falcao dengan kaki kirinya tak dapat diantisipasi Cech dan Branislav Ivanovic tak kuasa menjaga pergerakannya.

Satu gol Atletico lainnya dicetak Miranda dan gol hiburan Chelsea lahir dari Gary Cahill.

Selebrasi gol Radamel Falcao

"Kami memiliki awal yang sangat lambat dan kami kebobolan dua gol dalam waktu 20 menit. Kami kebobolan terlalu banyak ruang. Ini adalah sesuatu yang menjadi bagian dari permainan kami, sulit untuk dikalahkan, tetapi malam ini, bukan itu masalahnya," tutur manajer Chelsea saat itu Roberto Di Matteo.

"Kami tidak pernah benar-benar terlibat dalam permainan, jadi itu aspek yang paling mengecewakan. Kami memberikan terlalu banyak ruang untuk Atletico Madrid, terutama pemain seperti Falcao. Anda tidak bisa memberinya ruang."

Diego Simeone turut dibuat terkagum dengan Radamel Falcao. Dia tak dapat menggambarkan bagaimana kualitas Falcao dengan standar bermainnya yang tinggi.

"Apa yang dilakukan Radamel tak dapat digambarkan. Dia adalah pemain yang, setiap kali Anda menetapkan standar yang tinggi, dia akan merespons dengan melangkah lebih tinggi," tutur Simone.

"Saya sudah mengenalnya sejak dia masih muda dan dia selalu menuntut. Dia berkembang dalam tekanan, dia berkembang dalam tuntutan. Mudah-mudahan, kami bisa menikmatinya di Atletico untuk waktu yang lama."

Harapan Simeone tak menjadi kenyataan. Falcao pindah ke Monaco pada 2013 dan semenjak cedera achilles serius mengenainya, performa Falcao tak pernah lagi sama dengan masa pinjaman di Manchester United dan Chelsea.

Taring El Tigre tak lagi tajam, performanya menurun dan saat ini pada usia 35 tahun Falcao bermain di Turki dengan Galatasaray. Falcao punya 91 caps dan 35 gol dengan timnas Kolombia.

Breaking News Nostalgia Radamel Falcao Chelsea Atletico Madrid Sosok
Ditulis Oleh

Arief Hadi

Posts

12.138

Bagikan