Nostalgia - Kutukan Penalti Inggris yang Dimulai di Piala Eropa 1996

Arief HadiArief Hadi - Sabtu, 26 Juni 2021
Nostalgia - Kutukan Penalti Inggris yang Dimulai di Piala Eropa 1996
Ekspresi Gareth Southgate pada Piala Eropa 1996 (Twitter)

BolaSkor.com - Percaya atau tidak kutukan dalam istilah sepak bola itu ada, merujuk kepada satu penantian panjang yang tidak berakhir. Akan tapi kutukan itu tak bersifat selamanya karena masih dapat dipecahkan atau diakhiri.

Seperti Liverpool yang sudah mengakhiri penantian titel liga setelah 30 tahun lamanya, tetapi ada satu 'kutukan' yang masih bertahan lama seperti Benfica yang tidak pernah memenangi lagi Liga Champions sejak 1962.

Banyak faktor yang melatarbelakanginya dari persaingan yang ketat di Eropa, Benfica yang tak lagi sama seperti dulu, tetapi yang dibahas adalah kutukan Bela Guttmann, legenda yang pergi dari Benfica karena gajinya tak dinaikkan meski telah memberikan segalanya untuk klub.

Baca Juga:

Mandul di Fase Grup, Harry Kane Ikrarkan Sebuah Janji

Suporter Finlandia Bawa Pulang COVID-19 dari Rusia

Tantang Jerman, Jangan Ragukan Mental Inggris

Bela Guttmann

"100 tahun dari sekarang Benfica tak akan pernah dapat lagi menjadi juara Eropa," ucap Bela Guttmann.

Itu beberapa contoh kutukan dalam istilah sepak bola yang bisa hilang atau bertahan sampai saat ini. Satu yang menarik adalah momen kegagalan timnas Inggris mengalahkan Jerman di Piala Eropa 1996 pada fase semifinal.

Gareth Southgate, Sosok yang Mengawali Kutukan Inggris

Timnas Inggris tak pernah meraih trofi besar di turnamen sejak Piala Dunia 1966. Era berganti dan regenerasi berlanjut lalu sampai pada Piala Eropa 1996 yang dihelat di Inggris.

Ekspektasi besar dari masyarakat Inggris karena pada 1966 mereka berjaya di ranah Inggris. Skuad yang dibawa Terry Venables pun tak main-main.

Tony Adams, pemimpin sejati dan benteng kuat di pertahanan Arsenal, lalu ada juga David Seaman, Sol Campbell, talenta berbakat Inggris Paul Gascoigne, dan legenda Newcastle United yang notabene predator sejati, Alan Shearer.

Inggris keluar dari fase grup A sebagai pemuncak klasemen di atas Belanda, Skotlandia, dan Swiss. Lalu di perempat final menyingkirkan Spanyol (4-2) dari drama adu penalti setelah imbang tanpa gol di waktu normal.

Melawan Jerman di semifinal laga berakhir imbang 1-1 di waktu normal ketika gol Shearer di menit 13 dibalas Stefan Kuntz di menit 16. Pada drama adu penalti duel terjadi ketat di antara kedua kubu.

Penalti Gareth Southgate

Lima penendang awal Inggris menjalankan tugas dengan baik, yakni Shearer, David Platt, Stuart Pearce, Gascoigne, dan Teddy Sheringham, sampai penendang kelima bernama Gareth Southgate gagal mencetak gol.

Sedangkan enam eksekutor penalti Jerman menuntaskan tugasnya yaitu Thomas Hassler, Thomas Strunz, Stefan Reuter, Christian Ziege, Kuntz, dan Andreas Moller.

Inggris kandas dan Jerman melaju ke final lalu memenangi Piala Eropa. Ekspresi kekecewaan dari wajah Southgate sudah menggambarkan dengan jelas bagaimana perasaan suporter Inggris kala itu.

Mengawali dan Mengakhiri Kutukan Penalti

"Saya berkata pada diri sendiri waktu telah berlalu, orang-orang tidak lagi peduli dengan penalti. Dan kemudian saya di lobi hotel dan seorang gadis menoleh ke pacarnya dan berkata 'Saya pikir itu pria yang gagal mengeksekusi penalti.' 'Ssst' katanya, tapi sudah terlambat."

Ya, demikian warga Inggris mengingat Southgate sebagai sosok yang menghancurkan impian timnas untuk memenangi Piala Eropa. Kekecewaan yang sangat besar karena skuad pada 1996 salah satu yang terbaik dalam generasi Inggris.

Kegagalan penalti Southgate menjadi narasi awal kutukan penalti Inggris yang berlanjut dengan momen Stuart Pearce dan Chris Waddle pada 1990, Paul Ince dan David Batty pada 1998, David Beckham dan Darius Vassell pada 2004.

David Beckham (kiri) gagal cetak gol dari penalti

Kemudian berlanjut dengan kegagalan Frank Lampard, Steven Gerrard, dan Jamie Carragher pada 2006 serta Ashley Young dan Ashley Cole pada Piala Eropa 2012.

"Rekor adu penalti Inggris, sejujurnya, sangat buruk: enam kekalahan dari tujuh di turnamen besar, kecuali melawan Spanyol di Piala Eropa 1996. Dan tidak lupa, penalti gagal dari Les Ferdinand dan Rob Lee melawan Belgia di Piala Internasional Raja Hassan II di Maroko pada tahun 1998," demikian tulisan Daniel Taylor di Guardian.

Southgate yang mengawali kutukan itu dan dia juga yang mengakhirinya, setidaknya saat Southgate melatih timnas Inggris pada Piala Dunia 2018 ketika menyingkirkan Kolombia dari drama adu penalti di fase gugur.

Timnas Inggris pada Piala Dunia 2018

"Saya telah memikirkannya selama beberapa dekade. Saya adalah seorang sukarelawan, sungguh (di Piala Eropa 1996). Tipe karakter saya, saya merasa Anda harus mengedepankan diri sendiri. Mungkin lebih berani untuk tidak melakukannya, jika Anda tidak percaya diri," terang Southgate.

“Tetapi untuk membela staf yang ada di sana pada saat itu, adu penalti tidak seperti biasanya. Pertandingan Piala FA, misalnya, berlangsung dua atau tiga laga ulangan, jadi kami tidak berada dalam situasi itu sesering sekarang."

"Kedalaman pengetahuan dan pemahaman tidak begitu bagus dan kami tidak memiliki informasi sebanyak yang kami miliki sekarang."

Sepak bola cukup adil jika melihat kesempatan untuk menebus kesalahan yang dibuat di masa lalu. Southgate masih memiliki kans itu kala Inggris (kembali) berhadapan dengan Jerman di Piala Eropa 2020.

Simak Rangkuman keseruan Piala Eropa 2020 di sini

Breaking News Nostalgia Timnas Inggris Piala eropa Piala Eropa 2020 Gareth southgate
Ditulis Oleh

Arief Hadi

Posts

12.138

Bagikan