Nostalgia - Loyalitas Tak Ternilai Alessandro Del Piero dkk kala Juventus Terganjal Calciopoli

Arief HadiArief Hadi - Selasa, 14 Juli 2020
Nostalgia - Loyalitas Tak Ternilai Alessandro Del Piero dkk kala Juventus Terganjal Calciopoli
Juventus di Serie B musim 2006-07 (Twitter)

BolaSkor.com - 14 Juli hari yang kelam untuk sepak bola Italia. Skandal terbesar dalam dunia sepak bola Eropa menggegerkan dunia dengan adanya pengaturan skor dan kasus suap melibatkan puluhan klub, pemain, wasit, hakim, hingga politisi.

Italia sebagai negara dengan catatan politik yang korup dan terkenal dengan dunia mafia di masa lalu terganjal dengan skandal bernama Calciopoli. Skandal suap, korupsi, pengaturan skor dalam skala besar terjadi pada medio awal 2000-an.

FIGC selaku Federasi Sepak Bola Italia mencium adanya keanehan di sepak bola Italia, mengutus Franco Borrelli untuk melakukan investigasi khusus. Borelli adalah mantan hakim yang punya reputasi top di Italia.

Pada awal 1990-an Borelli tidak takut berperang melawan korupsi dengan hasil yang sangat hebat: penangkapan 3.200 politisi dan penguasaha lokal dengan tuduhan korupsi. Atas dasar reputasi itu FIGC memberi misi khusus untuk Borelli yang memulai penyelidikan pada musim 2004-05 ketika Juventus memenani Scudetto.

Baca Juga:

Nostalgia - Dua Tahun Cristiano Ronaldo di Juventus: Diwarnai Pemecahan Rekor dan Jadi Magnet Sepak Bola Italia

Juventus Sudah 30 Kali Gagal Menangi Banding Kasus Calciopoli

Passaportopoli, Skandal Sepak Bola di Serie A sebelum Calciopoli

Dibantu oleh kejaksaan dan polisif, FIGC melihat beberapa laga Juventus 'mencurigakan' karena adanya 'bantuan dari wasit'. Penyelidikan bertahap dan senyap dilakukan selama dua tahun sebelum palu keputusan dibuat.

Juventus turun kasta ke Serie B dari Serie A, mendapatkan pengurangan poin sembilan poin, tidak boleh bermain di Liga Champions 2006-07 dan dua Scudetto pada 2005 dan 2006 dilucuti - salah satu titelnya diberikan kepada Inter Milan.

Bukan hanya Juventus, Lazio mendapatkan pengurangan poin tiga, Fiorentina 19 poin, AC Milan delapan poin, dan Reggina mendapatkan denda plus Pasquale Foti (Presiden Reggina) mendapatkan denda serta larangan beraktivitas di sepak bola selama dua setengah tahun.

Juventus paling terkena dampak calciopoli karena mereka jadi pusat skandal terbesar dengan hasil-hasil yang menguntungkan, 'bekerja sama' dengan wasit serta petinggi klub lain, dengan otak utama di baliknya adalah: Luciano Moggi (Direktur Umum Juventus).

Luciano Moggi (kanan)

Cara Moggi mengatur skandal itu, menurut keterangan penyidik dalam tulisan Jason Burke "Paradiso to Inferno" yang dimuat Guardian, sangat sistematis dan rapih.

Dalam mengatur skandal Moggi bergerak diam-diam dengan memilih wasit untuk laga Juve, memengaruhi pemilihan wasit untuk tim lain, mengendalikan arah liputan media, hingga dengan rapihnya tak meninggalkan bukti transaksi uang ke wasit.

Publik sampai menyebutnya sebagai Moggiopoli karena Moggi sedemikian rupa mengatur skandal tersebut. Kabarnya dia memiliki enam ponsel dan 300 kartu sim, menerima 416 panggilan per hari. Teman-temannya juga banyak di antara petinggi klub hingga federasi.

Luciano Moggi dengan mata elangnya dalam melihat bakat pemain dijatuhi hukuman aktivitas sepak bola seumur hidup setelah hukuman dijatuhkan pada 2006. Skandal calciopoli itu menjadi potret kelamnya sepak bola Italia kala itu.

Kiprah Juventus di Serie B

Juventus

Pada 2006 timnas Italia menjadi juara Piala Dunia di tengah sorotan tinggi karena skandal calciopoli. Pada masa sulit itu Gli Azzurri besutan Marcello Lippi menunjukkan mental baja. Pun demikian para pemain Juventus di Serie B.

Lupakan sesaat skandal Calciopoli dengan unsur politik yang kental, sebab para pemain Il Bianconeri hanya fokus pada satu hal: bermain sepak bola. Ya, tidak mudah bagi para legenda untuk tetap bertahan di klub dalam kondisi tersebut.

Juventus dalam sejarah klub tak pernah turun kasta ke Serie B dan para pemain hanya berpikir satu hal kala itu: terus maju dan kembali promosi. Loyalitas tak ternilai diperlihatkan lima legenda klub: Gianluigi Buffon, Alessandro Del Piero, Pavel Nedved, Mauro Camoranesi, dan David Trezeguet.

Pavel Nedved

Giorgio Chiellini juga ada pada skuat tim Juve Didier Deschamps pada musim 2006-07, namun kala itu dia bukan pemain kunci dan baru setahun datang dari AS Roma.

Kelima nama legenda di atas bisa saja pergi dari klub seperti halnya Zlatan Ibrahimovic atau Patrick Vieira, mengingat betapa besarnya kualitas yang mereka miliki, tapi mereka memilih bertahan setia kepada Si Nyonya Tua.

Dengan awalan pengurangan sembilan poin di Serie B, Juventus bangkit dengan mentalitas juara yang mereka miliki dan mengakhiri musim sebagai juara dengan raihan 85 poin hasil dari 28 kemenangan, 10 hasil imbang, dan empat kekalahan.

Butuh waktu empat tahun untuk Juventus kembali menancapkan kekuasaan mereka di puncak klasemen Serie A. Diawali dengan penanaman mentalitas dari Antonio Conte, proyek Juve di bawah bimbingan Andrea Agnelli terus berlanjut dengan Massimiliano Allegri dan kini klub ditangani Maurizio Sarri.

Camoranesi, Trezeguet, dan Del Piero kini menjadi legenda sekaligus duta klub di luar negeri. Buffon masih bermain pada usia 42 tahun bersama Chiellini dan Nedved menjadi Wakil Presiden Juventus.

Juve jadi contoh bagaimana kegigihan dan semangat pantang menyerah akan menghasilkan suatu yang manis. Tidak akan ada yang menyangka 16 tahun lalu jika Juventus bisa merekrut megabintang sekaliber Cristiano Ronaldo dan pada 2018 hal itu menjadi kenyataan.

Breaking News Serie a Juventus Calciopoli Serie b Nostalgia
Ditulis Oleh

Arief Hadi

Posts

12.162

Bagikan