Nostalgia Milan Vs Inter di Semifinal Liga Champions: Hujan Cerawat Bikin Dida Dirawat

Johan KristiandiJohan Kristiandi - Kamis, 20 April 2023
Nostalgia Milan Vs Inter di Semifinal Liga Champions: Hujan Cerawat Bikin Dida Dirawat
Dida (Twitter)

BolaSkor.com - Stadion Giuseppe Meazza membara (dalam arti yang sebenarnya) ketika menjadi panggung Derby della Madonnina di perempat final Liga Champions 2004-2005. Di antara pekatnya asap, terlihat Dida sedang tergeletak.

Derby della Madonnina disebut-sebut menjadi satu di antara pertemuan dua tim sekota yang paling masyhur. Alasannya, Inter Milan dan AC Milan merupakan dua di antara pusat kekuatan sepak bola di Eropa.

Tak heran, ketika pertandingan berlangsung, Milan bak kota tak berpenghuni. Sebagian warga berkumpul di San Siro, sedangkan yang lainnya menatap layar kaca.

Sepanjang sejarah Derby della Madonnina, banyak momen terukir dan sulit dilupakan. Kegagalan penalti Ernesto Cucchiaroni karena lemon, gol brilian Mark Hateley, dan gol kilat Sandro Mazolla adalah sederet peristiwa yang masih segar dalam ingatan.

Selain peristiwa tersebut, Derby della Madonnina juga memiliki momen yang tak kalah menarik. Bahkan, pada peristiwa tersebut tergambar jelas rivalitas antara kedua tim.

Baca Juga:

Punya Catatan Bagus di Semifinal, AC Milan Bermimpi Juarai Liga Champions

Hasil Liga Champions: Manchester City dan Inter Melenggang ke Semifinal

Hasil Liga Champions: Real Madrid dan AC Milan Melenggang ke Semifinal

Cerita bermula ketika Inter Milan bertamu ke San Siro pada 13 April 2005 untuk menyelesaikan leg kedua perempat final Liga Champions 2004-2005. Pada pertemuan pertama, La Beneamata keok dengan skor 2-0 karena gol Jaap Stam (45+1') dan Andriy Shevchenko (73').

Sadar butuh menang besar, Inter Milan bermain menekan sejak menit pertama. Namun, Milan tidak membiarkannya begitu saja. Massimo Ambrossini dan kawan-kawan memberikan perlawanan sengit.

Bahkan, Milan unggul 1-0 setelah Shevchenko mencetak gol pada menit ke-30. Gol tersebut membuat Inter Milan berada di ujung tanduk karena kalah agregat 3-0.

Tensi pertandingan yang semakin panas pun menjalar ke bangku penonton. Suporter Inter Milan terlihat beringas dengan melemparkan beberapa benda ke dalam stadion.

Puncaknya, stadion dihujani cerawat oleh suporter Inter Milan setelah gol Esteban Cambiasso pada menit ke-70 dianulir wasit asal Jerman, Markus Merk. Suporter Nerazzurri mulai membakar cerawat dan melemparkannya ke dalam lapangan.

Akibat peristiwa tersebut, Dida yang berada di area kotak penalti Milan menjadi korban. Dalam tayangan yang beredar, cerawat mengenai bagian pundak sang kiper.

Dida langsung terjatuh dan berguling di lapangan. Kemudian, Dida mendapatkan pertolongan pertama berupa air yang disiramkan ke pundaknya.

Beredar kabar di Italia jika sebenarnya Dida sudah diperingatkan menjauh dari area kotak penalti AC Milan. Namun, kiper asal Brasil tersebut bergeming.

Bukannya redam, lemparan dari Curva Nord semakin menjadi-jadi. Tidak hanya cerawat, suporter garis keras Inter Milan itu juga melemparkan berbagai benda seperti botol, koin, dan korek.

Situasi semakin sulit dikendalikan. Markus Merk pun meminta para pemain dan seluruh ofisial masuk ke ruang ganti menyelamatkan diri.

Sepuluh menit kemudian, pertandingan kembali dilanjutkan. Namun, suporter Inter Milan masih terus melemparkan benda-benda ke dalam lapangan.

Hukuman pun menunggu Inter Milan. Selain dinyatakan kalah 3-0 pada leg kedua, Inter juga mendapatkan sanksi enam pertandingan kandang di kompetisi Eropa tanpa penonton.

Apabila mengulangi perbuatannya pada masa uji coba, Inter Milan akan dihukum bertanding tiga musim di kandang tanpa penonton. Selain itu, UEFA juga menjatuhkan denda 132 ribu pounds kepada Il Biscione.

Sementara itu, AC Milan melangkah ke final usai menyisihkan PSV Eindhoven pada babak semifinal. Sayangnya, di laga puncak, Il Diavolo Rosso dipermalukan Liverpool meski sempat unggul 3-0 terlebih dahulu (tragedi Istanbul).

Pertandingan panas itu masih membekas di hati legenda Milan, Ricardo Kaka. Menurutnya, derby di Liga Champions menjadi pertandingan favoritnya.

"Derby Milan di Liga Champions adalah favorit saya. Saya selalu mengatakan derby adalah pertandingan yang berbeda dengan lainnya. Namun, menghadapi Inter di kompetisi Eropa benar-benar unik," ulas Kaka seperti dilansir Football Italia.

Hujan cerawat di San Siro saat itu juga menghadirkan satu di antara foto paling bersejarah di sepak bola. Pada foto tersebut terlihat Marco Marterazzi dan Rui Costa yang sedang menatap kepulan asap merah.

Derby della Madonnina memang merupakan paket komplet dari peta persaingan dua klub satu kota. Ada rivalitas, gengsi, cinta, bahkan peristiwa yang bikin meringis. Kalau sudah begitu, wajar jika della Madonnina dianggap menjadi ibu dari segala derby.

Menariknya, setelah momen tersebut, kini kedua tim kembali saling berhadapan pada semifinal Liga Champions. Inter melangkah ke empat besar usai menyisihkan Benfica, sedangkan Milan mendepak Napoli. Lantas, siapakah yang akan menjadi pemenang pada laga nanti?

AC Milan Inter Milan Breaking News Liga Champions
Ditulis Oleh

Johan Kristiandi

Life is too short, but i will live for you.
Posts

14.491

Bagikan