Nostalgia Piala Dunia: Epilog Pahlawan Brasil Berkaki Bengkok dan Panjang Sebelah, Garrincha

Johan KristiandiJohan Kristiandi - Jumat, 07 Oktober 2022
Nostalgia Piala Dunia: Epilog Pahlawan Brasil Berkaki Bengkok dan Panjang Sebelah, Garrincha
Garrincha (Britannica)

BolaSkor.com - Seorang lelaki menjelang usia senja hanya mampu berbaring di kasur. Hidupnya porak-poranda karena ulah sendiri. Nama sosok itu adalah Garrincha, pahlawan tim nasional Brasil pada Piala Dunia 1962.

Garrincha merupakan anomali dalam dunia sepak bola. Ia memiliki karier cemerlang, tetapi dari sisi kehidupan pribadi, sangat sedikit yang bisa dijadikan iktibar.

Jelang akhir kariernya sebagai pesepak bola, Garrincha sangat akrab dengan minuman beralkohol. Ia sering melewati malam dalam keadaan tidak sadar. Padahal, esok hari masih berlaga.

"Garrincha bermain untuk kesenangan dan cinta. Ia biasa mabuk pada malam sebelum pertandingan, kemudian pergi untuk bermain di Stadion Maracana. Usai laga, Garrincha datang lagi ke sini untuk mabuk-mabukan kembali," terang teman masa kecil Garrincha, Malvina, seperti dilaporkan Reuters.

Akibatnya pun mulai terasa. Garrincha mengalami kecelakaan mobil pada April 1969 karena mengemudi dalam keadaan mabuk. Kecelakaan itu merenggut nyawa ibu mertuanya sendiri.

Namun, Garrincha tidak kapok. Ia tetap mencekik botol minuman keras sepanjang malam. Selain itu, Garrincha juga gagal dalam membangun rumah tangga. Tercatat ia tiga kali menikah. Isu perselingkuhan pun menyelimuti perjalanannya.

Baca Juga:

Profil Stadion Piala Dunia 2022: Al-Bayt Stadium, Bermain Bola di Bawah Tenda

Nostalgia Piala Dunia - Lev Yashin, Laba-laba Hitam yang Disegani dan Dikagumi Lawan

Profil Stadion Piala Dunia 2022: Lusail Stadium, Venue Final dan Terbesar di Qatar

Profil Stadion Piala Dunia 2022: Khalifa International Stadium yang Paing Ikonik

Garrincha melewati lawan.

Dengan apa yang ditabur, Garrincha akhirnya menuai banyak hal pahit.

Garrincha jatuh miskin. Bahkan, ia tidak mampu membayar uang sewa rumah. Walhasil, federasi sepak bola Brasil mengulurkan tangan untuk membantu.

Akhirnya, pada 20 Januari 1983, Garrincha mengembuskan napas terakhir. Diagnosis dokter menyatakan Garrincha mengalami sakit liver kronis akibat terlalu sering menenggak alkohol. Garrincha mangkat pada usia 49 tahun.

Namun, apakah noda hitam tersebut membuat Brasil lupa akan jasa Garrincha? Jawabannya tidak.

Garrincha terus dikenang sebagai pahlawan Brasil pada Piala Dunia 1962. Ribuan orang turun ke jalan Rio de Janeiro untuk melepas kepergian sang legenda. Pada batu nisan Garrincha, terpatri ungkapan terima kasih masyarakat Brasil.

"Di sinilah bersemayam sosok yang pernah menjadi kebahagiaan bagi banyak orang," bunyi tulisan yang menggambarkan rasa cinta publik Brasil.

Melihat penghormatan yang diberikan, jelas Garrincha bukan pemain sembarangan. Ia memiliki jasa besar dalam kejayaan Brasil di Piala Dunia. Singkat cerita, Garrincha merupakan pemain yang menggendong Brasil hingga menjadi juara Piala Dunia 1962 Chile. Itu adalah titel kedua Selecao.

Cerita bermula ketika Garrincha kembali dipanggil memperkuat Brasil pada Piala Dunia 1962. Sebelumnya, ia merupakan bagian dari skuad Tim Samba ketika meraih titel Piala Dunia 1958.

Namun, peran Garrincha lebih besar pada Piala Dunia 1962. Ketika itu, Brasil kehilangan Pele pada pertandingan kedua babak grup melawan Cekoslowakia karena mengalami cedera.

Tentunya, absennya Pele merupakan pukulan telak untuk Brasil. Namun, bukan berarti tidak akan berhasil.

Garrincha pun memikul beban sebagai andalan di lini depan. Sang pelatih, Vicente Feola, memiliki kepercayaan penuh kepada Garrincha. Apalagi, skuad Brasil saat itu dihuni banyak pemain yang memasuki penghujung karier.

Garrincha menjawabnya dengan penampilan cemerlang. Menjadi motor serangan bersama bintang muda, Amarildo, Garrincha membawa Brasil lolos ke babak gugur usai menumbangkan Spanyol 2-1 pada laga pamungkas Grup 3.

Garrincha dan Pele.

Pada babak perempat final, Brasil sudah ditunggu Inggris. Lagi-lagi Garrincha unjuk gigi. Kali ini, ia berkontribusi dengan dua dari tiga gol yang dicetak Brasil. Sementara itu, Inggris hanya bisa satu kali membalas.

Satu di antara gol yang dikreasikan Garrincha tercipta melalui tendangan bebas. Ia adalah sosok yang menciptakan tendangan pisang yang masyhur hingga saat ini. Bola berbelok sebelum pada akhirnya mengoyak jala gawang Inggris.

Ujian kian berat ketika memasuki babak semifinal. Bagaimana tidak, Brasil ditantang tuan rumah Chile, yang mendapatkan dukungan penuh dari suporter. Menurut catatan, laga yang dihelat di Stadion Nasional Santiago itu dihadiri tidak kurang dari 75.000 penonton.

Meski demikkian, Garrincha dan Brasil tidak gentar. Garrincha kembali menjadi inspirasi kemenangan dengan dua gol yang ia ciptakan. Brasil membungkam Chile dengan skor 4-2.

Penampilan Garrincha banyak mendapatkan sanjungan. Bahkan dari kubu seberang. Koran setempat, El Mercurio, membuat headline "Dari Planet Mana Garrincha Berasal?"

Pada laga puncak, Brasil kembali bersua lawan pada fase grup, Cekoslowakia. Pertandingan menjadi lebih menarik karena pada bentrok pertama berakhir tanpa pemenang.

Brasil sempat limbung pada awal pertandingan. Cekoslowakia mencetak gol terlebih dahulu ketika pertandingan baru berjalan 15 menit melalui Josef Masopust. Namun, dua menit berselang, Amarildo menyamakan kedudukan.

Pada babak kedua, serangan Brasil lebih berbahaya. Hasilnya, dua gol tambahan tercipta melaui Zito dan Vava. Brasil berhasil mempertahankan gelar juara yang sebelumnya mereka raih di Swedia.

"Garrincha tidak memiliki kesulitan dalam menggunakan kaki kanan atau kiri untuk menendang bola. Saya ingat ketika dia mencetak gol indah dengan kaki kiri. Garrincha benar-benar seorang yang berbeda," bunyi testimoni pemain Cekoslowakia di Piala Dunia 1962, Josef Stibranyi, dalam wawancara bersama FIFA pada 2013.

Kisah manis tersebut semuanya diukir Garrincha dalam kondisi tubuh yang spesial. Sejak lahir, Garrincha memiliki perbedaan pada bagian kakinya.

Kaki kanan Garrincha bengkok ke dalam. Sementara itu, kaki kirinya lebih panjang enam sentimeter dan melengkung ke bagian luar. Tidak cukup sampai di situ. Punggung Garrincha juga berbentuk huruf "S".

Tidak heran, ketika masih kecil, takada terbesit dalam pikiran Garrincha untuk menjadi pesepak bola. Apalagi, hingga mengharumkan nama Brasil di kancah internasional.

Garrincha.

Pemain yang memiliki nama lengkap Manuel Francisco dos Santos itu menghabiskan masa kecil dengan bekerja di pabrik tekstil. Namun, ia dikenal sebagai pemalas. Oleh karena itu, Garrincha yang sudah bekerja sejak usia 14 tahun tersebut ingin dikeluarkan dari pabriknya.

Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, Garrincha juga sudah mengenal dunia alkohol sejak masih kecil karena pengaruh buruk sang ayah yang juga peminum. Keadaan itu kian rumit karena Garrincha hidup di keluarga yang berdiri di garis kemiskinan.

Namun, pada sisi lainnya, bakat Garrincha sebagai pesepak bola juga mulai tercium. Tim sepak bola di tempatnya mengais rezeki, Esporte Clube Pau Grande, ingin Garrincha bertahan.

Dengan serbaketidakpastian itu, Garrincha banting setir menjadi pesepak bola. Pria yang lahir pada 28 Oktober 1933 di Mage, Rio de Janeiro, tersebut memulai perjalanan profesional bersama Botafogo pada 1953.

Untuk ukuran pesepak bola, Garrincha bisa dibilang terlambat melangkah. Ketika itu, ia sudah 19 tahun. Bahkan, pemain yang mendapatkan julukan Sang Burung Gelatik karena tubuh yang kecil itu juga sudah menikah dan memiliki seorang anak.

Walakin, Botafogo tutup mata. Botafogo meyakini Garrincha memiliki bakat untuk bersinar di masa depan.

Bagi Botafogo, setiap orang ada zamannya, setiap zaman ada orangnya.

Beroperasi sebagai sayap kanan, Garrincha tipikal pemain asal Amerika Selatan lainnya. Garrincha memiliki kemampuan individu dalam melewati lawan. Berulang kali ia mengelabui pemain bertahan musuh.

Meskipun tidak terlalu tinggi, Garrincha juga dianugerahi kecepatan. Ia meliuk-liuk untuk merangsek masuk ke area pertahanan lawan. Jika oponen lengah, Garrincha akan menceploskan bola ke dalam gawang atau sekadar mengirimkan umpan.

Garrincha.

Karier Garrincha terus menanjak. Pada 1957, Garrincha membawa Botafogo juara Campeonato Carioca. Garrincha juga bersinar secara individu dengan mengemas 20 gol hanya dalam 26 pertandingan.

Penampilan tersebut membuatnya terpilih sebagai penggawa Brasil di Piala Dunia 1958. Padahal, pada edisi sebelumnya Garrincha tidak dipanggil karena dianggap terlalu sering memamerkan kemampuan mengelola si kulit bundar. Untuk akhir ceritanya, bisa diulang mengimla pada beberapa paragraf sebelumnya.

Walau bagaimanapun, Garrincha telah memilih jalan hidupnya sendiri. Ia dikenal sebagai pemabuk berat dengan kehidupan rumah tangga yang jauh dari kata harmonis.

Akan tetapi, pada sisi hidup lainnya, Garrincha merupakan satu di antara pesepak bola terhebat yang pernah dimiliki Brasil. Pada masanya, Garrincha merupakan sumber kebahagiaan penduduk Brasil yang dikenal gila bola.

Timnas Brasil Garrincha Nostalgia Piala dunia 2022
Ditulis Oleh

Johan Kristiandi

Life is too short, but i will live for you.
Posts

14.482

Bagikan