Nostalgia Piala Dunia - Lev Yashin, Laba-laba Hitam yang Disegani dan Dikagumi Lawan

Arief HadiArief Hadi - Rabu, 05 Oktober 2022
Nostalgia Piala Dunia - Lev Yashin, Laba-laba Hitam yang Disegani dan Dikagumi Lawan
Lev Yashin (Twitter)

BolaSkor.com - Sepanjang sejarah sepak bola ada di dunia ini sudah banyak generasi penjaga gawang dengan segala warisannya, namun satu nama selalu ada di tiap generasinya dan tidak lekang oleh waktu adalah Lev Ivanovich Yashin.

Lahir di Moscow pada 22 Oktober 1929, Lev Yashin memulai karier profesional pada 1950 setelah dua tahun berada di akademi Dynamo Moscow. Selama 20 tahun berkarier Yashin adalah one man club yang menghabiskan kariernya hanya untuk Dynamo Moscow.

Hari-hari yang dilalui Yashin tidaklah mudah, khususnya saat ia masih remaja. Yashin lahir dari keluarga pekerja pabrik, pada usia 12 tahun Perang Dunia II memaksanya bekerja di pabrik dan pada usia 18 tahun, karena kesehatan (gangguan saraf), Yashin berhenti bekerja.

Baca Juga:

Profil Stadion Piala Dunia 2022: Al-Bayt Stadium, Bermain Bola di Bawah Tenda

Profil Stadion Piala Dunia 2022: Stadium 974, Venue Terunik di Tepi Pantai

Profil Stadion Piala Dunia 2022: Lusail Stadium, Venue Final dan Terbesar di Qatar

Profil Stadion Piala Dunia 2022: Khalifa International Stadium yang Paing Ikonik

Kemudian Yashin dikirim bekerja di pabrik militer di Moscow dan itu membuka jalan karier berbeda baginya, Yashin bermain dengan tim pabrik dan talentanya dilihat oleh Dynamo Moscow yang memboyongnya ke akademi.

Selama membela Dynamo Moscow, Yashin juga pernah jadi kiper hoki es. Sejak saat itu Yashin terus berkembang pesat dan tidak tergantikan sebagai kiper klub, memenangi titel liga lima kali dan turnamen lokal tiga kali.

Kemampuan bermain Lev Yashin menjadikannya sosok yang legendaris dan inspirasi bagi kiper-kiper lain, tetapi momen-momennya bersama timnas Uni Soviet lah yang mengharumkan namanya di sepak bola dunia.

Piala Dunia 1962

Piala Dunia 1962 jadi momen yang memperlihatkan betapa besar lawan respek kepada Lev Yashin. Dua tahun sebelum Piala Dunia 1962 dihelat di Chile, Lev Yashin bersama Uni Soviet memenangi Piala Eropa 1960.

Yashin masuk nominasi Ballon d'Or 1960 dan 1961 tapi hanya menempati urutan lima dan empat. Uni Soviet menembus perempat final di Piala Dunia 1962 dan bertemu tuan rumah Chile di Estadio Carlos Dittborn, Arica.

Di dalam stadion yang dihadiri 17.628 penonton dan dipimpin wasit asal Belanda, Leo Horn, Chile bermain dengan intensitas tinggi dengan dukungan yang diberikan pemain ke-12. Leonel Sanchez, pemain Chile sudah membawa tuan rumah unggul kala laga memasuki menit 11.

Namun sebelum turun minum pemain Uni Soviet Igor Chislenko membalas gol tersebut di menit 26. Tak mau kalah, Chile pun melakukan comeback dari gol Eladio Rojas di menit 29. Itu gol kemenangan Chile.

Akan tapi apa yang dilakukan Rojas selepas gol tersebut? Tidak merayakannya bersama teman-teman seperti biasanya, Rojas memeluk Lev Yashin. Alasannya?

"Saya tidak percaya bahwa saya telah mencetak gol melewati Lev Yashin yang hebat,” kenang Rojas bertahun-tahun kemudian.

"Saya masih (memikirkannya). Saya diliputi kegembiraan bahwa yang ingin saya lakukan hanyalah memeluknya. Mencetak gol melewati Yashin seperti meraih sebuah piala."

Itu memperlihatkan betapa besar sosok Lev Yashin hingga ia disegani - dan juga dikagumi - lawan. Dengan baju hitam yang sering digunakannya, Lev Yashin punya julukan Black Spider atau Laba-laba Hitam.

Semua kualitas yang dibutuhkan kiper ada dalam dirinya: penempatan posisi, menangkap bola, refleks, hingga meninju bola keluar dari zona bahaya. Tak heran jika banyak kiper menjadikannya inspirasi.

Lev Yashin bermain sepak bola hingga 1970 sebelum pensiun dengan catatan akhir dengan negara: 74 caps, kebobolan kurang dari satu gol per laga, serta raihan satu Piala Eropa 1960, Olimpiade Melbourne 1956, membawa Uni Soviet mencapai perempat final di Piala Dunia 1958 dan 1962 serta empat besar pada 1966.

Catatan lainnya adalah 275 clean sheets dan rekor penyelamatan penalti dunia sebanyak 150 lebih. Bak kue ceri pemanis kue, Yashin juga mendapatkan Ballon d'Or pada 1963 dan ini spesial karena ia satu-satunya kiper yang memenanginya.

"Sebelum pertandingan saya merokok untuk menenangkan saraf saya dan minum vodka untuk melemaskan otot," demikian ucap Yashin menuturkan ritual yang dilakukannya.

Lev Yashin meninggal pada usia 60 tahun, 20 Maret 1990, setelah bertarung dengan kanker yang datang setelah amputasi kaki. Pemakamannya ada di Vagankovo dengan batu nisan berpola Lev Yashin.

"Lev Yashin adalah pemain kelas satu, penjaga gawang super sejati. Semua yang dia lakukan ada di level atas. Dia adalah panutan penjaga gawang selama 10 hingga 15 tahun ke depan," ujar eks kiper timnas Inggris, Gordon Banks.

Lev Yashin Piala Dunia Piala Dunia 2022 Qatar Piala dunia 2022 Nostalgia Sosok
Ditulis Oleh

Arief Hadi

Posts

12.168

Bagikan