Pengalaman Thiago Silva, Kesigapan Edouard Mendy, dan Kukuhnya Pertahanan Chelsea

Arief HadiArief Hadi - Selasa, 01 Desember 2020
Pengalaman Thiago Silva, Kesigapan Edouard Mendy, dan Kukuhnya Pertahanan Chelsea
Aksi Edouard Mendy pada laga kontra Tottenham (Twitter)

BolaSkor.com - Tim dengan pertahanan terkuat punya peluang besar memenangi titel liga. Faktanya memang demikian. Tengok saja dalam beberapa musim tim yang memenangi titel, dalam hal ini Premier League, memiliki pertahanan yang kuat.

Liverpool musim lalu sulit ditembus dengan adanya Virgil van Dijk, lalu ada Manchester City ketika masih digalang oleh Vincent Kompany dan Aymeric Laporte, serta Chelsea dengan taktik tiga bek kala dilatih Antonio Conte.

Di masa lalu pun ketika Manchester United mendominasi Inggris bersama Sir Alex Ferguson, mereka memiliki duet bek tengah legendaris: Nemanja Vidic dan Rio Ferdinand.

Apabila melihat dua dari tiga tim teratas Premier League musim ini, Tottenham Hotspur dan Chelsea, keduanya memiliki pertahanan yang kuat. Sebuah modal bagus tentunya untuk memenangi titel Premier League.

Baca Juga:

Chelsea 0-0 Tottenham: Taktik 'Parkir Bus' Mourinho Bawa Spurs ke Puncak Klasemen

12 Manajer dan 1000 Laga Chelsea di Era Roman Abramovich

Frank Lampard Bingung Respons Hasil Imbang Chelsea di Derby London

Tottenham dan Chelsea

Tottenham sedikit kebobolan dengan sembilan gol. Tidak heran jika melihat pelatihnya Jose Mourinho yang terkenal pragmatis dan efisien dalam permainannya: cenderung mengandalkan serangan balik. Chelsea juga baru kebobolan 10 gol.

Chelsea mencatatkan empat clean sheets dari enam laga terakhir dan kiper Chelsea, Eduard Mendy mencatatkan enam clean sheets melebihi kiper-kiper lainnya di Premier League.

"Kami tahu gol sering kali dimulai dengan kesalahan. Saat tertinggal 0-2, Anda menyulitkan diri Anda sendiri. Mengecewakan. Kesalahan. Anda menganalisis sepanjang musim dan meninjau dan bergerak maju. Kami harus segera menyelesaikannya dan berjuang untuk empat besar. Saya belajar banyak dan saya takkan melupakannya."

Manajer Chelsea Frank Lampard menuturkannya pada Juli lalu ketika pertahanan tim bermain buruk, kala bek kiri masih ditempati Marcos Alonso, belum memiliki Thiago Silva, dan gawang masih dijaga oleh Kepa Arrizabalaga.

Lampard benar belajar dari pengalaman tersebut. Pertahanan Chelsea berkembang pesat saat ini dan dua dari faktor utama itu datang dari pemain-pemain anyar yang didatangkan di musim panas 2020: Edouard Mendy dan Thiago Silva.

Edouard Mendy dan Thiago Silva Beri Ketenangan di Lini Belakang Chelsea

Edouard Mendy dan Thiago Silva

Edouard Mendy direkrut dari Stade Rennes sebesar 22 juta poundsterling, sementara Silva direkrut gratis setelah kontraknya berakhir dengan PSG (Paris Saint-Germain). Seperti halnya Hakim Ziyech, Timo Werner, Kai Havertz, dan Ben Chilwell, keduanya berkontribusi dalam peningkatan performa Chelsea sejauh ini.

"Pengaruhnya (Thiago Silva) sangat besar; bahkan tanpa (memahami) bahasa (Inggris) profesionalismenya sudah sangat jelas, yang menular ke pemain, mereka menghormatinya," kata Lampard soal Silva.

"Penampilannya sangat bagus. Dia mengatur dirinya sendiri, dia berlatih dengan baik, dia mempersiapkan dengan baik, itu sangat jelas dari dia dan dapat dimengerti mengapa dia memiliki karier yang luar biasa yang dia miliki sejauh ini."

"Dan sangat menyenangkan memiliki dia sebagai bagian dari skuad. Saya pikir para pemain mengaguminya dalam cara dia menjalankan aktivitas sehari-hari dan bagaimana dia melakukannya. Ini bagus untuk pemain yang lebih muda, setiap pemain dalam skuad."

"Sungguh menyenangkan bisa melatih dan mengelola pemain dengan intensitas sebesar itu yang ingin tampil di level tertinggi. Kami sedikit mengaturnya, tetapi ketika Anda melihat penampilannya dan cara dia berlatih, sejauh ini itu hanya menjadi cerita yang sangat positif."

Segitu besarnya pemain yang dinilai telah 'habis' pada usia 36 tahun. Thiago Silva tidak hanya menghadirkan pengalaman bermain di pertahanan Chelsea, tapi juga kualitas yang dapat jadi contoh untuk bek-bek Chelsea.

"Banyak orang di Prancis berpikir bahwa dia bukan kapten top untuk memimpin sebuah tim, (tetapi) saya pikir dia adalah yang terbaik di dunia untuk membaca permainan dan dia memiliki hal yang tidak terlalu umum: bermain sebagai ilmuwan. Dia memiliki semua kualitas sebagai bek modern," ucap jurnalis L'Equipe, Antoine Bourlon.

Pernyataan itu dipertegas melalui ucapan striker Everton, Richarlison yang menilai Silva sebagai lawan tersulit yang pernah dihadapinya, bukan Virgil van Dijk.

Thiago Silva

Begitulah Silva: kuat, pandai membaca permainan, berpengalaman, berkualitas, dan bisa diandalkan di lini belakang. Satu-satunya kesalahan yang dilakukan mantan bek AC Milan terjadi kala melawan West Bromwich Albion.

Selepas kesalahan di laga debutnya itu Silva terus berevolusi dengan beradaptasi pada permainan Chelsea. Silva punya catatan tekel, memotong bola, dan blok bola melebihi Andreas Christensen dengan 27 sapuan bola - kedua terbaik setelah Kurt Zouma.

Rata-rata 99,8 operan per laga Silva menjadikannya pemimpin dan membantu Chelsea mengontrol pertandingan. Kehadirannya sudah cukup memotivasi rekan setimnya di jantung pertahanan.

Apalagi kini penjaga gawang yang dimiliki Chelsea sudah tampil lebih meyakinkan ketimbang Kepa. Mendy pada seluruh kompetisi baru kebobolan tiga gol dari 11, persentase penyelamatannya di Liga Champions mencapai 91,7 persen.

"Jelas Mendy menambahkan elemen ekstra dengan kemampuannya berperan sebagai sweeper," ucap kolumnis di Sportinglife, Richard Jolly.

Mendy punya aksi defensif rata-rata 1 di luar kotak penalti per laganya, sementara Kepa 0,0 (dan 0,64 musim lalu). Efek dari kedua pemain itu seolah membangkitkan performa bek asal Prancis, Kurt Zouma.

Kebangkitan Kurt Zouma

Kurt Zouma

Bek berusia 26 tahun belakangan banyak dipinjamkan ke Saint-Etienne, Stoke City, dan Everton. Kariernya di Chelsea tampak akan berakhir seiring keberadaan Christensen, Antonio Rudiger, Silva, dan Fikayo Tomori.

Akan tapi Zouma memperlihatkan kekuatan mental yang besar. Zouma menjadi unsung hero di balik kukuhnya pertahanan Chelsea. Per data dari Squawka pada 13 November lalu Zouma punya catatan: 148 sapuan bola, 178 merebut bola, 171 memenangi duel bola udara, dan 67 kali memotong bola di bawah arahan Frank Lampard.

Ketika Silva membaca permainan dan memberikan ketenangan di lini belakang dengan pengalaman besarnya di ranah internasional, Zouma tandem Silva dengan kekuatan fisik, agresivitas, kecepatan dalam mengimbangi pemain-pemain cepat lawan.

"Pengalaman dan kualitas Thiago Silva dapat menular tidak hanya pada Kurt tetapi siapa pun yang dipasangkan dengannya," tambah Lampard.

"Dia telah membantu Kurt dan kami perlu mempertahankan tingkat kinerja itu untuk menjaga clean sheets yang kami jalani."

"Tim yang berprestasi di zaman modern memiliki individu atau pasangan yang secara defensif menetapkan standar tersebut. Sangat penting untuk bertahan dengan baik jika Anda ingin memenangkan trofi, terutama Premier League."

Edouard Mendy, Thiago Silva, Kurt Zouma, Ben Chilwell, dan Reece James. Kelima pemain itu akan Anda lebih sering lihat lagi dalam susunan pemain utama Chelsea di lini belakang.

Breaking News Chelsea Analisis Thiago silva Edouard Mendy
Ditulis Oleh

Arief Hadi

Posts

12.171

Bagikan