Punya Dosa di Masa Lalu, Cristiano Ronaldo Jadi Algojo Utama Penalti Juventus
Johan Kristiandi - Minggu, 02 Desember 2018
BolaSkor.com - Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri, mengungkapkan alasannya menunjuk Cristiano Ronaldo menjadi algojo utama La Vecchia Signora ketika mendapatkan tendangan penalti. Allegri menyebut Ronaldo punya kesalahan di masa lalu.
Juventus menekuk Fiorentina 3-0 dalam pertandingan pekan ke-14 Serie A Italia 2018-2019, di Stadio Artemio Franchi, Minggu (2/12) dini hari WIB. Satu di antara ketiga gol tersebut dicetak Cristiano Ronaldo.
Juventus dan Fiorentina saling jual beli serangan pada awal babak pertama. Bianconeri membuka keunggulan melalui tendangan keras Rodrigo Bentacur pada menit ke-31.
La Vecchia Signora menjauh menjadi 2-0 setelah Giorgio Chiellini mencetak gol pada menit ke-69. Gol tersebut bermula dari kemelut di depan gawang tuan rumah.
Juventus akhirnya menutup pertandingan dengan kemenangan 3-0 setelah Cristiano Ronaldo mencetak gol dari titik putih pada menit ke-79. Itu merupakan gol ke-10 CR7 di Serie A.
Baca juga:
Marek Hamsik Pernah Ditawar Inter Milan, Juventus dan AC Milan
Pantang Sebut Nama Cristiano Ronaldo di Rumah Gelandang Inter Milan
Meski baru bergabung pada awal musim, Ronaldo memang menjadi langganan eksekutor penalti Juventus. Rupanya, Allegri punya alasan khusus menunjuk Ronaldo sebagai penendang.
"Ronaldo menendang penalti? Setela dia mencetak gol melawan kami pada menit ke-93, saya harus membiarkan pemain lain melakukan itu?" ujar Allegri seperti dikabarkan Soccerway.
Sebelumnya, Cristiano Ronaldo yang masih membela Real Madrid menjadi mimpi buruk Juventus setelah mencetak gol penalti pada penghujung laga fase gugur Liga Champions 2017-2018. Gol tersebut membuat Bianconeri gagal melaju ke babak berikutnya.
"Dia harus melakukan sesuatu untuk dimaafkan. Dia harus menendang penalti dan mencetak gol, selalu," tegas Allegri.
Cristiano Ronaldo menjadi pemain Juventus pertama yang mempu mencetak 10 gol pada musim debutnya di Serie A sejak John Charles melakukan hal serupa (1957-1958). Tambahan tiga poin membuat Paulo Dybala dan kawan-kawan nyaman di puncak klasemen dengan 40 poin.
