Revolusi Sepak Bola ala Thiago Motta: Kenalkan Formasi 2-7-2

Arief HadiArief Hadi - Rabu, 21 November 2018
Revolusi Sepak Bola ala Thiago Motta: Kenalkan Formasi 2-7-2
Thiago Motta (Zimbio)

BolaSkor.com – Beranekaragam taktik ada di sepak bola. Mulai dari yang paling standar 4-4-2, 4-3-3, 4-5-1, taktik modern 4-2-3-1, hingga taktik yang belakangan sempat jadi tren di Premier League, 3-5-2 dengan variasinya seperti 3-4-3 sampai 3-4-1-2.

Perkembangan taktik dengan varian itu terus berkembang seiring perubahan zaman. Dengan ide dan gagasan yang dibawa pelatih, revolusi dari sisi taktik bukanlah hal yang mustahil terjadi kelak.

Thiago Motta, mantan pemain Barcelona, Inter Milan, dan Paris Saint-Germain (PSG), salah satu figur yang punya ide baru untuk menginovasi sepak bola di Eropa. Ia tengah melakukan eksperimen dalam skuat PSG U-19 yang dilatihnya dengan taktik baru: 2-7-2.

“Ide saya untuk bermain lebih ofensif. Sebuah tim yang dapat mengontrol pertandingan, melakukan tekanan tinggi, dan banyak bergerak dengan dan tanpa bola,” tegas Motta di AS.

“Saya ingin pemain yang mengontrol bola untuk selalu memiliki tiga atau empat solusi dan dua rekan setim berdekatan untuk memberikan bantuan. Kesulitan dalam sepak bola adalah, seringkali melalukan hal-hal sederhana tapi harus mengontrol permainan, mengoper dan terbebas (dari lawan).”

“Saya tidak suka jumlah angka di lapangan pertandingan (statistik atau taktik) karena itu semua menipu Anda. Anda bisa jadi sangat ofensif dengan 5-3-2 dan bertahan dengan 4-3-3. Bergantung dengan kualitas pemain yang dimiliki,” tutur Motta menjelaskan.

Berkat pengalaman hidupnya dilatih oleh nama-nama populer di jajaran sepak bola Eropa seperti: Louis van Gaal, Frank Rijkaard, Jose Mourinho, Rafael Benitez, Carlo Ancelotti, Laurent Blanc, dan Claudio Ranieri, Motta memiliki wawasan sepak bola yang luas.

“Saya memainkan laga beberapa waktu lalu di mana ada dua full-backs yang berakhir sebagai pemain nomor 9 (striker) dan 10 (playmaker). Tapi itu tidak berarti saya tidak suka pemain seperti (Walter) Samuel dan (Giorgio) Chiellini, mereka terlahir sebagai bek sejati,” tambahnya.

Belum lagi ketika masih aktif bermain, Motta bukanlah penyerang yang selalu disoroti kinerjanya. Motta merupakan gelandang bertahan – pernah menjadi bek juga – yang mementingkan kolektivitas di atas segalanya, dengan memberikan proteksi kepada lini belakang dan mengontrol bola di lini tengah.

Dari posisinya itu, Motta bisa melihat lebih jelas bagaimana permainan berlangsung. Jurnalis bernama Andrea di Caro pun penasaran menanyakan kepada pria asal Brasil itu, apakah taktiknya berupa formasi 2-7-2, dengan melibatkan peran aktif kiper yang menjadi sweeper dan maju mendekati garis tengah – di antara dua bek.

“Tidak, kiper dihitung sebagai salah satu dari tujuh gelandang. Bagi saya, penyerang adalah bek pertama dan kiper adalah penyerang pertama. Kiper memulai permainan, dengan kakinya dan penyerang jadi yang paling pertama melakukan tekanan (kepada lawan) untuk mencuri bola,” tambah Motta.

Taktik itu masih diuji oleh Motta. Belum sempurna. Kendati demikian, jika segalanya berjalan dengan baik, Motta bisa jadi akan menjadi suksesor Pep Guardiola yang dikenal sebagai visioner sepak bola karena pemahaman taktiknya yang luas.

Breaking News Thiago motta Paris Saint-Germain Taktik
Ditulis Oleh

Arief Hadi

Posts

12.138

Bagikan