Saatnya Indonesia Belajar Jadi Tuan Rumah Piala Dunia di Tahun 2018

Tengku SufiyantoTengku Sufiyanto - Selasa, 02 Januari 2018
Saatnya Indonesia Belajar Jadi Tuan Rumah Piala Dunia di Tahun 2018
Timnas Indonesia saat ini. (PSSI)

BolaSkor.com - Tahun 2018 baru saja memasuki hari kedua, Selasa (2/1). Di tahun shio tikus ini, Indonesia bakal menjadi pusat perhatian para pencinta sepak bola Asia, khususnya ASEAN.

Indonesia setidaknya menggelar sepuluh kegiatan olah raga. Selain Asian Games dan Asian Para Games, Indonesia menjadi tuan rumah tujuh turnamen Piala AFF, mulai dari Piala Futsal AFF, AFF Futsal Club Championship, Piala AFF U-15, Piala AFF-U-18, AFF Women Championship (U-15 dan senior), dan AFF Beach Soccer. Lalu Indonesia jadi tuan rumah Piala AFC U-19.

Pertama, Indonesia menggelar Piala AFF Futsal Klub pada 1-10 Mei. Kedua, Piala AFF U-16 Wanita pada bulan Juni. Ketiga, Piala AFF Wanita pada tanggal 21 Juni-4 Juli. Keempat, Piala AFF U-18 pada 2-14 Juli. Kelima, Piala AFF U-15 pada 29 Juli-11 Agustus. Keenam, Piala AFF Futsal pada 6-15 September. Ketujuh, Piala AFC U-19 pada 18 Oktober-4November. Kedepelapan, ada Piala AFF Sepak Bola Pantai dengan waktu tentatif antara Oktober atau November 2018.

Belum lagi, ada Asian Games pada 18 Agustus-2 September. Di mana Indonesia, bakal diwakili Timnas U-23 pada ajang tersebut dalam cabang olah raga sepak bola. Lalu ada Asian Para Games pada 8-16 Oktober.

Tentu jadwal yang padat tersebut, tidak membuat Federasi Sepak Bola Indonesia (PSSI) merasa kewalahan. Justru, PSSI sudah mempersiapkan segalanya, termasuk mengakomodir waktu penyelenggaraan.

"Ada tujuh event dari AFF yang dikonfirmasi dari komite kompetisi AFF dan akan berlangsung di Indonesia pada 2018. Kami sudah pertimbangkan itu dan sesuaikan jadwalnya," kata Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, beberapa waktu yang lalu.

Skuat Timnas Indonesia saat ini. (PSSI)

Belajar Jadi Tuan Rumah Piala Dunia

Makna yang terpendam dalam penyelenggaraan pesta sepak bola tahun 2018 di Indonesia adalah sebuah pembelajaran. Belajar bagaimana Indonesia menjadi tuan rumah yang baik untuk gol menyelenggarakan Piala Dunia 2034.

Seperti diketahui, Indonesia sudah mendapatkan restu dari konfederasi sepak bola Asia Tenggara (AFF) buat maju sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034. Bidding Piala Dunia 2034 menjadikan Indonesia bersama Thailand maju untuk jadi tuan rumah. Proses formal bidding baru bisa diterima FIFA pada 2026.

Tentu saja penyelenggaraan event-event sepak bola di tahun 2018 harus dimanfaatkan betul dalam bidang football development, tidak hanya dari segi teknis melainkan hingga Sumber Daya Alam (SDA), dan tentu saja mendapat dukungan Pemerintah.

"Kami memaksimalkan seluruh pencinta sepak bola, ini kalau tidak buat master-masternya bahwa akan ada pertandingan pada 2018," kata Joko Driyono.

"Kami ingin momentum itu kami pergunakan dengan sebaik-baiknya. Kami ingin sepak bola di Indonesia juga bisa menjadi event memajukan industri dan ini menjadi tantangan bagi PSSI."

"Piala Dunia bukan hanya pekerjaan federasi tapi juga pekerjaan negara. Oleh karenanya, penting untuk mendapatkan endorsement dari negara dalam hal ini Mensesneg (Menteri Sekretaris Negara). Ini starting point untuk jalan panjang."

"Sepak bola khususnya Piala Dunia tidak hanya sekadar pertandingan, ini masalah infrastruktur, sumber daya manusia, daya dukung kota, kemudian handling media, performance tim, semua hal yang mengenai perpajakan imigrasi dan lain-lainnya. Ini karena menyangkut ribuan orang yang datang dari seluruh penjuru dunia."

Afrika Selatan saat menjadi tuan rumah Piala Dunia 2010. (BBC)

Manfaat yang Didapat dari Bidang Ekonomi

Penyelenggaran sebuah event olah raga, termasuk turnamen sepak bola mendapat manfaat yang banyak, mulai dari peningkatan ekonomi rakyat hingga devisa negara dari kedatangan dan kunjungan Warga Negara Asing (WNA).

Dalam bidang ekonomi, contoh bisa dilihat dari negera Afrika Selatan yang menyelenggarakan Piala Dunia 2010. Data dari African-union.org, GDP (Gross Domestic Product) Afrika Selatan meningkat menjadi 354 miliar dolar Amerika Serikat dari angka 289 miliar dolar Amerika Serikat di tahun 2009.

GDP adalah total nilai produksi barang dan jasa di dalam suatu negara selama satu tahun. Artinya, pergerakan barang dan jasa yang dibeli masyarakat dalam waktu setahun. Meingkatnya GDP tentu lahir dari penjualan tiket pertandingan dan transportasi, jasa transportasi, makanan serta minuman, dan masih banyak lagi.

Kemudian dalam bidang devisa negara, kedatangan wisatawan untuk menyaksikan negaranya bertanding atau sekedar berkunjung di event olah raga membuat devisa negara meningkat, yang lahir dari pajak hingga visa.

Dengan begitu, event-event olah raga yang digelar di Indonesia tahun 2018 tentu diharapkan dapat menimbulkan manfaat yag signifikan, mulai dari GDP meningkat, devisa negara, hingga ekonomi kerakyatan. Ekonomi kerakyatan meliputi Usaha Kecil Menengah (UKM) percetakan spanduk, penjualan pernak-pernik berkaitan dengan event olah raga, serta tentu saja penjualan jersey Timnas Indonesia.

Tinjauan renovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno yang dilakukan PSSI dan Pemerintah. (PSSI)

Pemerintah-PSSI Harus Bersinergi

Dengan manfaat yang bisa dicapai, apalagi dalam sektor ekonomi. Pemerintah dengan PSSI harus bersinergi.

Pendapatan suatu negara dari seluruh event olah raga di tahun 2018, harus dijadikan modal awal pembangunan infrastruktur olah raga yang menunjang. Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora), Dewan Perwakilan Kerakyatan (DPR), dan tentu saja Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, tidak boleh lagi berlama-lama menentukan pembangunan infrastruktur olah raga.

Di satu sisi, PSSI harus menyiapkan segala teknis dalam. Induk Sepak Bola Indonesia itu harus segera lebih gencar menerapkan Filosofi Sepak Bola Indonesia (Filanesia) ke seluruh pelosok Tanah Air.

Tentu saja, di samping itu, kompetisi harus terus ditingkatkan lagi kualitasnya. Adakan kompetisi jenjang di bawah umur mulai dari U-12 hingga U-19. Karena, kompetisi adalah tempat para pemain untuk mengasah skill dan mental.

Asosiasi Provinsi (Asprov), Asosiasi Kota (Askot), dan Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI saling bersinergi membantu PSSI menerapkan kompetisi jenjang umur di wilayah masing-masing, dan menerapkan Filanesia.

Dengan gerak cepat dan teliti, tanpa campur tangan politik, mimpi menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034 menjadi kenyataan. Indonesia siap menggelar Piala Dunia 2034 dengan segala infrastruktur yang ada, dan di satu sisi Timnas Indonesia sudah memiliki kekuatan besar untuk tampil.

Timnas Indonesia PSSI AFF Afc Kemenpora
Ditulis Oleh

Tengku Sufiyanto

Pencinta sepak bola Indonesia.
Posts

14.977

Bagikan