Suap Militer Argentina dan Cerita Berbeda Diego Maradona jika Gabung Sheffield United

Arief HadiArief Hadi - Kamis, 26 November 2020
Suap Militer Argentina dan Cerita Berbeda Diego Maradona jika Gabung Sheffield United
Diego Maradona (Twitter)

BolaSkor.com - Dunia sepak bola berduka. Penilik julukan 'Tangan Tuhan' Diego Armando Maradona meninggal dunia pada usia 60 tahun. Legenda sepak bola Argentina itu wafat setelah terkena serangan jantung.

Sebelumnya Maradona sempat dilarikan ke rumah sakit karena ada penggumpalan darah di otak setelah terjatuh. Kondisinya membaik hingga ia boleh pulang ke rumah dan staf medis tetap mendampinginya.

Kabar meninggalnya Maradona direspons oleh seluruh figur sepak bola dan olahraga di dunia dengan kutipan mereka masing-masing. Salah satunya dari maestro sepak bola Italia yang kini jadi pelatih Juventus, Andrea Pirlo.

Baca Juga:

10 Kutipan yang Menggambarkan Kehebatan Diego Maradona

Ikon Sepak Bola Dunia, Diego Maradona Meninggal Dunia

Maradona Meninggal Dunia, Pele: Semoga Bisa Bermain bersama di Surga

"Dewa sepak bola meninggalkan kami, terima kasih atas segalanya Diego," tulis Pirlo di Twitter.

Megabintang Barcelona asal Argentina yang kerap dibandingkan dengan Maradona, Lionel Messi tak ketinggalan memimpin penghargaan kepada juara Piala Dunia 1986 tersebut.

"Hari yang sangat menyedihkan untuk semua orang Argentina dan untuk sepak bola. Dia meninggalkan kami tapi dia tidak pergi, karena Diego abadi," tutur Messi yang pernah dilatih Maradona di timnas Argentina.

"Saya menyimpan semua momen indah yang saya jalani bersamanya dan saya ingin mengambil kesempatan untuk menyampaikan belasungkawa kepada keluarga dan teman-temannya. RIP."

Diego Maradona dan Lionel Messi

Pun demikian dari ikon sepak bola dunia lain dan juga legenda Brasil, Pele. Keduanya kerap dibandingkan sebagai dua pemain terbaik sepanjang masa dunia dalam sejarah sepak bola.

"Berita yang menyedihkan. Saya kehilangan seorang teman baik dan dunia kehilangan legenda. Masih banyak yang bisa dikatakan, tapi untuk saat ini semoga Tuhan memberi kekuatan kepada anggota keluarganya," tambah Pele. "Suatu hari, saya berharap kita bisa bermain bersama di surga."

Berita yang mengejutkan sekaligus menyedihkan dan menjadikan 2020 sebagai annus horribilis. Tidak hanya pandemi virus corona, figur-figur ternama dari Kobe Bryant, Chadwick Boseman, hingga Maradona meningggal dunia.

Sepanjang kariernya pada level klub Diego Maradona bermain dengan Argentinos Juniors, Boca Juniors, Barcelona, Napoli, Sevilla, Newell's Old Boys dari medio 1976-1997.

Selepas pensiun Maradona menekuni karier kepelatihan dengan beberapa tim yang dilatihnya dari Textil Mandiyu, Racing Club, timnas Argentina, hingga terakhir membesut Gimnasia de La Plata.

Ke mana pun Maradona bermain ia selalu jadi magnet dengan ketenaran, kejeniusan bermain, dan keterampilan alamiah mendribel bola. Sukses besarnya terjadi kala seorang diri memimpin Napoli menjuarai dua Scudetto, satu Coppa Italia, Liga Europa, serta membawa Argentina juara Piala Dunia 1986.

Banyak cerita mengenai perjalanan karier Diego Maradona. Tapi ada satu hal unik yang bisa jadi mengubah perjalanan Maradona kala ia nyaris bergabung dengan Sheffield United.

Cerita Maradona yang nyaris ke Sheffield lalu batal karena adanya peran militer di Argentina menjadi salah satu kisah menarik yang menghiasi karier sang legenda. Apa yang terjadi kala itu?

Percakapan Rahasia di Kamar Hotel dan Suap Militer Argentina

Balik mundur pada 1978 ketika Maradona bukan siapa-siapa (tidak terkenal) ketika bermain di Argentinos Juniors. Sheffield United konon katanya datang, tertarik kepada Maradona, namun tidak jadi merekrutnya karena faktor keuangan. Betul demikian?

Beberapa versi media mengutarakan hal tersebut namun faktanya tidak demikian. Ada faktor yang mengubah pemikiran Sheffield hingga akhirnya menarik mundur dari operasi transfer Diego Maradona yang tak pernah bermain di Inggris dalam kariernya.

Semua berawal dari perjalanan perwakilan Sheffield dan Tottenham Hotspur ke Argentina untuk mencari bakat-bakat dari sana. Perwakilan Sheffield ada Harry Haslam (manajer), John Hassle (direktur), bersama dengan Keith Burkinshaw (manajer Tottenham), serta didampingi wartawan Tony Pritchett.

Harry Haslam (tengah) dan jajaran manajemen Sheffield United

Mereka tiba di Buenos Aires dengan info dari pemandu bakat soal pemain-pemain seperti Ossie Ardile, Ricky Villa, dan tentu saja Antonio Rattin yang terkenal dari skuad Piala Dunia 1966.

Sesampainya di Argentina situasi tak mudah bagi Sheffield yang sudah gagal merekrut Ardiles dan Villa yang kemudian bergabung dengan Tottenham.

Tak mau perjalanan ke Argentina sia-sia, Sheffield tertarik kepada pemuda berusia 17 tahun (Maradona) setelah melihatnya di tempat latihan. Haslam langsung tertarik kepadanya dan menanyakan harga sang pemain.

Boca Juniors mematok harga 150.000 poundsterling - relatif murah saat ini - dan uang bukanlah masalah utama bagi The Blades kala itu. John Garrett, sejarawan Sheffield menuturkan ceritanya.

Diego Maradona dengan Boca Juniors

"Di luar sana untuk United adalah Oscar Arce, seorang Argentina yang pernah menjadi pelatih di United dan pernah bermain untuk Villa pada 1968," cerita Garrett kepada Yorkshire Live.

"Dia bertindak sebagai penerjemah dan Rattin, seorang legenda di Boca Juniors, juga terlibat. Perwakilan United dibawa ke pinggiran Buenos Aires ke tempat pelatihan untuk menyaksikan anak ini (Maradona) berlari dengan cepat. Haslam terpesona olehnya dan langsung berkata 'Saya akan membawanya, berapa harganya?"

"Klubnya pada saat itu menginginkan 150.000 poundsterling untuknya, yang bukan merupakan akhir dari dunia ketika Anda berpikir kita hanya setahun lagi dari Nottingham Forest menghabiskan satu juta poundsterling untuk Trevor Francis."

"Itu lebih dari terjangkau untuk United dan mereka senang dan ingin melakukan kesepakatan."

Kesepakatan sudah terjadi. Lantas apa yang membuat Haslam dan Sheffield berubah pikiran? Semua itu terjadi di satu malam dalam percakapan rahasia di kamar hotel Haslam.

Kala itu Argentina dipimpin oleh militer sayap kanan yang mengkudeta presiden. Perwakilan militer itu datang ke kamar Haslam dan tahu akan ketertarikan Sheffield untuk merekrut Maradona.

Pihak militer tak masalah Sheffield membawa Maradona selama mereka mau menambahkan 150.000 poundsterling lagi dalam transfernya, menjadikan nominal transfer sebesar 300.000 poundsterling.

Uang itu tak masalah bagi Sheffield namun mereka tak mau terlibat di dalamnya karena itu sarat politik.

Militer Argentina yang mengkudeta presiden

"Saat itu, Argentina dijalankan oleh junta militer, kudeta sayap kanan yang menggulingkan presiden saat itu," kata Garrett. "Malam itu, Haslam sedang bersantai di kamarnya sambil berpikir dia punya anak ajaib dan kemudian mendapat ketukan di pintu dari seorang anggota polisi militer, seseorang seperti Eric Estrada di Chips, yang muncul di hotel."

"Dia mengatakan bahwa dia telah mendengar kami membayar Boca 150.000 poundsterling untuk pemain ini dan jika United ingin militer membiarkan Diego keluar dari negara itu, mereka juga menginginkan pembayaran sebesar 150.000 poundsterling."

"Jadi, Anda tidak hanya mendapatkan angka 300.000 pounds, yang saya bayangkan akan menghasilkan sejumlah uang tunai yang cukup untuk pemain berusia 17 tahun yang belum teruji, tetapi masalah utamanya adalah bahwa itu mulai menjadi sedikit politis."

"Total 300.000 poundsterling sebenarnya tidak masalah, United mampu membelinya. Tapi suap kepada polisi militer untuk membawanya keluar negeri bukanlah sesuatu yang membuat United merasa nyaman. Begitu dewan direksi mengetahui fakta bahwa ini sekarang menjadi sedikit bermasalah, mereka tidak ingin ada hubungannya dengan itu," terang Garrett.

Diego Maradona akhirnya bersinar dengan Boca Juniors

Uang menjadi masalah saat ini jika berbicara dalam konteks Sheffield terkini arahan Chris Wilder, tapi tidak di masa lalu. Sheffield memiliki uang yang cukup di masa lalu untuk merekrut pemain, jadi Maradona urung ke Bramall Lane bukan karena uang.

"Uang tidak pernah menjadi masalah. United tidak menolak uang, jika klub mengatakan 300.000 pounds mereka akan membayarnya, itu hanya pada menit junta terlibat, United berlari satu mil (menjauh)."

"Secara historis selama bertahun-tahun para manajer, secara umum, telah diberi uang untuk membeli pemain yang mereka inginkan."

"United selalu terkenal karena membayar uang yang tepat dan Ian Porterfield adalah salah satu manajer dengan bayaran tertinggi di negara itu pada saat dia menjadi bos, jadi United tidak pernah benar-benar takut untuk mengeluarkan uang."

"Itu hanya murni dan fakta bahwa junta militer telah terlibat dan itu sedikit membuat takut United tentang apa yang mereka terlibat di dalamnya," urai Garrett.

Cerita akan berbeda tentunya jika Diego Maradona ke Sheffield. Namanya ada dalam catatan sepak bola Inggris dan Maradona belum tentu memperkuat Napoli (menjadi dewa sepak bola di sana), Sevilla, dan Barcelona.

Breaking News Sheffield United Diego Maradona
Ditulis Oleh

Arief Hadi

Posts

12.024

Bagikan