Tarian Terakhir dan Winnen Voetbal ala Louis van Gaal

Arief HadiArief Hadi - Jumat, 09 Desember 2022
Tarian Terakhir dan Winnen Voetbal ala Louis van Gaal
Louis van Gaal (@OnsOranje)

BolaSkor.com - Totaal voetball atau total football selalu identik dengan Belanda. Itu merupakan bentuk permainan sepak bola yang ofensif, menghibur, dan berkembang dengan semakin kuatnya dominasi atau penguasaan bola.

Total football dari generasi ke generasi menginspirasi banyak pelatih sepak bola, bahkan Barcelona sudah memiliki filosofi tersebut yang sudah ditanamkan sejak La Masia atau akademi sepak bola Barcelona.

Ditemukan oleh Rinus Michels dan dikembangkan oleh Johan Cruyff, lalu disempurnakan oleh Pep Guardiola di Barcelona dengan istilah tiki taka. Tak ayal penguasaan bola yang identik dengan Spanyol seyogyanya berdasarkan dari filosofi dasar total football Belanda.

Sampai kapan pun total football akan dihubungkan dengan Belanda, seperti halnya catenaccio Italia, kick and rush Inggris, atau tarian Samba (Jogo Bonito) Brasil. Semua itu warisan sepak bola dan tidak salah dikaitkan selamanya.

Baca Juga:

Piala Dunia 2022: Tak Seharusnya Timnas Belanda Hanya Fokus kepada Lionel Messi

Piala Dunia 2022: Timnas Belanda Tak Boleh Lengah Jaga Lionel Messi

5 Pertemuan Bersejarah Belanda dengan Argentina di Piala Dunia

Akan tapi sepak bola berubah seiring berkembangnya zaman. Cukup lihat ketika Italia juara Piala Eropa 2020, apakah mereka bermain dengan pertahanan rapat ala catenaccio? Atau Inggris yang konservatif dengan metode yang diterapkan Gareth Southgate, apakah mereka bermain cepat ala kick and rush?

Pun demikian Belanda di periode tiga bersama Louis van Gaal. Pelatih berusia 71 tahun sudah melatih sejak 1986 dan ia tahu persis apa itu total football, sebab ia pernah lama bekerja di Ajax Amsterdam dengan produk akademi terbaik mereka seperti Patrick Kluiver dan duo bersaudara De Boer.

Van Gaal pelatih yang keras tapi tak sepenuhnya keras kepala. Ia sadar sepak bola telah berubah dan beradaptasi. Bukti itu bisa terlihat selama perhelatan Piala Dunia 2022.

Winnen Voetbal

Belanda mencapai fase perempat final Piala Dunia 2022 dan akan melawan salah satu kandidat juara, Argentina. Perjalanan Belanda mencapai perempat final tidak lepas dari kritik bahkan kritik itu datang dari media lokal.

Permainan Belanda dianggap membosankan, tidak proaktif, dan dinilai sebagai 'dosa' terkait dengan total football. Van Gaal meresponsnya singkat dalam sesi konferensi pers.

"Sepak bola tidak lagi dimainkan seperti tahun 1998. Dulu itu adalah permainan terbuka dan itu tidak terjadi lagi. Sepak bola telah bergerak," ucap Van Gaal.

Kepada jurnalis di ruang konferensi pers pun Van Gaal memberi jawaban tegas terkait permainan Belanda yang disebut membosankan tersebut.

"Tentu saja Anda bisa memberikan pendapat Anda," kata Van Gaal menjawab pertanyaan tentang gaya dan estetika Belanda.

"Saya tidak setuju dengan Anda dan saya tidak akan memperluasnya karena saya pikir Anda memiliki perspektif yang berbeda tentang sepak bola daripada yang saya miliki. Tulislah bahwa itu membosankan dan Anda akan pulang besok karena Anda tidak bisa tidak peduli."

Wartawan menjawab, "Saya di sini sampai final." Van Gaal kemudian membalas, "Sempurna, sampai jumpa di sana (final)."

Sebagus apapun total football di masa lalu sepak bola telah berubah, sebab sepak bola modern lebih taktikal dan yang paling penting adalah mencetak gol dan memenangi pertandingan. Singkatnya total football itu berubah jadi winning football, winnen voetbal untuk Belanda.

Stabilitas kala bertahan dan ketajaman di depan muka gawang lawan sudah jadi ciri khas Belanda saat ini di Qatar. Contohnya saat Belanda menang 3-1 atas Amerika Serikat di 16 besar.

Pada laga itu Belanda praktis seolah membiarkan Amerika Serikat bermain mendominasi penguasaan bola, Belanda menanti peluang datang dan berusaha efisien mengonversinya jadi gol. Itulah permainan Belanda saat ini.

Apakah itu berisiko? Ya, dengan lawan yang punya kualitas lebih maka permainan itu berisiko besar. Fakta lainnya Belanda mencetak delapan gol dari total 35 tendangan tepat sasaran sejauh ini, sedangkan Brasil tujuh gol dari 70 percobaan, catatan itu tertinggi di perempat final. Sekali lagi Belanda bermain efisien.

Metode bermain yang diterapkan Van Gaal bukan yang terindah untuk ditonton, tetapi faktanya Belanda melalui 19 laga tak pernah kalah (termasuk 14 kemenangan) sejak Van Gaal menggantikan Frank de Boer pasca Piala Eropa 2020

Tarian Terakhir

Bak seri mini dokumenter olahraga terkenal di Netflix berjudul "The Last Dance" atau "Tarian Terakhir", Van Gaal juga melakukan hal yang sama pada Piala Dunia 2022. Apapun pencapaian Belanda di turnamen Van Gaal akan mundur.

Kabar tersebut sudah menjadi motivasi tambahan bagi para pemain Belanda untuk memberikan segalanya kepada sang legenda, satu dari beberapa pelatih unik di Eropa.

"Sebagai pemain muda Anda sedikit takut padanya, seperti ketika Anda masuk tim utama, tidak masalah apakah Anda berusia 17 atau 37 tahun, dia mengharapkan hal yang sama dari Anda," kata Andre Ooijer, mantan bek Belanda kepada ESPN.

"Saya bisa mengerti untuk beberapa orang sulit untuk bekerja dengannya karena dia orang yang terus terang, dan tidak ada omong kosong. Itu caranya. Dia mengatakan apa yang dia pikirkan. Tapi saya suka bekerja dengannya."

Panggilan dari negara terlalu sulit ditolak oleh Van Gaal, meski istrinya Truus melarangnya kembali melatih Belanda, terlebih mantan pelatih Ajax Amsterdam, Barcelona, Bayern Munchen, dan Manchester United itu bertarung melawan kanker.

Pasca dapat informasi mengenai kanker Van Gaal menyembunyikan fakta itu selama mungkin dari pemainnya.

Di bawah pakaian olahraganya ada kateter dan tas kolostomi, keduanya digunakan Van Gaal sementara karena program rejimen radiasi yang harus diikutinya. Ketika pemain melihatnya dengan pipi memerah, dia memberi tahu mereka bahwa itu adalah tanda dia sehat padahal itu benar-benar karena luka bakar akibat pengobatan kanker.

"Saya sangat disiplin dan punya kemauan," papar Van Gaal.

"Saya bisa melakukan pekerjaan itu karena saya menyukainya. Saya suka bekerja dengan skuad ini. Ini adalah hadiah untuk saya di usia lanjut, begitulah yang saya lihat."

"Saya tidak ingin memberi tahu pemain saya karena itu bisa saja mempengaruhi penampilan mereka."

Tetapi Van Gaal tetaplah Van Gaal. Julukan Iron Tulip masih melekat kepadanya dan ia bukan melunak dengan kepribadiannya belakangan ini, tetapi begitulah cara Van Gaal beradaptasi dengan sepak bola modern dan para pemain.

"Semua orang melihat kembali kehidupan dan bertanya-tanya apakah Anda bisa melakukan sesuatu yang berbeda," kata Ronald De Boer, eks pemain timnas Belanda.

"Orang-orang mengatakan dia (Van Gaal) melunak, tetapi saya tidak setuju. Saya pikir dia tahu bahwa setiap generasi berbeda, bahwa harapan Anda yang lain, nilai-nilai lain, atau perubahan apa pun, dan dia beradaptasi dengan itu. Jadi menurut saya dia tidak berubah sebagai pribadi."

Dengan cara Van Gaal meladeni jurnalis yang mempertanyakan taktiknya, jawabannya yang terbuka dan jujur, serta ngotot dalam metode kepelatihannya Van Gaal memang tidak berubah.

"Tentu saja itu (kabar Van Gaal bertarung melawan kanker) memberi kami lebih banyak semangat bertarung dan motivasi. Kami semua adalah manusia dan ketika berita itu keluar, itu mengejutkan kami, itu sulit tetapi penting kami menunjukkan dukungan kami. Dia orang yang sangat kuat dan blak-blakan, tetapi kami ingin berada di sana untuknya," papar kapten timnas Belanda, Virgil van Dijk.

"Tidak pernah mudah baginya untuk menghadapi seluruh situasi tetapi saya pikir dia menghadapinya dengan luar biasa. Dia adalah manajer kami, kami akan berjuang untuknya terlepas dari itu."

"Dia adalah manusia yang hebat, sangat direct (berbicara terbuka) dan kami pasti jelas akan berjuang habis-habisan dengan mengetahui ini adalah Piala Dunia terakhir baginya."

Sekali lagi, apapun pencapaian Belanda di Piala Dunia 2022 maka itu akan jadi akhir atau penutup dalam karier kepelatihan Louis van Gaal.

Belanda punya sejarah besar dengan warisan mereka pada sepak bola dunia dan Eropa tetapi kurang satu titel besar yakni Piala Dunia. 'Tarian terakhir' Van Gaal akan menjawab pertanyaan tersebut.

"Anda merasa mungkin dia memiliki pekerjaan yang belum selesai, yang ingin dia selesaikan. Dalam waktu singkat, dia bisa menyatukan tim dan membuat mereka percaya pada suatu alasan. Saya pikir dia benar-benar berpikir dialah orangnya (sosok tepat bagi Belanda)," tambah De Boer.

"Saya yakin ini adalah tarian terakhirnya. Kita tidak akan pernah melihat manajer lain seperti Louis van Gaal. Tidak akan pernah lagi."

Piala dunia 2022 Piala Dunia 2022 Qatar Van Gaal Louis van Gaal Belanda Timnas Belanda Sosok
Ditulis Oleh

Arief Hadi

Posts

12.168

Bagikan