TGIPF Ungkap Faktor Mengapa Stadion Kanjuruhan Tidak Layak

Rizqi AriandiRizqi Ariandi - Senin, 10 Oktober 2022
TGIPF Ungkap Faktor Mengapa Stadion Kanjuruhan Tidak Layak
Bunga di Gate 13 sebagai wujud mengenang korban Tragedi Kanjuruhan. (BolaSkor.com/Bimaswara Dumugi)

Dia BolaSkor.com - Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan terus bekerja. Setelah beberapa hari melakukan investigasi di Malang, TGIPF menemukan sejumlah bukti dan fakta mengejutkan.

Salah satu hal krusial yang jadi sorotan TGIPF adalah kelaikan Stadion Kanjuruhan dalan menggelar pertandingan besar seperti Arema FC melawan Persebaya Surabaya.

Menurut anggota TGIPF Tragedi Kanjuruhan, Rhenald Kasali, struktur serta kualitas bangunan Stadion Kanjuruhan masih di bawah rata-rata stadion standar FIFA.

”Ini gedung stadion banyak dibangun menurut tadi kajian teman-teman, gedung yang dibangun dalam suasana Tahun 1970-an 1980-an suasananya,” kata Rhenald kepada wartawan di Kantor Kemenko Polhukam, Senin (10/10).

”Pada masa itu jumlah penduduk Indonesia belum sebanyak sekarang, pada masa itu kebutuhan atau keinginan masyarakat menggunakan stadion belum seperti sekarang, bangkunya masih panjang seperti itu, ada tempat berdiri, pintunya seperti penjara, sliding,” sambungnya.

Rhenald juga menyebut kalau struktur tangga di Stadion Kanjuruhan sangat curam. Hal ini sangat berbahaya ketika ada keadaan darurat yang membuat terjadinya penumpukan massa.

"Entah mengapa pintunya itu tidak diberikan kunci, tidak diberikan kunci dari pemerintah setempat kepada panitia pelaksana sehingga kalau ada apa-apa itu harusnya di-sliding dibuka. Tetapi adalah pintunya ada panjang begitu kemudian ada seperti di penjara begitu dan yang dibuka hanya beberapa sekat-sekat, bukan sekat, ada semacam pintu lagi di dalamnya begitu ya hanya itu yang dibuka,” ucap Rhenald.

”Jadi, pintunya itu sangat sempit. Dan foto yang tadi sudah dianalisis adalah dari pintu keluar, jadi dari atas tribun itu keluar, itu curam sekali. Dalam keadaan normal pun orang tidak bisa cepat,” lanjut dia.

Baca Juga:

Persis Tegaskan Evaluasi SOP Liga 1 Harus Dilakukan Sebelum Dilanjutkan

Para Korban Gas Air Mata Tragedi Kanjuruhan Alami Pendarahan di Mata

TGIPF Beberkan Temuan Terbaru, Stadion Kanjuruhan Tak Layak untuk Pertandingan Risiko Tinggi

Dengan demikian, TGIPF menilai supaya Stadion Kanjuruhan harus segera dilakukan perbaikan atau renovasi menyeluruh. Markas Arema FC itu harus bisa memfasilitasi para penonton supaya mereka bisa menonton pertandingan dengan nyaman di era seperti sekarang ini.

”Menurut hemat kami, stadion-stadion seperti itu harus sudah dibongkar diubah. Misalnya saja sekarang era crowd-nya ini adalah kerumunan yang dibentuk oleh sosial media. Jadi kalau pun jumlah penonton itu dikurangi, demi keamanan, penonton yang di dalam itu bisa memberi tahu kepada teman-temannya dalam waktu segera bahwa lapangan kosong,” ujar Rhenald.

Seperti diketahui, kericuhan usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan menyebabkan 131 orang meninggal dunia serta ratusan lainnya mengalami luka-luka.

Kericuhan terjadi setelah pihak kepolisian menembakkan gas air mata untuk membubarkan suporter. Namun, hal itu membuat terjadi banyak penumpukan massa di sejumlah pintu keluar sehingga menyebabkan banyak orang kesulitan bernafas.

Enam orang sudah ditetapkan sebagai tersangka dari insiden ini. Tiga di antaranya adalah Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru Akhmad Hadian Lukita, Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris, dan Security Officer Arema FC Suko Sutrisno.

Sedangkan tiga tersangka lainnya merupakan anggota Polri. Mereka antara lain Kepala Satuan Samapta Polres Malang AKP Bambang Sidik Achmadi, Komandan Kompi (Danki) Brimob Polda Jawa Timur AKBP Hasdarmawan, serta Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polres Malang Kompol Wahyu Setyo Pranoto.

Arema FC Aremania Kanjuruhan Stadion kanjuruhan Stadion Kanjuruhan Malang Liga 1 Breaking News
Ditulis Oleh

Rizqi Ariandi

Posts

4.253

Bagikan