Wawancara Eksklusif Charis Yulianto: Sosok Mario Gomez, Arema, hingga Pesan untuk Bibit Timnas Indonesia

Hadi FebriansyahHadi Febriansyah - Selasa, 18 Agustus 2020
Wawancara Eksklusif Charis Yulianto: Sosok Mario Gomez, Arema, hingga Pesan untuk Bibit Timnas Indonesia
Caretaker Arema FC, Charis Yulianto. (Instagram Arema FC)

BolaSkor.com - Mundurnya Mario Gomez dari kursi pelatih Arema FC memang di luar dugaan. Kini Charis Yulianto yang sebelumnya menjadi asisten dari Mario Gomez menjabat sebagai pelatih sementara.

Charis Yulianto tidak sendirian. Ia didampingi oleh Kuncoro dan Singgih Pitono yang baru memegang B AFC. Ini merupakan pengalaman pertama Charis sebagai seorang caretaker.

Pengalaman sebagai pelatih kepala didapatkannya di ajang Elite Pro Accademy (EPA). Saat itu ia berhasil membawa Borneo FC U-19 melaju sampai semifinal EPA U-19. Kariernya di kepelatihan memang belum secemerlang ketika ia masih bermain.

Pernah meraih gelar juara bersama Sriwijaya FC. Bahkan jauh sebelum itu, Charis juga pernah berguru di Italia bersama dengan Primavera Baretti. Jadi wajar saja ia pernah menjabat sebagai kapten Timnas Indonesia.

Baca Juga:

Alasan Felipe Americo Geber Latihan Lebih Awal bagi Kiper Arema FC

Alasan Elias Alderete Gabung Latihan Arema FC

Seperti apa rencananya untuk Arema sekarang? Apa pesan yang diberikan Gomez untuknya dan bagaimana cerita pengalamannya ketika bermain baik di klub maupun di Timnas Indonesia? Berikut wawancara BolaSkor.com dengan Charis Yulianto.

Dua musim menjadi asisten Mario Gomez dan sekarang berpisah, apa pelajaran yang dipetik Anda?

Yang pasti pengetahuan dan ilmu yang sudah diberikan coach Mario. Karena menurut saya, coach Mario adalah pelatih yang berkarakter dan satu yang menjadi ciri khasnya ialah dia memiliki disiplin yang tinggi baik untuk pemain maupun kepada staf pelatih.

Charis Yulianto dan Mario Gomez saat di Borneo FC. (Instagram Charis Yulianto)

Setelah berpisah, ada pesan yang disampaikan oleh Mario Gomez kepada Anda?

Jujur saya merasa kehilangan beliau karena begitu cepat meninggalkan Arema. Tapi dia sangat senang dan nyaman selama bekerja sama dengan saya di Borneo maupun Arema. Beliau selalu berpesan bahwa saya harus lanjut dan jangan pernah berhenti untuk belajar.

Kini menjadi caretaker Arema FC, seberapa sulit?

Alhamdulillah tidak ada kesulitan atau kendala yang berarti. Karena saya memulai dan mengakhiri menjadi pemain profesional ya di tim Arema dan saya sudah paham betul dengan gaya sepak bola Malang, apalagi saya dibantu dengan coach Kuncoro dan Singgih yang semasa aktif kami pernah bermain Bersama.

Mario Gomez dan Charis Yulianto. (Instagram Arema FC)

Apa harapan anda nantinya jika Arema FC sudah menemukan pelatih baru?

Saya rasa hal paling utama untuk pelatih baru ialah harus cepat Beradaptasi dan paham sepak bola Malang dan iklim kompetisi sepak bola Indonesia. Karena itu penting untuk pelatih baru ke depannya.

Apa harapan Anda untuk Arema FC?

Meskipun tahun ini tidak ada degradasi. Mudah-mudahan Arema terus berprestasi dan konsisten di Liga 1 dan bisa terus menjadi tim papan atas yang ada di Indonesia.

Charis Yulianto dikenal sebagai bek tangguh ketika masih bermain, apa kuncinya pada saat itu?

Seorang bek atau pemain lain tanpa ada kemauan, kerja jeras dan terus berlatih mungkin tidak ada apa-apanya. Jadi mungkin itu yang menjadi kunci sukses saya ketika masih bermain.

Sempat menimba ilmu bersama Primavera Barreti, perbedaan apa yang jelas terlihat antara di Indonesia dan Italia?

Perbedaannya pada saat itu mungkin hanya kompetisinya yang terorganisir dengan baik, karena setiap hari Sabtu atau Minggu kami selalu ada pertandingan. Pengalaman bertandingnya terus terasah jadi pengalamannya terus bertambah dan konsistensi permainan selalu terjaga.

Selama berkarier, sudah banyak klub yang dibela, klub mana yang paling berkesan?

Kalau tim mungkin Sriwijaya FC karena saat itu saya mendapatkan gelar juara di sana. Tapi yang paling penting, saya bisa mendapatkan karakter dan bentuk permainan saya ketika main di Sriwijaya itu.

Charis Yulianto saat membela Timnas Indonesia. (Istimewa)

Pernah menjadi kapten Timnas Indonesia, momen apa yang tidak bisa dilupakan selama membela Timnas Indonesia?

Pertandingan semifinal leg kedua Piala Tiger 2004 melawan Malaysia. Jelas ini momen pertandingan yang tidak bisa saya lupakan. Ketika itu kami kalah 1-2 dari Malaysia di leg pertama yang bermain di Jakarta. Pada leg kedua kami berhasil membalikan keadaan dan menang 4-1 atas Malaysia. Selain itu saya juga berhasil menyumbangkan satu gol pada pertandingan tersebut.

Bagaimana melihat perkembangan sepak bola usia muda di Indonesia saat ini?

Banyaknya SSB dan Akademi yang berkembang saya kira cukup bagus dan sekarang banyak pemain potensial yang lahir. Maka dari itu saya berharap ke PSSI, kompetisi Elite Pro Academy yang sudah berjalan selama kurang lebih 3 tahun bisa konsisten terus dijalankan agar SSB dan Akademi bisa menyalurkan pemain-pemainya ke klub Liga 1.

Bagaimana Anda melihat bek-bek muda sekarang, apa yang perlu ditingkatkan dan perlu dipertahankan?

Sekarang banyak bek-bek muda yang bagus, berkualitas dan potensial. Mereka harus terus bekerja keras dan tentunya cara berpikir seorang bek ya prioritas juga harus seorang pemain bertahan, bertahan artinya kualitas marking-nya harus No 1. Tentunya jangan pernah cepat puas pada saat dipuji dan jangan abaikan kritikan atau saran yang sifatnya positif.

Liga 1 Timnas Indonesia Arema FC Charis Yulianto Roberto Carlos Mario Gomez Borneo FC
Posts

4.871

Bagikan