Wawancara Gustavo Chena: Terinspirasi Marcelo Bielsa hingga Nostalgia Dominasi Argentina

Frengky AruanFrengky Aruan - Kamis, 03 Desember 2020
Wawancara Gustavo Chena: Terinspirasi Marcelo Bielsa hingga Nostalgia Dominasi Argentina
Gustavo Chena. (Instagram Gustavo Chena)

BolaSkor.com - Mantan bintang Persija Jakarta, Gustavo Chena masih tertarik berkiprah di Indonesia. Kali ini, pria asal Argentina ini kembali ke Indonesia membawa lisensi kepelatihan A CONMEBOL.

Gustavo Chena merupakan salah satu pemain sukses asal Argentina di Indonesia. Chena dikenal memiliki umpan-umpan akurat dengan tembakan yang mematikan. Setiap tim yang dibelanya pasti memiliki lini tengah yang kuat. Dari Persija Jakarta, Persebaya Surabaya hingga PSMS Medan.

Chena hampir membawa Persija juara Liga Indonesia 2004. Kala itu, Chena yang datang dari tim muda Boca Juniors memperkuat Persija bersama rekan senegaranya, Gustavo Hernan Ortiz dan Emmanuel De Porras.

Sayang, kekalahan pada partai terakhir atas Persebaya 1-2 di Tambasari, 23 Desember 2004, membuat Persija hanya menempati peringkat tiga klasemen akhir. Persija hanya selisih satu poin dari Persebaya yang juara dengan 61 poin.

Hal sama terulang ketika membela PSMS Medan pada Indonesia Super League (ISL) 2008. Chena membawa PSMS ke partai final menantang Sriwijaya FC. Kala itu, dia membela PSMS bersama penyerang Argentina, Andreas Formento. PSMS kalah di partai final atas Sriwijaya FC 1-3.

Baca Juga:

Kenangan Shin Tae-yong dengan Maradona, Dibuat Terpukau hingga Pelukan Selebrasi

Kenangan Bambang Nurdiansyah dengan Maradona di Piala Dunia U-20, Sulit Berfoto

Sempat ke Pelis FA Malaysia, Deltras Sidoarjo, dan PSIS Semarang, Chena memutuskan pensiun ketika berusia 35 tahun. Persegres Gresik United merupakan tim Indonesia terakhir yang dibela Chena.

Setelah pensiun sebagai pemain, Chena tak mau jauh-jauh dari sepak bola. Chena memutuskan untuk berkarir sebagai pelatih. Dia sempat tiga tahun pulang ke Argentina untuk mengikuti kursus lisensi kepelatihan.

Setelah mendapatkan lisensi A CONMEBOL, Gustavo Chena kembali ke Indonesia. Sebenarnya, tahun ini menjadi debut Chena sebagai pelatih di Indonesia. Sayang, pandemi virus corona membuatnya batal melatih.

Bolaskor.com berkesempatan menemui Chena ketika bermain di Training Center Lestarindo Soccerfield, Boyolali, Minggu (29/11) lalu. Chena gabung tim asal Bali, Mitra Devata. Chena berbagi sedikit cerita tentang perjalanannya setelah pensiun. Berikut petikan wawancaranya:

Apa aktivitas yang dipilih Chena setelah pensiun?

Saya sempat tiga tahun pulang ke Argentina. Saya ambil lisensi pelatih. Sekarang, saya sudah punya lisensi A CONMEBOL. Saya harus melatih tim satu tahun untuk dapat lisensi Pro CONMEBOL.

Gustavo Chena. (Instagram Gustavo Chena)

Apa pertimbangan utama menjadi pelatih?

Pilihan utama saya setelah pensiun adalah jadi pelatih. Saya tidak mau jauh-jauh dari sepak bola. Saya ingin dekat dengan lapangan. Saya pun masih rindu untuk main bola. Makanya saya ikut Mitra Devata bertanding di sini. Sudah lama saya ada di tim ini. Grup yang berkualitas. Kekeluargaannya bagus.

Siapa sosok yang menginspirasi jadi pelatih atau sosok pelatih idola?

Saya suka cara Marcelo Bielsa melatih. Saya juga suka Diego Simeone, tapi bukan cara mainnya. Saya suka bagaimana dia memberikan semangat dan motivasi untuk pemain. Saya suka dua pelatih itu.

Sekarang kembali ke Indonesia. Apakah ada keinginan untuk melatih tim di Indonesia?

Sebenarnya tahun ini saya mulai melatih. Saya melatih tim U-20 Tira Persikabo di Elite Pro Academy. Tapi kemudian ada COVID-19 dan kompetisi batal digelar tahun ini. Semoga tahun depan ada kesempatan.

Flashback ketika jadi pemain. Dulu ada banyak pemain Argentina di kompetisi Indonesia. Tapi kemudian pemain Brasil sangat dominan di Indonesia dan Asia. Ada banyak pemain Brasil yang datang ke Asia. Menurut kamu itu karena apa?

Ya benar, dulu pernah ada banyak pemain Argentina di Indonesia, mengalahkan jumlah pemain Brasil. Sekarang ganti lagi, datang pemain dari negara lain. Mungkin ini lebih ke agen yang bawa banyak pemain dari Brasil dan ada kecocokan. Kita kalah jumlah saja, tapi kalau kualitas, pemain Argentina tidak kalah dari Brasil.

Baca Juga:

Kisah Mundari Karya Tak Boleh Kasar dengan Maradona di Piala Dunia U-20

Kisah Sepatu Pertama Riko Simanjuntak dari Sang Ibu Seharga Rp67 Ribu

Sekarang, kamu bermain lagi dengan Mitra Devata di Boyolali. Kamu terlihat nyaman bermain di lapangan ini. Menurut kamu, kualitas dari lapangan ini seperti apa?

Senang bisa bermain di lapangan seperti ini. Lapangan luar biasa. Sudah standar profesional. Lebih dari lumayan untuk sekadar dipakai latihan. Buat pertandingan Liga 1 cocok sekali.

Soal lapangan, terutama klub-klub profesional Indonesia, kadang latihan sampai harus pindah-pindah ya, karena tidak ada lapangan tetap atau kualitas tidak bagus?

Klub kadang-kadang tidak memikirkan lapangan sih. Hal pertama yang harus mereka pikirkan itu seharusnya lapangan. Main bola, kalau lapangan bagus, pemain akan keluar kemampuan maksimal. Kualitas lapangan untuk latihan dan pertandingan harusnya sama.

Mudah-mudahan sepak bola Indonesia bisa semakin maju dan banyak lapangan dengan kualitas seperti ini. (Laporan Kontributor Putra Wijaya/Bali)

Gustavo chena Liga indonesia Liga 1 Breaking News Persija jakarta PSMS Medan
Ditulis Oleh

Frengky Aruan

Posts

15.464

Bagikan