Wawancara Haryanto Prasetyo: Eks Gelandang Timnas yang Kawal Bakat Zanadin Fariz

Tengku SufiyantoTengku Sufiyanto - Kamis, 14 Juli 2022
Wawancara Haryanto Prasetyo: Eks Gelandang Timnas yang Kawal Bakat Zanadin Fariz
Zanadin Fariz saat membela Persis Solo. (BolaSkor.com/Putra Wijaya)

BolaSkor.com - Zanadin Fariz sedang menjadi pembicaraan. Gelandang Persis Solo menjelma sebagai pilar penting Timnas Indonesia U-19. Ternyata, ada sosok eks gelandang Timnas Indonesia, Haryanto Prasetyo, di belakang Zanadin.

Zanadin adalah jawaban dari kekhawatiran ketika Marselino Ferdinan mengalami cedera. Zanadin muncul sebagai pengganti yang berkualitas dan memberi pengaruh besar di Timnas Indonesia U-19 saat ajang Piala AFF U-19 2022.

Kemenangan 5-1 atas Myanmar menjadi salah satu bukti besarnya. Selain jadi roda penggerak lini tengah Timnas Indonesia U-19, Zanadin membuat tiga assist dalam kemenangan tersebut.

Haryanto Prasetyo menjadi salah satu sosok dari sekian banyak orang yang berjasa atas kemunculan Zanadin. Sebelum membawanya ke Persis Solo, Zanadin sudah jadi anak asuhnya di Badak Lampung FC U-16.

Baca Juga:

Piala AFF U-19 2022: Kalahkan Vietnam serta Thailand, Malaysia dan Laos ke Final

PSSI Resmi Layangkan Surat ke AFF soal Laga Vietnam Vs Thailand

Dua kali Tommy, sapaan akrabnya, menjadi sosok pembawa keberuntungan bagi karier Zanadin, setelah mencuri perhatian di Liga Topskor

Dari pantauan talent scouting di Liga Topskor, terpilih pemain-pemain yang masuk pilihan pertama dan pilihan kedua. Bersama pelatih Deris Herdiansyah, tim pilihan pertama membawa TIRA-Persikabo juara Elite Pro Academy U-16 2019.

Sementara pemain-pemain pilihan kedua, termasuk Zanadin Fariz, dibawa ke Badak Lampung FC, oleh Tommy yang memegang tim U-16. Zanadin dipilih atas persetujuan direktur teknik Badak Lampung kala itu, Jaino Matos.

Setelah Badak Lampung terdegradasi, otomatis tim EPA U-16 tersebar lagi, termasuk Zanadin yang pulang ke Bekasi. Namun, takdir belum memisahkan Tommy dengan Zanadin.

Zanadin akhirnya kembali mengikuti jejak Tommy yang gabung Persis Solo. Saat itu, Tommy menjadi bagian dari tim kepelatihan Persis Youth.

Haryanto Prasetyo
Haryanto Prasetyo. (BolaSkor.com/Putra Wijaya)

Pemilihan Zanadin sebenarnya tak direncanakan, bagaimana ceritanya? Berikut ini petikan wawancara BolaSkor.com bersama Tommy yang kini menjadi pelatih kepala di Persis Solo U-18.

Bagaimana bisa bersama Zanadin lagi di Persis, setelah sempat bersama di Badak Lampung?

Setelah Badak Lampung degradasi, Zanadin balik lagi ke TSI (Topskor Indonesia). Nah, saat di Liga 2, Persis Solo punya target Liga 1 dan owner kita berbicara tentang pengembangan pemain-pemain muda.

Dari situ, TSI ngasih nama-nama. Saya yang disuruh memilih dari nama-nama itu. Awalnya justru saya mau ambil Frezy (Al Hudaifi), yang sekarang juga di Timnas U-19, tapi dia memilih gabung Bhayangkara FC. Akhirnya saya pilih Zanadin Fariz.

Kalau lihat progresnya dari Liga Topskor, kemudian ke Badak Lampung, Persis Solo dan sekarang di Timnas U-19 seperti apa?

Setelah Liga 2 selesai, coach Jacksen (Tiago), selalu hadir menyempatkan lihat anak-anak muda. Akhirnya ada lima anak yang dipanggil ke tim senior. Mereka latihan bersama tim senior.

Mungkin coach Jacksen punya feeling sebagai pelatih, dia mendapat kesempatan tampil dalam uji coba (lawan Persebaya dan Bali United) sama Piala Presiden kemarin.

Dia naik karena etos kerjanya, selama di sini (Persis Solo) sama pelatih, di Persis Youth. Ketika dikasih kepercayaan coach Jacksen, kepercayaan yang diberikan bisa dia ambil.

Bisa dibilang Elite Pro ini ikut mengangkat para pemain muda ya, termasuk Zanadin Fariz?

Kalau bicara sekarang, sepak bola kan sebagai bagian industri. Klub sudah dijadikan sebagai perusahaan. Kalau bicara perusahaan kan harus menguntungkan.

Sekarang kan jadi menguntungkan. Dapat pemain kualitas bagus, kontraknya masih bagus (murah) dan ikatan jangka panjang. Zanadin itu kontrak panjang dengan Persis, antara empat sampai lima tahun.

Ketika berbicara itu, berarti Persis Youth ini bukan hanya mencari prestasi (di Elite Pro) ya, tapi menyiapkan pemain yang siap dipromosikan ke tim senior?

Otomatis dalam latihan, kita harus menyiapkan ke level profesional. Mereka harus disiapkan ke sana, bukan semata-mata datang, ambil bola, lalu main.

Makanya, ketika saya ada di Persis U-18, saya berusaha membantu yang senior. Bagaimana dengan low budget, bisa dapat pemain kualitas dan bisa berprestasi.

Ketika sekarang Zanadin jadi pembicaraan di nasional, apa harapan coach? Sebentar lagi akan ada Piala Dunia U-20 2023.

Saya berharap dia bisa memberikan yang terbaik. Setelah ini bisa menjaga yang sudah dipunya dan menaikkan lagi levelnya, supaya di Piala Dunia U-20 bisa masuk skuat Timnas. Ketika nanti dipercaya coach Jacksen, bisa memberikan penampilan terbaik di kompetisi Liga 1.

Ketika namanya sedang naik, coach tidak khawatir pemain terkena star syndrome?

Para pemain muda ini selalu sama saya. Saya dampingi mereka 24 jam. Saya selalu sampaikan bahwa saya pernah di Timnas, saya pernah jatuh.

Saya sampaikan bahwa dulu saya pernah ke Timnas (di usai 22 tahun), setelah itu tidak ke Timnas lagi kenapa? Itu yang selalu saya tekankan ke anak-anak didik saya. Saya tidak mau anak-anak ini seperti saya.

Saya tidak malu mengatakan itu. Ya namanya perjalanan hidup, makanya saya sekarang fokus di usia muda. Ya itu yang saya tekankan ke anak anak.

Sekarang ada target apa bersama Persis Solo U-16 dan U-18?

Saya pegang bersama sosok-sosok dari Solo, yang pernah jadi bagian dari Persis Solo. Ada Imam Rohmawan dan Johan (Setiawan). Tim U-16 dan U-18 ini rata-rata anak Solo. Mereka kita siapkan untuk menggantikan kakak-kakaknya yang ada di U-20. Saya ingin anak-anak yang dari Solo ini bisa seperti Zanadin. (Laporan Kontributor Putra Wijaya)

Timnas Indonesia U-19 Persis Solo Breaking News
Ditulis Oleh

Tengku Sufiyanto

Pencinta sepak bola Indonesia.
Posts

14.976

Bagikan