Cerita Masa Lalu Thomas Tuchel dengan Tim-tim Rival Chelsea

Arief HadiArief Hadi - Rabu, 27 Januari 2021
Cerita Masa Lalu Thomas Tuchel dengan Tim-tim Rival Chelsea
Thomas Tuchel (Twitter)

BolaSkor.com - Thomas Tuchel telah resmi menjadi pelatih Chelsea. Manajer asal Jerman berusia 47 tahun dikontrak selama 18 bulan dan menggantikan Frank Lampard yang baru ini dipecat. Tuchel jadi manajer asal Jerman pertama yang melatih The Blues.

Tuchel salah satu pelatih top di Eropa yang pernah melatih Borussia Dortmund dan PSG (Paris Saint-Germain).

"Thomas Tuchel ditunjuk sebagai Pelatih Kepala Chelsea yang baru. Dia pindah ke Stamford Bridge setelah dua setengah tahun menjadi juara Prancis dengan Paris Saint-Germain, yang berakhir bulan lalu," demikian pernyataan di situs resmi Chelsea.

"Dia akan menjadi orang Jerman pertama yang melatih Chelsea dan tiba setelah membawa PSG meraih empat titel utama dan (mencapai) final Liga Champions selama waktunya di Ibu Kota Prancis."

Baca Juga:

Resmi Tangani Chelsea, Thomas Tuchel Teken Kontrak 18 Bulan

3 Efek yang Dapat Diberikan Thomas Tuchel untuk Chelsea

Kutukan dan Tradisi Iringi Kedatangan Thomas Tuchel ke Chelsea

Thomas Tuchel langsung memimpin sesi latihan Chelsea

Tuchel mulai melatih pada 2007 dengan FC Augsburg II dan baru setelahnya melatih Mainz, Dortmund, dan PSG. Dalam 14 tahun karier kepelatihannya Tuchel sudah bertemu dengan banyak tim dan juga figur sepak bola.

Beberapa di antaranya merupakan tim-tim rival Chelsea saat ini di Premier League seperti Arsenal, Tottenham Hotspur, dan Manchester United. Pun demikian pertemuannya dengan kolega sesama Jerman, Jurgen Klopp.

Jadi cerita atau sejarah masa lalu Tuchel dengan mereka sudah terbentuk lama. Itu bisa dilihat dari komentar-komentarnya sebagaimana penjabaran di bawah ini:

1. Sindiran kepada Arsenal

Thomas Tuchel berbincang dengan eks pemain Arsenal, Henrikh Mkhitaryan

Pada 2018 lalu Thomas Tuchel bersama PSG melawan tim muda Arsenal di laga uji coba pramusim. PSG kalah 1-5 dan Tuchel menggunakan kesempatan itu dengan menyindir partisipasi Arsenal di Liga Europa, bukan Liga Champions.

Begini jawaban Tuchel kala ditanya apakah PSG kekurangan pemain kunci kala kalah dari Arsenal, "Ya, jelas. Saya pikir mereka (Arsenal) bermain di Liga Europa musim ini, bukan begitu?"

2. Aura Khusus Liverpool dan Manchester United

Man United dan Liverpool dua klub spesial dari Inggris

Di masa lalu Tuchel pernah bertemu dengan Liverpool dan Manchester United di Eropa. Sebelum berjumpa dengan MU pada 2019 Tuchel menilai Red Devils dan juga Liverpool memiliki aura spesial mengingat tradisi dan sejarah besar kedua klub.

"Kami belum banyak bermain di final atau semifinal sehingga terkadang sulit bagi kami untuk bermain melawan Liverpool atau Manchester United," terang Tuchel.

"Ada energi untuk klub-klub ini dan saya yakin itu benar-benar membuatnya lebih sulit. Itulah mengapa kami harus tetap bersama."

3. Kemarahan Jurgen Klopp

Thomas Tuchel dan Jurgen Klopp di masa lalu

Liverpool kalah 1-2 dari PSG di Liga Champions pada 2018. Jurgen Klopp mengeluhkan jalannya pertandingan dan terlihat marah, namun Tuchel menyindirnya dengan berkata ia juga marah apabila kalah di laga besar.

"Ketika saya kalah dalam pertandingan besar, saya marah dan selalu dalam suasana hati yang buruk, dan saya akan membicarakan hal-hal lain untuk mengalihkan perhatian dari tim saya juga," tutur Tuchel.

"Saya mendengar Jurgen memiliki pendapatnya dan itu bagus. Saya sedang berbicara tentang permainan."

"Saya tidak merasa ini masalah besar. Kami mengalami banyak pelanggaran. Anda tidak perlu melakukan banyak pelanggaran, terutama jika Anda tertinggal 0-1. Jika Anda tertinggal 0-1 maka jangan tidak melakukan 10 pelanggaran dalam 10 menit berikutnya."

"Saya tidak mengalaminya seperti ini. Jika ini pertandingan besar dan Anda kalah maka saya selalu dalam suasana hati yang buruk. Jadi jika dia, maka saya mengerti. Saya sangat mengenalnya dan saya tidak menganggapnya pribadi."

4. Suka Tottenham Hotspur

Thomas Tuchel dengan eks pelatih Tottenham, Mauricio Pochettino

Tottenham Hotspur adalah rival Chelsea di Premier League. Tuchel setidaknya harus memahami hal tersebut dan melupakan 'kecintaannya' kepada Tottenham.

"Sebagai anak kecil, di taman saya, ketika saya bermain (sepak bola) saya selalu (bermain) sebagai tim dari Bundesliga tetapi ada satu pertandingan ketika saya bermain sebagai Tottenham Hotspur karena saya sangat menyukai namanya," ucap Tuchel pada 2016 lalu.

"Staf pelatih dan staf di stadion dan ruang ganti dan bangku dan sebagainya, sungguh luar biasa. Dukungan dan atmosfer yang luar biasa, begitu banyak orang yang ramah, mereka membuat kami merasa diterima. Terima kasih banyak dan semoga sukses untuk klub."

5. 'Kecelakaan Mobil'

Thomas Tuchel

Pada 2019 di 16 besar Liga Champions PSG secara mengejutkan disingkirkan MU dengan agregat gol 3-3 (MU menang agresivitas gol tandang), padahal PSG sudah menang 2-0 di Old Trafford - kemudian MU menang 3-1 di Paris.

Tuchel menggambarkan momen comeback MU arahan Ole Gunnar Solskjaer itu bak kecelakaan mobil.

"Saya tiga hari di tempat yang gelap. Tempat yang benar-benar gelap tidak seperti sebelumnya karena saya tahu untuk apa kami bekerja. Saya tahu betapa sulitnya membangun ini, untuk mencapai titik ini dengan tim ini dan dengan klub," terang Tuchel.

"Sungguh, sangat banyak pekerjaan untuk mencapai level seperti itu untuk mengalahkan Liverpool, untuk menang di Beograd melawan Red Star, dan untuk pergi ke Manchester United dan menjadi tim Prancis pertama yang menang di sana dan memiliki performa seperti ini."

"Lalu kemudian kalah di leg kedua, rasanya seperti kecelakaan mobil, seperti berlari menembus lampu hijau dan tertabrak dari samping," tuturnya.

6. Kualitas Ole Gunnar Solskjaer

Thomas Tuchel dengan Ole Gunnar Solskjaer

Ole Gunnar Solskjaer kala masih aktif bermain diingat sebagai super-sub terbaik yang dimiliki MU. Peran itu dikenali betul oleh Tuchel yang memuji kualitas spesial itu, bahkan di kala Solskjaer jadi manajer klub.

"Lebih baik untuk selalu menyadari kualitas Ole Gunnar Solskjaer,” kata Tuchel. Dia menunjukkan banyak waktu, tidak hanya saat melawan Bayern, bahwa dia adalah super-sub dan dia adalah salah satu pemain kunci dari era terbesar di Manchester United."

"Dia adalah orang yang sangat setia pada tim, selalu siap membantu tim, apakah itu lima menit, 10 menit atau setengah jam."

"Ini adalah semangat yang membuatnya menjadi pemain hebat dan semangat yang akan saya gunakan untuk menggambarkan Manchester United. Mereka adalah klub yang kuat dengan sejarah yang kuat dan sangat normal jika kami menghormati kualitas mereka."

Breaking News Trivia Sepak Bola Chelsea Thomas Tuchel Premier League
Ditulis Oleh

Arief Hadi

Posts

12.249

Bagikan