Pelatih Persib Bandung Iri dengan Perlakuan PSSI kepada Persija Jakarta

Frengky AruanFrengky Aruan - Kamis, 01 Agustus 2019
Pelatih Persib Bandung Iri dengan Perlakuan PSSI kepada Persija Jakarta
Pelatih Persib Bandung, Robert Rene Alberts. (BolaSkor.com/Gigi Gaga)

BolaSkor.com - Pelatih Persib Bandung, Robert Rene Alberts sebut timnya mendapatkan perlakuan berbeda dari PSSI. Induk organisasi sepak bola Indonesia itu lebih mengutamakan Persija Jakarta.

Terbukti, tim berjulukan Maung Bandung itu diharuskan tetap bermain melawan Arema FC di Stadion Kanjuruhan Malang, Selasa (30/7) meski sebelum pertandingan dimulai suporter tuan rumah melakukan teror dengan menyalakan petasan dan kembang api. Sedangkan Persija Jakarta mendapatkan penjadwalan ulang untuk menjalani leg kedua babak final Piala Indonesia 2019.

"Mereka (PSSI) memberikan teguran, jika kita menolak bermain, maka akan ada hukuman berat untuk Persib. Tidak seperti tim lain (Persija) langsung mendapatkan re-schedule, padahal insidennya sama," ujar Robert di Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung, Rabu (31/7).

Padahal kata Robert, Manajemen PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) sudah merekomendasikan tim untuk pulang ke Surabaya karena tidak mendapatkan keamanan dan rasa nyaman dari panpel maupun pihak kepolisian Malang. Hal itu sudah sesuai dalam regulasi yang diterapkan PT Liga Indonesia Baru (LIB) dalam mengarungi Liga 1 2019.

Dari mulai bus mogok di tol menuju Malang dan mengakibatkan timnya batal menjalani latihan. Lalu mendapatkan teror usai melakukan ofisial training dan saat berada di hotel.

Baca Juga:

Kantor Persib Dilempari Telur dan Tomat, Robert Rene Alberts Beri Tanggapan

Arthur Cunha Jelaskan Selebrasi Gol Emosional ke Gawang Persib Bandung

"Saya pergi sendiri ke lobby hotel jam 2 pagi, dan bertanya ke staf hotel, di mana polisi? Karena semua pemain bangun. Saya telepon polisi tapi mereka tidak datang. Saya tunggu satu jam, polisi tidak datang. Jadi tak ada satupun pemain yang tidur malam itu, di hari pertandingan," tuturnya.

Selain teror, Persib juga dibingungkan dengan sikap kepolisian Malang yang tidak memberikan jaminan keamanan saat tim ingin berangkat ke Stadion Kanjuruhan Malang.

"Pemain juga keberatan kalau menggunakan barracuda dari Hotel ke Stadion. Sebab perlu waktu satu jam untuk sampai, sementara di dalam barracuda sangat sesak. Tidak seperti di Jakarta, hanya perlu waktu 10 menit dari hotel ke stadion," katanya.

Kondisi ini yang membuat para pemainnya tidak bergairah dalam menjalani pertandingan. Alhasil Persib kalah dengan skor telak 1-5.

"Jadi pemain tidak fokus karena kita harus cepat menuju stadion dan melakukan pemanasan. Ketika kita kemasukan dua gol cepat dalam lima menit, saya tahu alasannya. Kita tidak siap untuk bermain karena terganggu sejak dini hari," ucapnya.

Pelatih berusia 64 tahun ini pun meminta kepada bobotoh untuk memahami situasi yang dialami timnya hingga harus mengalami kekalahan dengan skor telak.

"Bobotoh tidak boleh balas dendam. Tapi harus pastikan bahwa hal ini tidak akan terjadi dimanapun lagi. Saya harap Bobotoh dan pendukung Persib lainnya bisa menyambut Arema ketika datang kesini. Tunjukan bahwa kita gak perlu lakukan cara yang sama untuk menang. Karena ini ada sepak bola," tegasnya.

Selain itu, Robert juga berharap PSSI lebih kuat dengan kejadian ini. Sebab bukan tidak mungkin akan ada korban atas kejadian ini.

"Kita tentu tidak ingin melihat siapapun meninggal lagi, karena sepak bola di Indonesia. Tapi aturan tidak berjalan begitu kuat dan tegas untuk menghentikan itu. Persib harus tetap berusaha, karena jika tidak Persib dapat hukuman. Karena kita tidak punya kekuatan untuk itu" pungkasnya. (Laporan Kontributor Gigi Gaga/Bandung)

Persib Bandung Persija jakarta Pssi Breaking News
Ditulis Oleh

Frengky Aruan

Posts

15.464

Bagikan