Andre-Pierre Gignac, Pesepak Bola Anti-Mainstream yang Cetak Sejarah bersama Tigres

Taufik HidayatTaufik Hidayat - Senin, 08 Februari 2021
Andre-Pierre Gignac, Pesepak Bola Anti-Mainstream yang Cetak Sejarah bersama Tigres
Andre-Pierre Gignac (Twitter)

BolaSkor.com - Nama Andre-Pierre Gignac yang mulai terlupakan kembali mencuri perhatian dalam sepekan terakhir. Pemain berkebangsaan Prancis tersebut tampil memukau di gelaran Piala Dunia Antarklub 2020.

Gignac adalah salah satu pesepak bola anti-mainstream yang memilih melawan arus. Ia rela meninggalkan gemerlapnya kompetisi Eropa demi memulai lembaran baru di Meksiko bersama Tigres UANL.

Berkarier di Eropa apalagi memperkuat klub-klub elite merupakan impian hampir seluruh pesepak bola di dunia. Gignac mampu mewujudkan hal itu setelah diboyong Olympique Marseille dari Toulouse pada musim panas 2010.

Baca Juga:

Thiago Alcantara, Perwujudan Filosofi Sepak Bola Pep Guardiola

Profil Brian Brobbey, Klien Terbaru Raiola yang Siap Jadi Rebutan

5 Hal Menarik tentang Bek Baru Liverpool, Ozan Kabak

Andre-Pierre Gignac saat membela Toulouse.

Sebagai pemain yang menimba ilmu sepak bola di akademi kurang terkenal seperti FC Lorient, sulit bagi Gignac untuk mencuri perhatian klub-klub besar. Awal karier profesionalnya dihabiskan dengan memperkuat tim-tim medioker seperti Pau FC dan Toulouse.

Setelah pindah ke Toulouse jelang musim 2007-2008, Gignac mulai merasakan atmosfer kompetisi Eropa seperti Liga Champions dan Piala UEFA. Namun ia sempat kesulitan menunjukkan performa terbaik.

Gignac akhirnya mampu merebut status sebagai penyerang utama Toulouse semusim berselang. Kepercayaan tersebut dibayarnya dengan gelar top skorer Ligue 1 usai mencetak 24 gol.

Gelar tersebut membuat Gignac mulai dikaitkan dengan klub-klub besar seperti Manchester United, Arsenal, Juventus, dan AC Milan. Pemain yang lahir di Martigues tersebut kemudian melakoni debut bersama timnas Prancis pada 2009 dan tampil di putaran final Piala Dunia setahun berselang.

Pada akhirnya, Marseille berhasil memenangi perburuan Gignac. Ia pindah pada musim panas 2010 dengan biaya transfer mencapai 18 juta euro.

Gignac menjalani masa-masa sulit selama dua musim perdananya di Marseille. Namun ia kembali bangkit hingga mampu bersaing dalam perburuan gelar top skorer.

Kontrak Gignac bersama Marseille berakhir pada musim panas 2015. Sejumlah klub Eropa bersaing untuk mendapatkan tanda tangannya.

Namun Gignac justru menjatuhkan pilihan kepada raksasa Meksiko, Tigres UANL. Sebuah pilihan yang sangat mengejutkan mengingat usianya saat itu baru 29 tahun.

Gignac memang bukan pesepak bola Eropa pertama yang berkarier di liga Meksiko. Pemain bernama besar seperti pep Guardiola, Emilio Butragueno, hingga Luis Garcia sudah lebih dulu melakukannya.

Namun ketiga pemain tersebut memilih melanjutkan karier ke Meksiko di penghujung kariernya. Tidak seperti Gignac yang tengah berada di usia emas.

“Liga Meksiko adalah salah satu kompetisi dengan banyak dipenuhi pemain belakang yang sangat tangguh dari Argentina, Kolombia dan Brasil. Di lini tengah ada beberapa pemain yang lebih kecil dan ada beberapa pencetak gol yang bagus," kata Gignac kepada ESPN.

"Ketika Anda melihat tim nasional Meksiko bermain, Anda berkata pada diri sendiri bahwa liga Meksiko tidak terlalu buruk. Saya juga berpikir begitu karena dari apa yang saya lihat setiap akhir pekan mereka sama bagusnya dengan beberapa klub Ligue 1."

Gignac nyaris memulai kiprahnya bersama Tigres dengan gemilang setelah membawa timnya tampil di final Copa Libertadores 2015. Sayang, River Plate mengubur mimpinya di laga puncak.

Namun Gignac menebus kegagalan tersebut dengan mempersembahkan tiga gelar Apertura liga Meksiko secara beruntun, dan satu trofi Clausura 2019. Ia juga selalu terpilih sebagai satu dari sebelas pemain terbaik sepanjang musim.

Meski begitu, kesuksesan Tigres di kancah domestik tercoreng dengan kegagalan mereka meraih trofi Liga Champions Concacaf meski tiga kali lolos ke final.

Dewi fortuna akhirnya mengiringi kiprah Tigres di ajang Liga Champions Concacaf edisi 2020. Meski terganggu pandemi virus corona, mereka mampu meraih gelar juara.

Pada laga final, Tigres menang dengan skor 2-1 atas Los Angeles FC yang diperkuat bomber timnas Meksiko, Carlos Vela. Gignac mencetak gol kemenangan enam menit jelang waktu normal berakhir.

Setelah menjadi yang terbaik di Concacaf, Tigres berhak berlaga di Piala Dunia Antarklub. Sebagai klub non-unggulan, mereka harus memulai turnamen dari babak awal menghadapi juara Asia, Ulsan Hyundai.

Gignac mencetak dua gol saat Tigres berhadapann dengan Ulsan.

Sempat tertinggal lebih dulu, Tigres akhirnya menutup laga dengan kemenangan 2-1 lewat dua gol yang diborong Gignac. Mereka pun berhak melaju ke semifinal dan berjumpa juara Copa Libertadores, Palmeiras.

Meski tak diunggulkan, Tigres mampu mengalahkan Palmeiras dengan skor tipis 1-0. Gignac lagi-lagi tampil sebagai pahlawan dengan mencetak satu-satunya gol.

Kemenangan tersebut tidak hanya membawa Tigres lolos ke final. Namun hal ini juga menjadi sebuah sejarah dalam sejarah sepak bola Concacaf.

Tigres menjadi tim pertama asal Concacaf yang mampu lolos ke final Piala Dunia Antarklub. Mereka mendobrak dominasi wakil Amerika Latin dan Eropa.

Pada laga final, Tigres kemungkinan besar akan berjumpa Bayern Munchen. Ketajaman Gignac tentu dibutuhkan The Tigers untuk kembali mencetak sejarah sebagai wakil Concacaf dan klub Meksiko pertama yang menjadi yang terbaik di dunia.

André-Pierre Gignac Tigres UANL Piala dunia antarklub Sosok Breaking News
Ditulis Oleh

Taufik Hidayat

Agen rahasia yang menyamar jadi kuli tinta.
Posts

6.516

Bagikan