Michael Robinson, Dikagumi di Inggris, dan Pandit Ternama yang Dicintai di Spanyol

Arief HadiArief Hadi - Rabu, 29 April 2020
Michael Robinson, Dikagumi di Inggris, dan Pandit Ternama yang Dicintai di Spanyol
Michael Robinson (Twitter)

BolaSkor.com - Annus horribilis. Katakanlah demikian untuk menggambarkan perjalanan awal 2020 sejauh ini. Mulai dari meninggalnya Kobe Bryant, Lorenzo Sanz, pandemi virus corona yang belum reda, hingga kematian Michael Robinson.

Saat ini bagi Anda yang suka menyaksikan aksi olah bola di atas rumput hijau bisa jadi tidak mengenal nama Robinson, maklum saja ia lebih sering beraksi di balik layar dan menghibur penonton dengan jenaka dan celotehannya yang lucu. Ya, Robinson adalah pandit dan komentator sepak bola di Spanyol.

Pada Selasa (28/04) waktu setempat Robinson dinyatakan meninggal dunia pada usia 61 tahun usai melawan kanker yang sudah dideritanya dari 2018. Keluarga mengonfirmasinya di media sosial.

Baca Juga:

Mantan Penyerang Liverpool Meninggal Dunia Akibat Kanker

Dampak Pandemi Corona, Liverpool Undur Perluasan Stadion Anfield

Jadi Antagonis pada Momen Steven Gerrard Terpeleset, Demba Ba Tak Mau Ambil Pusing

Michael Robinson dengan Liverpool

"Dengan kesedihan yang luar biasa, kami memberi tahu Anda tentang kematian Michael," demikian pernyataan dari keluarga Robinson.

"Kepergiannya meninggalkan kami dengan kekosongan yang besar, tetapi juga kenangan yang tak terhitung jumlahnya, penuh dengan cinta yang sama yang telah Anda tunjukkan padanya."

"Kami akan selamanya berterima kasih pada Anda karena membuat pria ini sangat, dia tidak pernah berjalan sendirian. Terima kasih."

Tidak pernah berjalan sendirian. Itu mengutip dari anthem Liverpool "You'll Never Walk Alone" atau Anda tidak pernah berjalan sendirian. Korelasinya tentu ada, Robinson adalah mantan striker Liverpool pada medio 1983-84.

Liverpool salah satu klub yang pernah diperkuatnya selain Preston North End, Manchester City, Brighton & Hove Albion, Queens Park Rangers (QPR), dan Osasuna.

Semusim Robinson diwarnai hal-hal positif yang berkesan, sebab ia berada dalam skuat legendaris yang berisikan Kenny Dalglish, Ian Rush, Graeme Souness, Steve Nicol, dan di musim itu juga meraih treble titel Divisi Satu (format sebelum Premier League), Piala Liga, dan Piala Eropa (format sebelum Liga Champions).

Graeme Souness dan Michael Robinson

Cadangan di Liverpool dengan materi lini depan seperti Dalglish dan Rush bukanlah suatu hal yang buruk - dalam kondisi prima keduanya akan selalu jadi teror bagi pertahanan lawan.

Robinson lebih melegenda dengan Brighton karena ia bermain di sana pada 1980-1983 dan mengenalkan namanya sebagai striker top di Inggris. Klimaksnya di final Piala FA 1982-83, Robinson memberi umpan cantik kepada Gordon Smith dan berbuah gol di menit 14.

Brighton menahan imbang Manchester United di final dengan skor 2-2. Namun di laga ulangan yang berlangsung di Wembley Brighton kalah telak 0-4 dan Brighton degradasi, lalu Robinson ke Liverpool.

Usai ke Liverpool Robinson bermain di QPR, pergi ke Spanyol, dan pensiun bersama Osasuna pada 1989. Robinson juga punya catatan 24 caps dan empat gol dengan timnas Republik Irlandia.

Karier yang Lebih Sukses di Spanyol

Tidak banyak pria yang cukup beruntung seperti Michael Robinson. Sukses dari segi raihan trofi bersama Liverpool, karier Robinson ketika memutuskan menjadi pandit sepak bola dan komentator di Spanyol justru lebih sukses.

Lahir di Leicester, Inggris, 12 Juli 1958, Robinson sama sekali tidak dapat berbicara dengan bahasa Spanyol. "Ketika saya datang ke Spanyol saya hanya bisa berbicara 'helo', 'selamat tinggal', 'terima kasih', 'bir', dan menghitung sampai lima," tutur Robinson.

Akan tapi berkat masa-masanya selama dua tahun membela Osasuna, lambat laun kecintaanya kepada Spanyol - yang dianggapnya sebagai rumah kedua - muncul. Dari Pamplona, Cadiz, hingga Spanyol berkat pekerjannya di media Canal+.

"Dia (Robinson) keturunan pelaut dari Armada Spanyol, karam di pantai barat Irlandia, tempat keluarga ibunya berasal. Dia melangkah lebih jauh dengan berinvestasi di klub dan menjadi direktur teknisnya."

Begitulah ucapan Alfredo Relano, penulis senior di AS yang juga rekan Robinson, ketika menggambarkan kecintaan Robinson dengan Cadiz. Robinson sampai memiliki teori (khayalan) jika ia keturunan Armada Spanyol dan Cadiz.

Perjalanan Robinson di media pasca pensiun bermain sepak bola sangat berwarna di Spanyol. Dari Radio Television Espanola, Canal+, hingga Setanta Sports. Seantero Spanyol menyukai karakternya yang jenaka ketika menjadi pembicara di televisi.

Michael Robinson populer di Spanyol

"Dia bahagia di antara kami orang Spanyol, dan membuat kami yang menikmati kebersamaannya juga senang. Jenaka, cerdas, komunikator alami, dengan rasa persahabatan dan spektakuler yang menjadikannya satu-satunya karakter (unik)," imbuh Alfredo dalam tulisannya di AS.

Bukti betapa besar namanya di Spanyol bisa terlihat dari ucapan duka yang muncul dari figur-figur Negeri Matador seperti Sergio Ramos, Thiago Alcantara, Xabi Alonso, dan Luis Garcia.

"Rest in peace Michael Robinson. Legenda Liverpool yang dikenal publik Spanyol di rumah dengan komentarnya yang fantastis setiap akhir pekan," ucap Garcia.

"Kami di FC Barcelona ingin menyampaikan belasungkawa terdalam kami atas meninggalnya Michael Robinson, seseorang yang mencintai sepak bola dan yang tahu bagaimana menjelaskannya dengan pengetahuan dan kecerdikan."

"Ia adalah pemenang Penghargaan Jurnalisme Internasional Vázquez Montalbán 2018. Beristirahat dengan damai (Robinson)," tambah Twitter resmi Barcelona.

Dua tahun silam Robinson pernah menuturkan semangatnya ketika divonis kanker. "Kanker mungkin membunuh saya, tetapi yang tidak akan dilakukan adalah membunuh saya setiap hari," ucap Robinson. Kanker membunuhnya, namun komentar-komentar legendarisnya di Spanyol tak akan lekang oleh waktu.

Breaking News Liverpool Spanyol Inggris Michael Robinson
Ditulis Oleh

Arief Hadi

Posts

12.174

Bagikan