Sepak Bola dan Adaptasi Manusia di Tengah Pandemi Virus Corona

Arief HadiArief Hadi - Jumat, 15 Mei 2020
Sepak Bola dan Adaptasi Manusia di Tengah Pandemi Virus Corona
Sepak bola dan virus corona (Twitter)

BolaSkor.com – Sudah dua bulan lebih manusia hidup berdampingan dengan virus corona di dunia. Virus dengan nama Covid-19 menyebar mulai dari Wuhan, China pada akhir tahun lalu dan sampai saat ini sudah menewaskan lebih dari 300 ribu orang di dunia dan kasus mencapai 4,2 juta orang.

Segala aktivitas telah dibatasi dengan adanya social distancing, physical distancing, dan isolasi diri apabila Pemerintah Negara menerapkan lockdown. Dua bulan berlalu setelah penyebarannya mewabah di dunia dan belum ada tanda-tanda Covid-19 hilang.

“Kita mendapati virus baru masuk ke populasi manusia untuk pertama kali dan oleh karena itu, sangat sulit untuk memprediksi kapan kita akan mengatasinya,” tutur Michael Ryan, Direktur Darurat WHO pada konferensi pers virtual di Jenewa, Swiss.

Baca Juga:

Revierderby, Kebencian Dua Kota yang Difasilitasi Sepak Bola

5 Bintang Bundesliga Musim Ini yang Terdengar Asing

5 Wonderkid Bundesliga Selain Erling Haaland dan Jadon Sancho

“Virus ini mungkin menjadi virus endemi lainnya di dalam masyarakat dan virus ini mungkin tidak akan pernah hilang.”

“HIV belum juga hilang - tapi kita telah menerima dan menghadapi virus itu," tambah Ryan.

Ilustrasi fans mengenakan masker untuk mencegah penyebaran virus corona

Virus ini mungkin tidak akan pernah hilang. Jadikan itu sebagai acuan maka manusia – mau tak mau – akan beradaptasi dengan dunia yang ‘baru’ ini. Sejarah telah memperlihatkan manusia selalu beradaptasi dengan lingkungan mereka tempat tinggal.

Charles Darwin memiliki teori “Survival of the fittest” yang artinya beradaptasi untuk bertahan hidup. Itu berbeda dengan istilah siapa yang kuat maka mereka yang akan bertahan hidup atau hukum rimba.

Teori Darwin itu sudah berjalan selama bertahun-tahun dan tidak salah sebab manusia memang beradaptasi dengan dunia tempat mereka tinggal. Saat ini proses adaptasi itu bisa dilihat dari kemajuan teknologi dan dunia virtual.

Tanpa harus meninggalkan rumah manusia bisa melakukan pertemuan melalui panggilan video, begitu juga metode-metode kuliah, sekolah, dan lainnya.

Memang masih ada beberapa penyesuaian yang harus dilakukan manusia dari aspek kebiasaan sehari-hari yang sudah mulai berkurang, misal bekerja di kafe, pertemuan langsung, dan lainnya, tapi begitulah proses adaptasi.

Virus corona telah memengaruhi banyak aspek kehidupan manusia, segala aspek itu akan beradaptasi, pun demikian sepak bola. Kompetisi-kompetisi ditunda namun lambat laun akan segera dimulai kembali, meski itu dalam kondisi yang berbeda.

Bundesliga salah satu liga top Eropa yang memainkan sepak bola di tengah pandemi

Bundesliga berlangsung di tengah Mei, LaLiga dan Premier League menargetkan memulai kembali kompetisi pada Juni dan juga Serie A. Sementara Eredivisie dan Ligue 1 memutuskan mengakhiri musim ini dengan kondisi yang berbeda.

Eredivisie berakhir tanpa ada juara dan tim-tim promosi serta degradasi, sedangkan Ligue 1 menahbiskan PSG (Paris Saint-Germain) sebagai juara musim 2019-20.

Dimulainya Bundesliga akan menjadi acuan bagi liga-liga Eropa lain yang masih memikirkan bagaimana menjalankan liga di tengah pandemi. Bundesliga akan dihelat kembali tanpa ada penonton di dalam stadion serta pengawasan ketat dari tim medis, khususnya dalam melihat gejala dan melakukan tes virus corona.

Sekali lagi, sepak bola juga beradaptasi dengan dunia baru dan hidup baru bersama virus corona. Tinggal masalah waktu sebelum sepak bola dimainkan kembali di dunia, sebab tidak ada kepastian kapan virus corona hilang.

MEInang Breaking News Bundesliga Bundesliga Jerman Virus Corona
Ditulis Oleh

Arief Hadi

Posts

12.174

Bagikan