Sudah Saatnya Indonesia Belajar dari LaLiga Cara Atasi Mafia Sepak Bola
BolaSkor.com - Pengaturan skor dan korupsi merupakan hal yang lekat dengan sepak bola Indonesia. Bukan bermaksud menjelek-jelekkan negara sendiri, tetapi memang itulah kenyataan yang terjadi saat ini.
Akhir 2018 skandal pengaturan skor mengguncangkan sepak bola Indonesia. Sejumlah nama besar disebut terlibat dalam kejadian memalukan tersebut, termasuk di antaranya adalah Ketua PSSI, Joko Driyono.
Integritas PSSI selaku induk olahraga menyepak bola itu pun mulai diragukan. Mosi tidak percaya terhadap PSSI menyeruak dari berbagai kalangan mulai dari fans hingga klub.
Sepak bola Indonesia yang sudah menuju arah lebih baik pun kembali mengalami kemunduran. Nama baik PSSI selaku empunya sepak bola Indonesia jatuh ke titik nadir.
Meski begitu, uluran tangan datang kepada PSSI untuk membersihkan sepak bola Indonesia dari para mafia pertandingan. Adalah LaLiga, satu di antara kompetisi terbaik yang siap mengungkap duri dalam daging itu.
Baca Juga:
Perkembangan Ekonomi LaLiga Naik 20,6 Persen dari Musim Sebelumnya
PSSI Berharap Liga 1 Masuk Lima Besar Kompetisi Elite di Asia Tahun 2022
Bukan tanpa alasan, hal itu karena LaLiga juga pernah mengalami masalah serupa soal pengaturan skor. Seperti di Indonesia, sejumlah nama top juga terlibat skandal tersebut.
Sebut saja Ander Herrera yang membela Manchester United dan eks penggawa Atletico Madrid, Gabi. Keduanya sempat terlibat skandal pengaturan gol ketika masih membela Real Zaragoza.
Kedua nama tersebut tentunya masih akrab di telinga pencinta sepak bola. Artinya, belum lama saat LaLiga mulai membersihkan sepak bola Spanyol dari skandal pengaturan skor.
Seperti diakui oleh representasi LaLiga di Indonesia, Rodrigo Gallego Abad, sepak bola Spanyol mengalami insiden itu sekitar lima tahun lalu. Namun, terbukti cara yang dilakukan oleh LaLiga berhasil.
"Masalah pengaturan skor bukan hanya terjadi di Indonesia. Di Spanyol, sempat ada kasus serupa. Tidak, saya tidak berbicara mengenai 10 atau 20 tahun lalu, tetapi skandal ini baru terjadi lima tahun silam," terang Rodrigo.
"Anda bisa mengingat Gabi yang sempat membela Atletico Madrid sebagai contoh. Dia terlibat kasus pengaturan skor ketika masih berseragam Real Zaragoza. Namun, kami bisa membersihkan semua itu dan kembali bangkit," lanjut pria asal Kota Madrid tersebut.