Perjalanan Dimitar Berbatov di Premier League, dari Cap Pemalas hingga Drama Sir Alex Ferguson

Yusuf AbdillahYusuf Abdillah - Senin, 04 Mei 2020
Perjalanan Dimitar Berbatov di Premier League, dari Cap Pemalas hingga Drama Sir Alex Ferguson

BolaSkor.com - Dimitar Berbatov sudah menjadi salah satu legenda hidup sepak bola yang berasal dari Bulgaria. Meski lama berkiprah di Bundesliga, Premier League membuatnya namanya melambung, meski harus menembuh jalan yang tidak mulus.

Berbatov pertama kali tiba di Inggris ketika bergabung ke Tottenham Hotspur dari Bayer Leverkusen pada 2006. Saat itu Berbatov dinilai sebagai selah satu penyerang berbahaya di Eropa. Akan tetapi, tidak semua pihak memiliki pandangan positif terhadap pemain kelahiran Blagoevgrad tersebut.

Gaya flamboyan membuat Berbatov acap disebut pemain yang malas. Namun, dalam wawancara dengan BBC Radio 5, Berbatov mengungkapkan bahwa dia memang sengaja tampil "malas-malasan". Menurutnya semua itu adalah bagian dari rencana permainannya.

Baca Juga:

Kilas Balik Ketika Sir Alex Ferguson Gagal Bujuk Cristiano Ronaldo Pilih Barcelona ketimbang Real Madrid

Nostalgia - Awal Kebencian Sir Alex Ferguson kepada Liverpool

Arsenal dan Manchester United, Dinasti yang Tak Sama Lagi Tanpa Arsene Wenger dan Sir Alex Ferguson

"Setiap orang berbeda dalam cara mereka melihat permainan dan bermain. Perbedaan saya adalah bahwa kadang-kadang Anda akan melihat saya mungkin tidak masuk ke dalam permainan, tetapi pada saat yang sama saya memindai lapangan untuk melihat di mana memposisikan diri pada saat yang tepat," jelas Berbatov.

"Ketika punya waktu dan ruang, saya memiliki lebih banyak waktu untuk memikirkan di mana harus meletakkan bola."

"Beberapa orang tidak memahaminya, tetapi jika cerdas, bahkan jika tak punya kecepatan, Anda masih bisa cepat. Anda dapat memposisikan diri lebih baik dan lebih berguna bagi tim Anda," lanjut Berbatov.

Jika melihat Berbatov tampil, dia terkesan minim berlari. Hal ini diakui sendiri oleh sang pemain. Menurutnya, dia merupakan orang terakhir yang berlari dalam timnya.

"Tapi di dalam kepala saya berlari. Dan ketika saya melihat seseorang dalam posisi yang lebih baik daripada saya, saya selalu memberikan bola. Tidak mementingkan diri sendiri."

"Tampaknya agak aneh, tetapi di setiap tim yang saya bela, Anda melihat gaya permainan saya dan kadang-kadang penonton tidak memahami itu dan mereka melihat saya seperti tidak membantu tim. Tapi kelamaan mereka bisa menerima karena menuai hasil"


Pindah ke Premier League

Berbatov hijrah ke Inggris setelah Tottenham Hotspur mendatangkannya dari Bayern Leverkusen senilai 10,9 juta poundsterling pada 2006. Semula Berbatov tidak pernah berpikir untuk bermain di Premier League.

Saat itu, Berbatov berharap bisa bergabung dengan klub raksasa Spanyol seperti Barcelona dan Real Madrid.

"Sejak kecil saya berharap Barcelona atau Real Madrid menginginkan saya. Tapi agen saya mengatakan, klub-klub itu tidak mengejar saya. Jadi jangan bermimpi," ujar Berbatov.

Sang agen kemudian mengatakan bahwa Tottenham ingin merekrutnya. Awalnya Berbatov tidak begitu antusias karena pengetahuannya soal Premier League masih terbatas.

"Saya tidak tahu banyak soal Premier League dan Spurs. Karena saya cuma fokus di dunia sendiri, di Jerman. Saya kemudian mulai mengikuti perkembangan Spurs dan suatu saat agen saya mengatakan sudah saatnya untuk pergi," kenang Berbatov.

Saat kali pertama tiba, Berbatov tekejut dengan permainan di Premier League. Dia mengaku butuh waktu untuk menyesuaikan diri dengan permainan di Inggris yang cepat dan sangat mengandalkan fisik.

"Saya melihat pemain yang tidak pernah saya lihat di Jerman. Mereka sudah seperti binaragawan. Saya sadar untuk bisa selamat saya harus menggunakan otak. Itu tantangan yang sangat berat buat saya."

Selain kendala fisik, Berbatov juga mengisahkan kesulitannya dalam beradaptasi dengan timnya. "Saya butuh beberapa bulan untuk siap dan agar bisa diterima rekan setim."

"Saya orangnya pemalu dan tidak banyak bicara. Bahkan dengan mitra di lini depan, (Robbie) Keane, kami jarang berbicara," tutur Berbatov.


Fergie di Old Trafford

Setelah enam musim bersama Tottenham, Berbatov hengkang ke Manchester United. Kala itu proses kepindahannya terbilang kontroversial.

Jelang dimulainya musim 2008-09, manajer Man United saat itu, Sir Alex "Fergie" Ferguson, mengatakan dirinya sangat berharap klub untuk mendatangkan Berbatov. Pernyataan Fergie tersebut langsung diprotes Tottenham. Klub asal London itu langsung melayangkan protes ke Premier League, meski Fergie membantah mengeluarkan pernyataan tersebut.

Pada akhirnya, di pengujung jendela transfer, Berbatov akhirnya memang hengkang ke Man United setelah membayar 30,75 juta poundsteling kepada Tottenham.

"Saya datang dari negara kecil dan berharap main di Inggris bersama satu klub saja, tapi kenyataannya berbeda," ujar Berbatov.

"Spurs memberi saya kesempatan untuk memperlihatkan kemampuan saya. Langkah berikut adalah untuk sukses bersama United."

"Saya tahu banyak orang yang kecewa, khususnya suporter Spurs. Tapi saya menjalani jalan saya sendiri. Saya tahu kesempatan seperti ini tidak akan datang lagi," lanjut Berbatov.

Berbatov mengaku berat meninggalkan Spurs, tapi kesempatan untuk dilatih oleh Ferguson tidak bisa dilewatkannya.

"Alex Ferguson baik kepada semua orang. Dia tahu menangani pemain secara individu. Dia tahu siapa pemain yang harus diperlakukan keras atau lembut. Dia tahu caranya."

Bagi Berbatov, di bawah Ferguson dia tampil lebih tenang dan penuh percaya diri. Dia percaya diri karena Fergie memercayainya.

"Bahkan dia tidak pernah meminta saya berubah. Dia memercayai saya dengan caranya sendiri," ujar Berbatov.

Setelah empat musim bersama United, Berbatov bergabung dengan Fulham, AS Monaco, PAOK, hingga memutuskan pensiun saat membela klub India Kerala Blansters.

Sepanjang kariernya, Berbatov total mencetak 281 gol dari 665 penampilannya di level klub. Sedangkan di tim nasional, pemain yang tujuh kali terpilih menjadi pemain terbaik Bulgaria itu mengoleksi 48 gol dari 78 penampilan. Jumlah yang menjadikannya sebagai pencetak gol terbanyak timnas Bulgaria sepanjang masa.

Kini Berbatov masih merintis karier pasca pensiun. Menjadi pelatih merupakan pilihan yang ada dalam rencananya.

"Tidak akan mudah. Semua pemain berpikir akan menjadi pelatih hebat, tentu itu tidak benar."

"Saya sudah memiliki lisensi A dan semoga bisa mendapatkan lisensi pro akhir tahun ini. Anda tidak tahu soal masa depan. Saya hanya bisa mempersiapkan diri. Jika masa depan saya menjadi pelatih, paling tidak saya sudah siap," Berbatov memaparkan.

"Saat ini saya masih ingin menghabiskan waktu bersama anak-anak dan keluarga."

Premier League Manchester United Tottenham Hotspur
Ditulis Oleh

Yusuf Abdillah

Posts

6.117

Bagikan